Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

kehamilan

Berapa Kali Sebenarnya Seorang Bunda Bisa Jalani Operasi Caesar?

Khesedtov Bana   |   HaiBunda

Minggu, 19 Jun 2022 12:00 WIB

Young Asian mother getting an ultrasound and check up during her pregnancy.
Berapa Kali Sebenarnya Seorang Bunda Bisa Jalani Operasi Caesar?/Foto: Getty Images/FatCamera

Melahirkan secara normal merupakan cara alami yang akan dijalani setiap ibu. Namun, dalam prosesnya terkadang dokter memiliki pertimbangan-pertimbangan lain sehingga Bunda pun direkomendasikan melakukan operasi caesar.

Kedua prosedur persalinan itu sebenarnya tidak berbeda, masing-masing memiliki kekurangan dan kelebihan. Namun memang, operasi caesar kerap kali dikaitkan dengan proses pemulihan yang lebih lama jika dibandingkan dengan melahirkan secara normal.

Setiap prosedur caesar, dapat meningkatkan resiko komplikasi baik pada ibu maupun bayi. Melansir dari Romper, terdapat beberapa alasan bagi dokter kandungan untuk lakukan operasi caesar pada Bunda, seperti:

1. Mengandung bayi kembar

Mengandung bayi lebih dari 1 harus melihat posisi kedua bayi, Bunda. Jika hanya salah satu yang menghadap ke bawah, harus dilakukan prosedur caesar. Sedangkan, bila kondisi kedua bayi menghadap ke bawah dan Bunda siap melahirkan secara normal, tetap harus bicarakan setiap kemungkinan bersama dokter, ya Bunda.

Banner Buah yang Bagus untuk JaninBuah yang Bagus untuk Janin/ Foto: HaiBunda/ Annisa Shofia

2. Posisi bayi yang sungsang

Dr. Geeta Sharma, mengungkapkan jika posisi bayi tidak menghadap ke bawah, operasi caesar bisa disarankan. Hal ini berkaitan dengan studi yang dirilis pada 2000, terkait tingkat keselamatan bayi sungsang untuk lahir lebih tinggi melalui prosedur caesar.

3. Memiliki penyakit bawaan

Seiring dengan perkembangan kesehatan janin, dokter juga akan mempertimbangkan kesehatan Bunda sebelum melahirkan. Dr. Clarel Antoine, menerangkan wanita dengan kondisi kesehatan khusus, seperti penyakit jantung, darah tinggi,  diabetes, atau epilepsi akan lebih baik melahirkan melalui prosedur caesar. 

Operasi caesar juga disarankan, jika Bunda memiliki infeksi menular seksual, seperti HIV atau herpes kelamin yang bisa ditularkan pada bayi jika melakukan lahiran secara normal. 

4. Bayi memiliki penyakit bawaan

Jika janin memiliki penyakit jantung bawaan atau kelebihan cairan pada otak, Dr. Clarel Antoine mengungkapkan akan lebih baik dilahirkan melalui operasi caesar. Bunda bisa mengetahui kondisi bayi saat melakukan tes sebelum melahirkan untuk melihat apakah bayi memiliki masalah genetik atau anatomis tertentu.

5. Persalinan tidak berjalan lancar

Ada kalanya proses proses persalinan berjalan sangat lama, bahkan seakan mengulur waktu dan tidak sesuai dengan rencana, dokter akan segera menyarankan operasi caesar. Biasanya hal ini karena posisi bayi yang tidak kunjung berubah, atau bagian bukaan serviks tertahan.

6. Komplikasi pada plasenta

Jika plasenta alami masalah pada rahim atau adanya malafungsi, Bunda kemungkinan akan melahirkan melalui proses caesar. Bila posisi plasenta ada di bagian bawah rahim, posisi tersebut akan timbulkan masalah bagi kehamilan Bunda. Atau kasus plasenta previa dengan plasenta tumbuh di atas bukaan jalan lahir rahim sehingga menghalau akses bayi pada jalan lahir.

Lalu berapa kali kah sebenarnya seorang wanita bisa menjalani operasi caesar? Simak di halaman selanjutnya ya Bunda.

Bunda, yuk download aplikasi digital Allo Bank di sini. Dapatkan diskon 10 persen dan cashback 5 persen.

Saksikan juga yuk video tentang 5 tips kurangi rasa nyeri setelah jalani operasi caesar

[Gambas:Video Haibunda]




BERAPA KALI BUNDA BOLEH JALANI OPERASI CAESAR?

Team of doctors and nurses wear masks and gloves and prepare for surgery.

Berapa Kali Sebenarnya Seorang Bunda Bisa Jalani Operasi Caesar?/Foto: iStock

Apakah Bunda sebelumnya sudah pernah lakukan operasi caesar? Riwayat melakukan operasi caesar dapat menjadi pertimbangan dokter untuk kembali lakukan prosedur tersebut.

Menyadur Romper, Dr Barbara McLaren menerangkan biasanya dokter akan memberikan pilihan pada Bunda untuk melakukan caesar atau mencoba vaginal birth after caesarean (VBAC), yaitu lahiran normal setelah caesar.

Setelah melakukan operasi caesar, tingkat risiko alami robeknya dinding rahim meningkat jika dibandingkan dengan ibu yang belum pernah lakukan prosedur caesar. Dokter kandungan pasti akan membantu Bunda menjelaskan risiko-risiko yang ada, sesuai dengan pilihan dan kondisi kehamilan Bunda.

Timothy J. Rafael, salah seorang obgyn bersertifikat asal New York, menerangkan tidak ada angka aman bagi seorang ibu untuk kembali lakukan proses caesar. Seorang ibu bisa melakukan 2-3 kali operasi caesar, namun tingkat risiko komplikasi akan terus meningkat tiap kali prosedur dilakukan. Tak sedikit, ibu yang alami komplikasi pada prosedur caesar kedua mereka.

Ada beberapa risiko yang harus Bunda ketahui, jika memilih prosedur caesar untuk kedua kalinya, seperti robeknya dinding rahim, pendarahan sehingga harus melakukan transfusi darah, infeksi kandung kemih atau usus, histerektomi, posisi plasenta yang tidak normal, melengketnya dua organ (adhesi), hernia, endometriosis, dan lainnya.


(pri/pri)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda