
kehamilan
Bunda Pemilik Mata Minus, Haruskah Melahirkan secara Caesar?
HaiBunda
Selasa, 07 Jun 2022 18:20 WIB

Jakarta - Saat hamil, biasanya seorang ibu akan berusaha untuk bisa melahirkan secara normal. Namun, sayangnya ada beberapa kondisi dalam kehamilan yang membuat Bunda sebaiknya menghindari persalinan normal, salah satunya adalah mata minus.
Sayangnya, Bunda dengan mata minus tinggi tidak disarankan melahirkan normal. Karena, ada bahaya yang mengintai jika bumil bermata minus tinggi tetap melahirkan normal.
Miopia pada ibu hamil
Namun, ada berbagai pendapat tentang rekomendasi pada bumil dengan miopia terutama yang miopia tinggi.
Apa itu Miopia? bumil dengan miopia atau rabun jauh dapat melihat objek di sekitar dengan jelas, tetapi objek di kejauhan tampak buram.
Menurut National Eye Institute, miopia terjadi ketika bola mata terlalu panjang atau kurva kornea atau lensa tidak teratur. Kondisi tersebut menyebabkan sinar cahaya membelok secara tidak benar, memfokuskan gambar di depan retina, bukan di atasnya.
Siapa saja dapat menderita miopia, tetapi risikonya meningkat jika Bunda memiliki anggota keluarga yang juga menderita miopia. Biasanya dimulai antara usia 6 dan 14 tahun dan mungkin memburuk sampai awal 20-an.
“Membiarkan miopia tidak terkelola dapat menyebabkan komplikasi kesehatan mata yang parah di kemudian hari, termasuk katarak, glaukoma, dan degenerasi makula, jadi penting untuk memperlambat perkembangan miopia selama tahun-tahun pertumbuhan mata yang cepat,” kata Nathan Bonilla-Warford, OD, seorang dokter mata di Bright Eyes di Tampa, dikutip dari WebMD.
Nah, miopia yang tinggi itu yang seperti apa? Menurut American Association for Pediatric Ophthalmology & Strabismus, dokter umumnya mendefinisikan miopia tinggi sebagai rabun jauh -6 dioptri atau lebih tinggi.
Miopia dibagi menjadi 3 tingkat keparahan tergantung pada derajat kelainan refraksi:
- Miopia rendah <−3 diopters sphere (DS)
- Miopia sedang dari 3 DS hingga 6 DS
- Miopia tinggi ≥−6 DS
Asosiasi juga mencatat bahwa miopia tinggi sering terjadi pada orang yang sudah lama minusnya, dan biasanya muncul selama masa kanak-kanak.
“Penelitian telah menunjukkan bahwa semakin dini timbulnya miopia, semakin besar kemungkinan seorang anak menjadi sangat rabun,” tambah Warford.
Dilansir Nature, kehamilan memang dapat memengaruhi mata. Beberapa wanita mengalami perubahan penglihatan selama kehamilan. Tapi beberapa tahun belakangan dengan operasi caesar terkait miopia meningkat lebih dua kali lipat. Apa penyebabnya?
Operasi caesar bukan berarti tanpa risiko. Ini merupakan operasi besar dan banyak risikonya, termasuk kematian ibu, pendarahan dan ruptur uteri dan, pada kehamilan berikutnya, kelahiran mati, atau kelahiran prematur.
Para peneliti di Rumah Sakit Klinik Universitas Rijeka di Kroasia, misalnya, berusaha menemukan jawaban penyebab meningkatkan melahirkan dengan caesar.
Ternyata, selama periode 10 tahun di rumah sakit, wanita dengan miopia 1,5 kali lebih mungkin melahirkan melalui operasi caesar daripada wanita yang tidak miopia. Wanita yang membutuhkan lensa tebal hampir empat kali menjalani operasi caesar.
Apa yang membuat tak disarankan persalinan pervaginam? Miopia terutama yang tinggi dikhawatirkan akan menyebabkan ablasi retina regmatogen. Kondisi ini menyebabkan retina terpisah dari lapisan di bawahnya, di bagian belakang mata, yang dapat menyebabkan kehilangan penglihatan permanen atau kebutaan.
"Namun, secara mekanis atau fisiologis, tidak ada hubungan yang mendukung hal ini," kata Samer Elsherbiny, konsultan ahli bedah mata di Rumah Sakit Warwick, Inggris. “Ini adalah mitos urban yang umum.”
Sayangnya, kata Elsherbiny, mitos itu bertahan karena beberapa alasan. Orang yang miopia tinggi dapat memiliki retina yang lebih tipis, yang dapat lebih mudah robek jika ada perubahan bahan seperti gel di dalam mata, yang disebut humor vitreus, yang menyebabkan pelepasan.
Tetapi meskipun tekanan vena di mata meningkat ketika bumil mendorong atau mengejan saat melahirkan, jelas Elsherbiny, tekanan ini tidak berpengaruh pada humor vitreous.
Dalam laman Medcrave Online, jurnal berjudul Congenital myopia complicating pregnancy: A rare case and mini-review of the literature menjelaskan hipotesis ini didukung bukti adanya peningkatan tekanan intraokular selama tahap kedua persalinan, mengakibatkan badan vitreus yang ditekan ke retina, mengurangi risiko robekan retina dan ablasi retina.
Namun, memperpendek waktu persalinan dengan melakukan persalinan instrumental tak terbukti memberikan manfaat apa pun.
Menurut studi, pada operasi caesar pasien miopia ada indikasi Neovaskularisasi koroid (NVK), yang menyebabkan perdarahan sub retina dengan kehilangan penglihatan akut.
Dan masih kontroversial apakah glaukoma harus menjadi indikasi caesar karena manuver Valsava selama persalinan normal pervaginam mempengaruhi tekanan intraokular (IOP).
Kita lanjut ke halaman berikutnya ya.
Bunda, yuk download aplikasi digital Allo Bank di sini. Dapatkan diskon 10 persen dan cashback 5 persen.
Saksikan juga yuk video tentang pantangan makanan bagi Bunda yang baru saja menjalani operasi caesar:
BUMIL DENGAN MIOPIA OPERASI CAESAR VS NORMAL?
Bunda Pemilik Mata Minus, Haruskah Melahirkan secara Caesar?/Foto: Getty Images/iStockphoto/Vasyl Dolmatov
Bumil yang memiliki masalah mata tentu mempunyai pertanyaan yang sama, bisa melahirkan normal atau harus caesar? Sayangnya tidak ada jawaban sederhananya. Semuanya sangat tergantung dari sejumlah aspek.
Misalnya saja kondisi fundus mata dan retina, kondisi umum, usia, dan masih banyak lagi. Operasi caesar itu berisiko 12 kali lebih tinggi jika dibandingkan dengan kelahiran alami. Karena itulah operasi tersebut dilakukan hanya jika diindikasikan secara ketat.
Biasanya, operasi caesar itu jika kelahiran alami tidak memungkinkan atau membahayakan ibu dan bayinya. Namun, kasus distrofi retina sering menjadi alasan dilakukan caesar. Ini karena risiko ablasio retina pada wanita yang mengalami miopia dan kelainan fundus mata sangat meningkat selama kelahiran alami akibat fluktuasi tekanan darah yang besar.
Sebenarnya, kondisi retina tidak selalu bergantung pada derajat miopia. Seringkali miopia tinggi tidak mempengaruhi retina, tanpa pra-ruptur dan perubahan distrofi yang progresif. Dan sebaliknya, miopia rendah 1 sampai 3 D dapat membuat lokus distrofik pada fundus.
Jika ingin mencegah kemungkinan komplikasi mata selama kehamilan dan melahirkan, periksakan retina secara khusus.
Dokter mata sangat menyarankan untuk memeriksakan penglihatannya pada minggu ke 10 sampai 14 kehamilan terlepas dari penglihatan normal dan keluhan apapun. Jika hasil diagnosa tidak menemukan kesalahan, pemeriksaan selanjutnya harus dijadwalkan mendekati akhir kehamilan, yaitu minggu ke 32-36.
Jika Bunda memiliki miopia, dokter mata bisa saja meminta memeriksa mata setiap bulan. Jangan lupa Bun, seluruh tubuh wanita itu berubah selama kehamilan, termasuk penglihatan. Karena itu Bunda perlu memperhatikan khusus sistem visual
Mengejan saat persalinan normal
Selama persalinan, wanita sering didorong untuk melakukan manuver Valsava - pernapasan paksa saat saluran udara tertutup - untuk meningkatkan tekanan dada dan perut untuk mendorong.
Peningkatan tekanan ini tidak menyebabkan ablasi retina, tetapi dapat menyebabkan kapiler di mata pecah dan mempengaruhi penglihatan, suatu kondisi yang dikenal sebagai retinopati Valsava. Tetapi umumnya tidak serius dan biasanya hilang dengan sendirinya.
Janet Sunness, spesialis retina dan direktur medis dari Richard. E. Layanan Rehabilitasi Penglihatan Rendah Hoover di Towson, Maryland, mengatakan bahwa wanita hamil dengan masalah mata yang sudah ada sebelumnya seperti retinopati diabetik, suatu kondisi yang disebabkan tingginya kadar gula dalam darah yang merusak retina, tidak direkomendasikan secara rutin operasi caesar.
Nasihat ini juga berlaku untuk wanita dengan tahap penyakit yang lebih lanjut, ketika pembuluh darah abnormal dapat menyebabkan perdarahan atau ablasi retina. “Buktinya tidak cukup kuat bagi mereka untuk menjalani operasi Caesar,” kata Sunness.
Tetapi kurangnya bukti tidak mencegah banyak bumil melakukan operasi caesar karena kondisi matanya.
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT

Kehamilan
Ingin Melahirkan Normal setelah Caesar? Bisa kok Bun dengan Prosedur VBAC

Kehamilan
Tetap Aktif Bunda! 5 Jenis Olahraga untuk Usia Kehamilan Trimester Ketiga

Kehamilan
Kenali Penyebab dan Cara Mengatasi Varises pada Ibu Hamil di Trimester 3

Kehamilan
3 Olahraga yang Aman dilakukan Ibu Hamil #DiRumahAja Saat Trimester Tiga

Kehamilan
Perkembangan Pesat Janin Tiap Minggu Selama Trimester Tiga


7 Foto
Kehamilan
7 Potret Acara Siraman Tujuh Bulanan Ria Ricis, Terlihat Cantik dan Tersenyum Bahagia
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda