KEHAMILAN
Cairan Ketuban Ternyata Miliki Peran Penting lho untuk Perkembangan Janin
Humidatun Nisa' | HaiBunda
Selasa, 19 Jul 2022 19:33 WIBPertumbuhan janin di dalam perut tak terlepas dari peran penting cairan ketuban. Apakah itu cairan ketuban dan apa saja perannya dalam perkembangan janin dalam tubuh Bunda?
Menurut Medicalnewstoday, pada mulanya cairan ketuban terdiri dari air dari tubuh ibu, tetapi secara bertahap, proporsi yang lebih besar terdiri dari urine bayi. Di dalamnya mengandung nutrisi penting, hormon, dan antibodi yang membantu melindungi bayi dari benturan dan cedera.
Jika kadar cairan ketuban terlalu rendah atau terlalu tinggi, ini bisa menimbulkan masalah. Yuk kita ketahui serba-serbi cairan ketuban pada kehamilan.
Warna cairan ketuban
Cairan ketuban adalah cairan bening berwarna kuning yang ditemukan dalam 12 hari pertama setelah pembuahan di dalam kantong ketuban. Cairan ini mengelilingi bayi yang sedang tumbuh di dalam rahim.
Bila cairan ketuban berwarna hijau atau cokelat, ini menandakan bahwa bayi telah mengeluarkan mekonium sebelum lahir. Mekonium adalah istilah untuk buang air besar janin yang pertama.
Mekonium dalam cairan bisa menjadi masalah. Ini dapat menyebabkan masalah pernapasan yang disebut sindrom aspirasi mekonium yang terjadi ketika mekonium memasuki paru-paru. Dalam beberapa kasus, bayi akan memerlukan perawatan setelah mereka lahir.
Fungsi cairan ketuban
1. Melindungi janin
Cairan melindungi bayi dari tekanan luar, bertindak sebagai peredam kejut.
2. Kontrol suhu
Cairan melindungi bayi, menjaganya tetap hangat dan mempertahankan suhu yang teratur.
3. Pengendalian infeksi
Cairan ketuban mengandung antibodi.
4. Perkembangan paru-paru dan sistem pencernaan
Dengan bernapas dan menelan cairan ketuban, bayi berlatih menggunakan otot-otot sistem ini saat mereka tumbuh.
5.Perkembangan otot dan tulang
Saat bayi mengapung di dalam kantong ketuban, ia memiliki kebebasan untuk bergerak, memberi kesempatan pada otot dan tulang untuk berkembang dengan baik.
6. Pelumasan
Cairan ketuban mencegah bagian tubuh seperti jari tangan dan kaki tumbuh bersama. Pelengketan dapat terjadi jika kadar cairan ketuban rendah.
7. Dukungan tali pusat
Cairan di dalam rahim mencegah tali pusat tertekan. Tali pusat ini mengangkut makanan dan oksigen dari plasenta ke janin yang sedang tumbuh.
Normalnya, tingkat cairan ketuban paling tinggi sekitar minggu ke 36 kehamilan, berukuran sekitar 1 liter. Tingkat ini menurun saat kelahiran semakin dekat.
Bila kantong ketuban pecah
Saat ketuban pecah, kantong ketuban robek. Cairan ketuban yang terkandung di dalam kantong kemudian mulai bocor keluar melalui serviks dan vagina.
Menurut Today's Parent, hanya sekitar 15 persen ketuban pecah saat awal persalinan. Ketika ini terjadi, inilah saatnya untuk menghubungi penyedia layanan kesehatan karena persalinan mungkin sudah dekat.
Dalam ulasan lain oleh Verywellfamily, menyebutkan jika dari semua keajaiban tubuh manusia, cairan ketuban layak mendapat tempat khusus. Sebab fungsi sentralnya untuk pertumbuhan, perkembangan, dan keselamatan janin sebelum kelahiran, cairan ketuban dibuat dari plasma orang tua mulai sekitar hari ke-12 setelah pembuahan.
Pada minggu kedelapan kehamilan, ginjal bayi mulai membuat urine. Cairan ketuban terdiri dari lebih sedikit plasma orang tua dan lebih banyak urine janin sampai lahir.
Agar cairan dapat menjalankan semua fungsinya dengan baik, harus ada volume tertentu selama kehamilan. Terlalu banyak atau terlalu sedikit cairan ketuban akan menyebabkan masalah bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi.
Volume ideal cairan ketuban
Untuk memastikan volume air ketuban dalam ukuran yang tepat. Bunda harus melakukan pengecekan dengan petugas medis. Sebab kekurangan atau kelebihan cairan ketuban, atau bahkan dalam ukuran sesuai kebutuhan, semua dapat terdiagnosis melalui Ultrasonografi atau USG.
USG biasanya digunakan untuk menentukan volume cairan ketuban dengan salah satu dari dua pengukuran: indeks cairan ketuban atau amniotic fluid index (AFI), kantong terdalam tunggal atau single deepest pocket (SDP), juga dikenal sebagai kantong vertikal maksimum atau maximum vertical pocket (MVP).
Normalnya, air ketuban berwarna jernih kekuningan dengan volume sekitar 60 mililiter (mL) saat kehamilan berusia 12 minggu, 175 mL ketika usia kandungan 16 minggu, dan 400–1.200 mL di usia kehamilan 34–38 minggu.
Terdapat beberapa kondisi cairan ketuban tidak normal sebagai berikut:
1. Polihidramnion atau air ketuban terlalu banyak
Penyebab air ketuban terlalu banyak belum diketahui secara pasti. Namun, ada beberapa faktor risiko yang berkaitan dengan polihidramnion, di antaranya:
- Kelainan bawaan pada janin, seperti ketidakmampuan janin menelan air ketuban dan membuangnya
- Ibu hamil menderita penyakit diabetes
- Kondisi hamil kembar yang disertai dengan sindrom transfuse kembar ke kembar.
- Rhesus darah antara ibu dan janin berbeda
- Masalah pada jantung bayi, seperti kelainan jantung bawaan.
- Infeksi dalam kehamilan
2. Oligohidramnion atau air ketuban terlalu sedikit
Kondisi ini lebih rentan terjadi pada trimester akhir kehamilan. Faktor pemicunya adalah:
- Komplikasi kehamilan, seperti hipertensi, dehidrasi, preeklamsia, dan diabetes
- Kehamilan lewat bulan atau usia kehamilan melebihi 42 minggu
- Konsumsi obat-obatan tertentu, seperti angiotensin-converting enzyme (ACE)
- Solusio plasenta
- Selaput ketuban pecah
- Masalah pada janin, seperti kelainan genetik
3. Ketuban pecah dini
Ketuban pecah dini sering kali tidak diketahui penyebabnya, tetapi ada beberapa faktor risiko yang diduga bisa menjadi pemicunya, yaitu:
- Infeksi pada vagina, rahim, atau leher rahim
- Kebiasaan merokok
- Riwayat operasi atau biopsi leher rahim
- Riwayat kondisi serupa pada kehamilan sebelumnya
- Kantong ketuban terlalu meregang karena polihidramnion atau sebab lain
4. Air ketuban berwarna tidak normal
Air ketuban berwarna tidak normal seperti kehijauan atau kecokelatan, bercampur dengan banyak darah, bertekstur kental, dan berbau busuk, bisa menandakan kelainan pada janin atau infeksi pada ketuban.
Cara agar volume air ketuban tetap normal
Seperti diulas Parenting Firstcry, berikut ini beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menjaga agar air ketuban tetap normal atau cukup.
1. Banyak minum air putih
Banyak penelitian merekomendasikan, hidrasi sangat membantu untuk meningkatkan kadar cairan ketuban di antara 37 - 41 minggu kehamilan.
2. Konsumsi makanan yang mengandung kadar air tinggi
Beberapa makanan yang meningkatkan cairan ketuban selama kehamilan di antaranya sayuran seperti mentimun, selada, bayam, lobak, brokoli, dan kembang kol. Atau buah-buahan seperti stroberi, semangka, tomat, blewah, dan jeruk.
3. Jangan minum alkohol
Bunda harus menghindari alkohol selama kehamilan karena itu tidak baik untuk kesehatan Bunda dan janin. Alkohol juga menyebabkan dehidrasi dan menurunkan tingkat cairan ketuban dalam kandungan Bunda.
4. Hindari suplemen herbal
Suplemen herbal memiliki efek diuretik yang menyebabkan ibu hamil buang air kecil lebih sering. Semakin banyak Bunda buang air kecil, semakin mudah pula mengalami dehidrasi. Sangat penting ibu hamil selalu terhidrasi untuk mempertahankan dan meningkatkan tingkat cairan ketuban dalam kandungan.
5. Lakukan olahraga ringan
Lakukan latihan atau olahraga ringan secara teratur setiap hari. Latihan teratur membantu meningkatkan aliran darah ke berbagai bagian tubuh. Jika aliran darah ke plasenta dan rahim meningkat, tingkat cairan ketuban juga akan meningkat.
Untuk memastikan warna, volume dan gangguan ketidaknormalan air ketuban, Bunda disarankan agar selalu berkonsultasi pada tenaga medis. Sebab jika terjadi kemungkinan buruk, akan sangat membantu jika Bunda berada dalam penanganan yang tepat dan dapat dipertanggungjawabkan ya.
Bunda, yuk download aplikasi digital Allo Bank di sini. Dapatkan diskon 10 persen dan cashback 5 persen.
Saksikan juga yuk video tentang 7 fungsi vital cairan ketuban pada kehamilan.
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT
Bunda Bertubuh Pendek Lebih Berisiko Melahirkan Prematur, Mitos atau Fakta?
Manfaat Kurma untuk Ibu Hamil, Benarkah Juga Bisa Lancarkan Persalinan?
15 Tanda Mau Melahirkan, Ibu Hamil Wajib Tahu
Perkembangan Janin yang Normal di Trimester 1, 2, dan 3
TERPOPULER
5 Potret Kompak Maudy Ayunda dan Adik Rayakan Ultah Ibunda, Dipuji Cantik Semua
5 Potret Ashanty Turun 5 Kg setelah Diet IF dan Olahraga
5 Potret Cantik Steffi Zamora Pamer Baby Bump Kehamilan di Jakarta Fashion Week 2026
Ramai Soal Selingkuh Melalui Pinterest, Studi Ini Ungkap Faktor Penyebabnya
Deretan Artis Temani Anak Nonton Konser BLACKPINK di Jakarta, Ini 7 Potret Serunya
REKOMENDASI PRODUK
15 Rekomendasi Test Pack yang Tersedia di Apotek dan Harganya
Dwi Indah NurcahyaniREKOMENDASI PRODUK
10 Rekomendasi Sabun Bayi untuk Kulit Kering dan Sensitif
Nadhifa FitrinaREKOMENDASI PRODUK
7 Sabun Cuci Muka atau Facial Wash yang Aman untuk Ibu Hamil Berjerawat
Dwi Indah NurcahyaniREKOMENDASI PRODUK
10 Rekomendasi Susu Bebas Laktosa untuk Anak yang Aman
KinanREKOMENDASI PRODUK
10 Susu UHT untuk Anak 1 Tahun yang Aman Dikonsumsi
KinanTERBARU DARI HAIBUNDA
Raisa dan Hamish Daud Gelar Sidang Cerai Perdana Hari Ini
5 Resep Bolu 4 Telur Anti Gagal yang Mudah Dibuat dan Lembut
Mengenal Anomali, Bentuk, dan Contoh Penggunaannya
Tak Punya Telinga, Sedari Kecil Nani Dirundung Hingga Menangis
Oh Beauty Festival 2.0 Hadirkan 200 Brand Beauty, Fragrance & Lifestyle
FOTO
VIDEO
DETIK NETWORK
-
Insertlive
Mongol Ikhlaskan Utang Rp53 Miliar, Alasannya...
-
Beautynesia
5 Tanda Perempuan Alpha, Salah Satunya Berani Ambil Risiko
-
CXO
GOT7 Rilis Album Baru, Persiapan Harus Lewat Video Call Karena Hal Ini
-
Wolipop
Potret Gaya Hijab Zaskia Sungkar Saat Foto Maternity Estetis di Jepang
-
Mommies Daily
Hati-Hati! Anak Remaja Mungkin Sudah Jadi Korban Judi Online Tanpa Disadari