
kehamilan
Pengobatan Preeklamsia Sebelum Melahirkan, Yuk Rutin Kontrol ke Dokter
HaiBunda
Kamis, 26 May 2022 17:20 WIB

Jakarta - Berbagai masalah kesehatan mungkin terjadi pada ibu hamil, salah satunya preeklamsia. Ya, penyakit satu ini bisa sangat berbahaya untuk Ibu hamil (Bumil) dan bayinya.
Sebelum preeklamsia mengancam nyawa bunda dan bayi di kandungannya, kapan Bumil bisa mengenali gejalanya? Sayangnya, bumil sulit mengetahui gejala awal preeklamsia, apalagi beberapa gejalanya umum dialami wanita hamil seperti kepala pusing atau mual hingga nyeri.
Kalau ini kehamilan pertama Bunda, tentu akan kesulitan mengenali apakah ini gejala kehamilan biasa atau sesuatu yang dapat mengindikasikan masalah serius. Hubungi atau kunjungi dokter kandungan apabila bumil mengkhawatirkan gejala yang sedang dialami.
preeklamsia ini bisa terjadi lebih awal, atau setelah usia kehamilan 20 minggu, bahkan setelah melahirkan. Dan satu-satunya obat preeklamsia ini adalah dengan melahirkan.
Gejala preeklamsia
Dilansir Mayo Clinic, ciri khas preeklamsia adalah tekanan darah tinggi,kadar protein tinggi dalam urine yang mengindikasikan kerusakan ginjal (proteinuria), serta pembengkakan di kaki dan tangan Bumil.
Gejala ini mulai dari ringan hingga parah. Bahkan, ada juga bumil yang tak memperlihatkan gejala apapun. Namun, kunjungan rutin prenatal dapat mendeteksi tanda-tanda awal preeklamsia.
Beberapa gejala lain ini juga perlu Bumil perhatikan:
Penurunan kadar trombosit dalam darah (trombositopenia)
Peningkatan enzim hati yang menunjukkan masalah hati
Sakit kepala parah
Perubahan penglihatan, seperti penglihatan kabur, melihat bintik-bintik, atau sensitivitas cahaya
Sesak napas, disebabkan oleh cairan di paru-paru
Nyeri di perut bagian atas, biasanya di bawah tulang rusuk di sisi kanan
Mual atau muntah
- Pembengkakan di wajah atau tangan
Penyebab preeklamsia
Lantas, apa yang menyebabkan Bumil mengalami preeklamsia? Penyebab pastinya bisa disebabkan oleh beberapa faktor. Para ahli meyakini preeklamsia terjadi dimulai di plasenta, yakni organ yang memberi makan janin selama kehamilan.
Pada awal kehamilan, pembuluh darah baru berkembang untuk memasok oksigen dan nutrisi ke plasenta. Namun, pada Bumil dengan preeklamsia, pembuluh darahnya tampaknya tidak berkembang atau bekerja dengan baik. Akibatnya mempengaruhi sirkulasi di plasenta sehingga tekanan darah Bumil tidak teratur.
Dr. Mia Armstrong, dokter spesialis anak, mengatakan bahwa beberapa faktor risiko dapat meningkatkan peluang bumil terkena preeklamsia. Di antaranya yakni:
- Kehamilan kembar atau ganda
- Hamil di usia lebih dari 40 tahun
- Kehamilan yang pertama mengalami preeklamsia maka pada kehamilan selanjutnya berpotensi terulang
- Memiliki riwayat keluarga preeklamsia
- Mengalami obesitas.
Bumil yang memiliki riwayat kondisi kesehatan seperti tekanan darah tinggi, diabetes, penyakit ginjal, lupus, atau gangguan autoimun lainnya juga perlu waspada. Termasuk Bumil yang menggunakan teknik fertilisasi in Vitro.
Untuk pengobatan preeklamsia, klik halaman berikutnya Bunda.
Bunda, yuk download juga aplikasi Allo Bank di sini.
Ada beberapa cara mengatasi preeklamsia menurut dokter, simak
PENGOBATAN PREEKLAMPSIA
Preeklamsia/ Foto: Getty Images/iStockphoto/Makidotvn
Kecia Gaither, MD, MPH, FACOG, Direktur layanan perinatal di Lincoln Medical and Mental Health Center, NYC, mengatakan, satu-satunya obat untuk preeklamsia yakni dengan melahirkan. Dokter akan berbicara tentang kapan ibu hamil harus melahirkan dengan melihat kondisi bayi serta tingkat keparahan preeklamsia.
"Jika bayi Anda telah berkembang dengan baik, biasanya pada 37 minggu atau lebih, dokter Anda mungkin ingin menginduksi persalinan atau melakukan operasi caesar. Ini akan mencegah preeklamsia menjadi lebih buruk," kata Gaither dilansir WebMD.
Namun apabila bayi belum cukup bulan, Bumil dan dokter mungkin dapat mengobati preeklamsia ringan sampai bayi cukup berkembang untuk dilahirkan dengan aman. Semakin dekat kelahiran dengan tanggal jatuh tempo, semakin baik untuk bayi.
Jika Bumil mengalami preeklamsia ringan, yang juga dikenal juga dengan preeklamsia tanpa gejala yang parah, dokter mungkin akan meresepkan beberapa hal ini:
Istirahat di tempat tidur, baik di rumah atau di rumah sakit. Bumil diminta beristirahat dengan menyamping ke kiri.
Memantau dengan monitor detak jantung janin dan sering dilakukan ultrasound.
Obat untuk menurunkan tekanan darah.
Tes darah dan urine.
- Dokter mungkin juga meminta Bumil untuk menginap di rumah sakit sehingga dapat diawasi.
Apabila Bumil dirawat di rumah sakit, dokter akan memberikan obat untuk membantu mencegah kejang, menurunkan tekanan darah, dan mencegah masalah lain. Untuk perkembangan lebih cepat paru-paru bayi akan diberikan suntikan steroid
Beda halnya jika Bumil dengan preeklamsia berat, dokter mungkin perlu segera melahirkan bayi, bahkan jika sebelum cukup bulan. Setelah itu, gejala preeklamsia akan hilang dalam 1 hingga 6 minggu tetapi bisa bertahan lebih lama.
Bagaimana mencegah preeklamsia? Sebelum Bunda hamil, apalagi kehamilan sebelumnya mengalami preeklamsia, ada baiknya Anda menjaga kesehatan sebaik mungkin. Bicaralah dengan dokter kandungan tentang mengelola kondisi apa pun yang meningkatkan risiko preeklamsia.
Waspadai juga preeklamsia setelah melahirkan, bahkan jika kehamilan Bunda tanpa komplikasi. The National Institute of Child Health and Human Development melaporkan bahwa preeklamsia postpartum biasanya terjadi antara 48 jam dan 6 minggu setelah melahirkan.
Tetap jaga kesehatan ya Bumil!
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT

Kehamilan
7 Gejala Preeklamsia Ringan & Berat, Segera Hubungi Dokter Sebelum Memburuk

Kehamilan
Preeklamsia Bisa Dicegah, Kenali 8 Faktor Risikonya Bun

Kehamilan
Benarkah Preeklamsia Saat Hamil Berisiko Membuat Bunda Stroke?

Kehamilan
Penyebab Hamil dengan Preeklamsia Bahayakan Ibu dan Janin

Kehamilan
Studi: Preeklamsia Terkait dengan Penyakit Ginjal


7 Foto
Kehamilan
Intip 7 Potret Baby Moon Siti Badriah di Bali, Seru Bareng Suami Bun
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda