
kehamilan
5 Fakta Ibu Dipaksa Lahiran Normal Berujung Bayi Meninggal, Ternyata Alami Preeklamsia
HaiBunda
Rabu, 03 Aug 2022 22:30 WIB

Seorang Bunda di Jombang, Jawa Timur harus kehilangan nyawa bayi yang baru saja dilahirkan karena diduga dipaksa melahirkan secara normal.
Kisah pilu tersebut viral di media sosial usai dibagikan oleh akun Twitter @MinDesiya pada Minggu (31/7/22). Dalam cuitannya, pemilik akun itu menceritakan tentang pengalaman istri dari adik sepupunya.
Wanita itu disebutkan menjalani proses persalinan secara normal di RSUD Kabupaten Jombang. Padahal, ia mengaku sebelumnya telah mendapatkan surat rujukan dari puskesmas untuk melakukan tindakan operasi caesar.
Bunda, berikut ini fakta mengenai peristiwa meninggalnya bayi di Jombang usai dilahirkan secara normal:
1. Bayi meninggal saat dilahirkan
Kisah pilu ini dialami oleh pasangan Yopi Widianto (26) dan Rohma Roudotul Janah (29). Mereka harus menelan kenyataan pahit usai mengetahui buah cinta mereka meninggal dunia.
Kejadian bermula pada Kamis (28/7/22) pekan lalu, ketika Rohma melakukan pemeriksaan ke Puskesmas Sumobito, Jombang. Usia kandungan Rohma telah memasuki 9 bulan, Bunda.
Ketika menjalani pemeriksaan di puskesmas, ternyata ia diketahui sudah mengalami bukaan 3. Ia pun langsung dirujuk ke RSUD Jombang. Yopi mengaku bahwa mereka telah mendapatkan rujukan untuk tindakan caesar.
"Kata istri saya sih gitu (pihak puskesmas merujuk ke RSUD Jombang agar dioperasi caesar), saya kurang tahu juga. Saat tanggal 13 Juli kontrol di sini juga menyarankan caesar. Karena istri saya mengidap gula darah dan darah tinggi, bayinya juga gemuk," kata Yopi kepada wartawan di Sekretariat PWI Jombang, Jalan KH Wahid Hasyim, dikutip dari detikcom.
Yopi dan Rohma akhirnya tiba di RSUD Jombang. Sesampainya di sana, Rohma telah memasuki bukaan 5. Kemudian pada sore hari pukul 17.00 WIB, ia sudah mencapai bukaan 8.
Petugas medis kemudian melakukan observasi dan memutuskan persalinan normal pada pukul 18.30 WIB.
"Saat itu disuruh lahiran normal, sedangkan istri saya sudah tanya dua tiga kali ke perawat, kok tidak caesar? 'Kita usahakan', begitu jawabannya," kata warga Dusun Slombok, Desa Plemahan, Sumobito, Jombang ini.
Yopi terus mendampingi istrinya hingga pukul 20.00 WIB, namun Rohma tak kuat mengejan dan sudah lemas. Dokter akhirnya melakukan tindakan vakum. Ketika kepala bayi keluar, anak mereka dinyatakan sudah meninggal.
"Kemudian divakum atau disedot hanya bisa keluar kepalanya, kondisi bayi sudah meninggal. Para perawat panik, menelepon dokter, dokter datang, ditangani tidak berhasil. Sampai 4 dokter tidak berhasil," ungkap Yopi.
Persalinan dihentikan sementara hingga pukul 21.00 WIB. Pada akhirnya, dokter meminta izin untuk melakukan pemisahan anggota tubuh agar bayi bisa dikeluarkan dari rahim Rohma dan demi menyelamatkan nyawa wanita itu.
"Saya setujui proses itu karena tidak ada cara lain agar bayi bisa keluar dan ibunya bisa selamat. Pasti saya kecewa. Meskipun bayi saya tidak selamat, setidaknya tanpa pemisahan tubuh," tuturnya.
Setelah bayi perempuan itu berhasil dikeluarkan hingga tengah malam, jenazah tersebut dijahit kembali dan dibawa pulang oleh Yopi untuk dimakamkan.
Meski Yopi mengaku telah mendapatkan rujukan caesar, pihak puskesmas membantah hal tersebut, Bunda. Baca di halaman berikutnya.
Bunda, yuk download aplikasi digital Allo Bank di sini. Dapatkan diskon 10 persen dan cashback 5 persen.
Saksikan juga video tentang penyebab janin meninggal di dalam kandungan:
PUSKESMAS BANTAH BERI RUJUKAN CAESAR
Ilustrasi Bayi Meninggal / Foto: Getty Images/iStockphoto/coolmilo
2. Puskesmas bantah beri rujukan caesar
Yopi mengaku bahwa istrinya telah mendapatkan surat rujukan operasi caesar di RSUD Jombang. Akan tetapi, pihak Puskesmas Sumobito membantah memberikan surat tersebut.
Berdasarkan keterangan mereka, pihak puskesmas merujuk Rohma ke RSUD Jombang karena mengalami preeklamsia dan riwayat hipertensi serta diabetes. Mereka membantah merujuk wanita itu menjalani operasi caesar.
"Ya, problemnya hipertensi dalam kehamilan kan harus dirujuk. Tentunya untuk tindakan itu pihak rumah sakit yang menentukan. Tidak ada (rujukan untuk caesar), dirujuk karena preeklampsi. Tidak ada rujukan pro sc (operasi caesar)," jelas Kepala Puskesmas Sumobito dr Hexawan Tjahya Widada kepada wartawan.
Dr Hexawan mengaku, pihaknya telah berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang terkait kasus yang dialami Rohma. Ia hanya meminta awak media untuk mengonfirmasi ke Dinkes mengenai informasi lebih lanjut.
"Jadi, kronologi lengkapnya ke Dinkes saja lah," ujarnya.
3. Alasan RSUD tolak lakukan caesar
Ketika pasien tiba di rumah sakit, Kabid Pelayanan Medis dan Keperawatan (Yanmed) RSUD Jombang, dr Vidya Buana mengatakan bahwa rujukan dari Puskesmas Sumobito tak menyebutkan agar Rohma dioperasi caesar, Bunda.
Rujukan tersebut, menurutnya, hanya menyebutkan bahwa saat itu pasien mengalami keracunan kehamilan.
"Harus diluruskan, tidak ada tenaga kesehatan yang bisa memastikan ibu hamil ini nanti harus operasi. Memang pada tahap pemeriksaan rutin kehamilan ibu ini mungkin ada kecenderungan penyulit saat melahirkan. Kenapa harus dirujuk, karena dengan kasus-kasus penyulit, puskesmas tidak bisa. Sehingga dirujuk ke rumah sakit," kata dr Vidya di RSUD Jombang, Jalan KH Wahid Hasyim, Senin (1/8/2022).
Meski Rohma mengidap hipertensi kronis, tekanan darahnya dinyatakan tidak terlalu tinggi menjelang persalinan. Kondisi Rohma dinilai memenuhi syarat melahirkan secara normal.
"Kenapa tidak dioperasi, karena saat datang (ke RSUD Jombang) kepala bayi sudah masuk ke dasar panggul, buktinya kepala bayi bisa lahir (keluar) dengan lancar. Kesulitan terjadi setelah kepala bayi lahir. Coba kepala tidak maju-maju, dilakukan operasi caesar. Yang menimpa ibu ini terjadi kemacetan karena bahu bayi tersangkut. Itu sudah dilakukan berbagai upaya," tuturnya.
Permintaan operasi caesar juga tidak bisa dikabulkan lantaran tindakan tersebut harus didasari oleh indikasi klinis pasien BPJS Kesehatan.
"Kalau sejak awal melakukan caesar, dasarnya tim apa? Dipertanyakan nanti oleh tim audit. Ini kan pakai BPJS, nanti kan kami diaudit. Kami malah disalahkan nanti. Ini kan pasien peserta jaminan kesehatan yang harus melalui proses audit. Kalau nanti diaudit, kena lah kami karena tidak ada indikasi di awal. Harusnya tidak bisa atas permintaan keluarga, harus atas indikasi," bebernya.
Viralnya kasus ini juga membuat pihak DPRD dan polisi turun tangan, Bunda. Baca juga kondisi ibu di halaman berikutnya.
KONDISI IBU SAAT INI
Keluarga ibu dipaksa lahiran normal saat hearing di DPRD Jombang (Foto: Enggran Eko Budianto/detikJatim)
4. DPRD dan polisi turun tangan
Setelah kasus bayi Yopi dan Rohma meninggal, Komisi D DPRD Jombang menggelar rapat dengar pendapat atau hearing terkait insiden tersebut.
Melalui rapat tersebut, Ketua Komisi D Syarif Hidayatullah berharap agar isu yang beredar di masyarakat tak lagi simpang siur, Bunda.
"Rencana kami ingin mendapatkan informasi sebenar-benarnya dan sedetail-detailnya. Di sini kami tidak mengadili. Kalau memang ada kriminalitas, ya kami serahkan kepada pihak berwajib. Kalau sudah sesuai prosedur kami jembatani supaya tidak menimbulkan masalah ke depan. Baik keluarga korban maupun dengan rumah sakit," kata Syarif.
Sementara itu, polisi juga mengatakan bahwa mereka akan turun tangan melakukan penyelidikan, Bunda.
"Nanti akan kami konstruksikan, tindakan-tindakan yang dilakukan dokter dan perawat memenuhi standar atau tidak, sesuai SOP atau tidak, atau apakah ada pelanggaran kode etik, ketika ada pelanggaran kode etik, ini lalai apa tidak. Konstruksinya panjang," kata Kasat Reskrim Polres Jombang AKP Giadi Nugraha.
5. Kondisi ibu saat ini
Pasca melahirkan dan kehilangan bayinya, kesedihan masih menyelimuti Rohma dan suaminya. Namun menurut Yopi, saat ini Rohma masih menjalani pemulihan di RSUD Jombang dan kondisinya sudah mulai membaik.
"Kondisi istri alhamdulillah sudah membaik masih proses pemulihan mental dan tubuh di ruangan Drupadi. Belum dikasih tahu kapan boleh pulang," kata Yopi.
Yopi berharap, kejadian seperti ini tidak seharusnya terulang lagi. Ia juga meminta pihak manajemen RSUD Jombang untuk minta maaf secara terbuka, Bunda.
"Kalau tuntutan mungkin permintaan maaf secara terbuka. Kalau ke saya langsung nggak, melalui istri saya kemarin. Katanya 'kami sudah berusaha mbak, ya maaf'," ungkapnya.
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT

Kehamilan
Bayi Baru Lahir di Tasikmalaya Meninggal Diduga Jadi Korban Malapraktik & Dijadikan Konten Foto

Kehamilan
Bunda yang Terinfeksi COVID-19 saat Hamil Berisiko Alami Still Birth

Kehamilan
5 Cara Beri Dukungan untuk Bunda yang Alami Keguguran dan Kehilangan Bayinya

Kehamilan
3 Faktor Penyebab Bayi Meninggal dalam Kandungan Menurut Dokter

Kehamilan
Bikin Trauma, Kronologi Anak Mommy ASF 'Layangan Putus' Meninggal Saat Lahir

Kehamilan
Tragis, Ibu Meninggal saat Melahirkan karena Kepala Bayi Tertinggal di Rahim
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda