
kehamilan
6 Bahaya Kehamilan di Trimester Kedua, Bumil Belum Bisa Santai Nih
HaiBunda
Rabu, 05 Oct 2022 11:04 WIB

Memasuki trimester 2, apakah kehamilan masih dianggap rentan dan memiliki risiko berbahaya bagi janin? Padahal, kehamilan yang paling rawan disebut saat trimester pertama. Pasalnya, ibu hamil rawan mengalami keguguran pada saat hamil muda.
Dan banyak ibu hamil mengakui trimester kedua menjadi masa yang terbaik selama kehamilan. Karena pada trimester kedua, mual dan muntah biasanya sudah hilang dan risiko keguguran juga turun.
Meski begitu, bumil juga tetap harus waspada karena ada beberapa komplikasi yang bisa terjadi pada trimester kedua ini. Apa saja yang harus bumil perhatikan dan bagaimana mencegah komplikasi terjadi sejak awal?
Bahaya kehamilan di trimester kedua
Trimester kedua berlangsung dari minggu ke 14 hingga minggu ke 27. Kebanyakan bumil pada trimester kedua ini sudah tak merasakan mual dan kelelahan seperti trimester pertama. Namun, janin akan terus berkembang selama trimester ini.
Bumil juga akan menjalani USG selama trimester kedua untuk memastikan janin berkembang sebagaimana mestinya, serta dapat mengungkapkan jenis kelaminnya.
Dalam laman Cleveland Clinic dituliskan bahwa selama trimester kedua kehamilan, bumil akan mulai terlihat santai dan merasa lebih hamil. Sering kali, kecemasan apa pun pada trimester pertama juga mulai berkurang pada saat ini.
Bumil juga akan mulai merasakan janin yang bergerak pada akhir trimester, serta mulai menyesuaikan diri dengan kehamilan dan lebih menikmatinya. Namun, perubahan ini kehamilan ini berbeda ya untuk setiap Bunda.
Beberapa bumil ada yang tidak pernah mengalami gejala seperti morning sickness pada trimester pertama. Namun, bisa jadi bumil ini merasakan gejala yang mengganggu di trimester kedua kehamilannya.
Perkembangan janin di trimester 2
Janin akan mengalami banyak perubahan selama trimester kedua kehamilan Bunda. Pada trimester ini, janin akan mulai terlihat seperti anak kecil dengan fitur wajahnya yang sejajar, serta jari tangan dan kaki juga terlihat jelas.
Pada bulan keempat, janin akan memiliki kelopak mata, alis, bulu mata, kuku, dan rambut. Janin juga dapat meregangkan, membuat wajah, dan bahkan mengisap ibu jarinya.
Bumil yang penasaran dengan jenis kelamin, dapat melihatnya dengan USG yang sering kali dilakukan pada 20 minggu.
Bumil juga mulai merasakan janin bergerak yang mirip seperti ada kupu-kupu di perut. Janin akan bergerak membalik di sepanjang trimester kedua. Jika ini bukan kehamilan pertama, bumil mungkin merasa janin bergerak lebih cepat.
Dalam beberapa minggu terakhir trimester kedua, janin dapat mendengar bumil jika berbicara dengan perut yang membesar. Bumil mungkin akan merasakan gerakan sebagai respons janin.
Meski aman, bumil tetap harus menjaga kesehatan. Jika bayi lahir pada akhir trimester kedua (kelahiran prematur), bayi tersebut kemungkinan besar akan bertahan hidup dengan perawatan intensif.
Apa bahaya yang bakal dihadapi bumil pada trimester kedua kehamilan? Klik halaman berikutnya untuk mengetahui jawabannya.
Bunda, yuk download aplikasi digital Allo Bank di sini. Dapatkan diskon 10 persen dan cashback 5 persen.
Saksikan juga yuk video tentang 3 tanda janin lapar dalam kandungan:
PENDARAHAN DAN PERSALINAN PREMATUR
6 Bahaya Kehamilan di Trimester Kedua, Bumil Belum Bisa Santai Nih/Foto: iStock
Debra Rose Wilson, Ph.D., MSN, R.N., IBCLC, AHN-BC, CHT, seorang profesor, peneliti, dan praktisi kesehatan holistik, menjelaskan bahwa ada beberapa hal yang perlu bumil ketahui untuk mencegah komplikasi pada trimester kedua ini sejak dini:
1. Pendarahan
Keguguran pada trimester kedua ini memang jarang terjadi, namun masih bisa terjadi. Pendarahan vagina biasanya menjadi tanda peringatan pertama.
Wilson mengatakan keguguran pada trimester kedua yakni sebelum 20 minggu dapat disebabkan beberapa faktor seperti:
- Septum rahim. Sebuah dinding, atau septum, di dalam rahim membaginya menjadi dua bagian yang terpisah.
- Serviks yang tidak kompeten. Ketika serviks terbuka terlalu cepat, menyebabkan kelahiran dini.
- Penyakit autoimun. Contohnya termasuk lupus atau skleroderma. Penyakit-penyakit ini dapat terjadi ketika sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel sehat.
- Kelainan kromosom pada janin. Ini terjadi ketika ada yang salah dengan kromosom bayi, yaitu sel yang terdiri dari DNA.
Penyebab lain perdarahan pada trimester kedua meliputi:
- Persalinan dini
- Masalah dengan plasenta, seperti plasenta previa (plasenta menutupi serviks) dan solusio plasenta (plasenta terpisah dari rahim)
"Masalah-masalah ini lebih sering terjadi pada trimester ketiga, tetapi mereka juga dapat terjadi pada akhir trimester kedua," ujar Wilson dikutip dari Healthline.
Ketika terjadi pendarahan vagina, bumil mungkin takut jika itu keguguran. Perlu diingat bahwa tidak semua pendarahan berarti keguguran.
Untuk itu segera cari perawatan apabila bumil mengalami pendarahan saat hamil. Usahakan untuk tetap tenang, bumil mungkin akan ditidurkan di tempat tidur sampai pendarahan berhenti.
2. Persalinan prematur
Ketika persalinan terjadi sebelum minggu ke-38 kehamilan, itu dianggap prematur. Berbagai kondisi dapat menyebabkan persalinan prematur, seperti:
- Infeksi kandung kemih
- Merokok
- Kondisi kesehatan kronis, seperti diabetes atau penyakit ginjal
Faktor risiko untuk persalinan prematur meliputi:
- Kelahiran prematur sebelumnya
- Kehamilan kembar
- Kehamilan ganda
- Cairan ketuban ekstra (cairan yang mengelilingi janin)
- Infeksi pada cairan ketuban atau selaput ketuban
Tanda dan gejala persalinan prematur mungkin tidak kentara, antara lain:
- Tekanan vagina
- Nyeri punggung bawah
- Sering buang air kecil
- Diare
- Keputihan meningkat
- Sesak di perut bagian bawah
Dalam kasus lain, gejala persalinan prematur lebih jelas, seperti kontraksi yang menyakitkan, keluarnya cairan dari vagina, dan pendarahan vagina. Bumil segera hubungi dokter jika mengalami gejala-gejala ini.
Bahaya kehamilan di trimester kedua lainnya, klik halaman berikutnya.
PREEKLAMSIA DAN 3 KONDISI BAHAYA LAINNYA DI TRIMESTER KEDUA
6 Bahaya Kehamilan di Trimester Kedua, Bumil Belum Bisa Santai Nih/Foto: Getty Images/iStockphoto/Fly View Productions
3. Ketuban pecah dini (PPROM)
Ketuban pecah selama persalinan itu normal. Pada saat itu, kantung ketuban yang mengelilingi bayi pecah, sehingga cairan ketuban mengalir keluar. Kantung itu yang melindungi bayi dari bakteri. Namun, begitu rusak, ada kekhawatiran bayi terkena infeksi.
Wilson mengatakan, meskipun air ketuban seharusnya pecah saat bumil melahirkan, hal itu dapat menyebabkan masalah serius bagi bayi jika terjadi terlalu dini. Ini disebut ketuban pecah dini prematur (PPROM).
Penyebab pasti PPROM tidak selalu jelas. Namun, dalam banyak kasus, sumber masalahnya adalah infeksi pada membran.
"PPROM pada trimester kedua menjadi perhatian besar, karena dapat menyebabkan kelahiran prematur. Bayi yang lahir antara minggu ke-24 dan ke-28 kehamilan berada pada risiko terbesar untuk mengembangkan masalah medis jangka panjang yang serius, terutama penyakit paru-paru," ujarnya.
4. Inkompetensi serviks (insufisiensi serviks)
Serviks merupakan jaringan yang menghubungkan vagina dan rahim. Terkadang, serviks tidak mampu menahan tekanan rahim selama kehamilan. Tekanan yang meningkat tersebut dapat melemahkan serviks dan menyebabkannya terbuka sebelum bulan kesembilan.
Kondisi ini dikenal sebagai inkompetensi serviks, atau insufisiensi serviks. Meskipun ini adalah kondisi yang tidak biasa, itu dapat menyebabkan komplikasi serius.
Pembukaan dan penipisan serviks pada akhirnya menyebabkan pecahnya selaput ketuban dan melahirkan janin yang sangat prematur. Ini biasanya terjadi sekitar minggu ke-20 kehamilan.
"Karena janin terlalu prematur untuk bertahan hidup di luar rahim pada saat itu, kehamilan seringkali tidak dapat diselamatkan," kata Wilson.
5. Preeklamsia
Preeklamsia terjadi ketika bumil mengembangkan:
- Tekanan darah tinggi
- Proteinuria (sejumlah besar protein dalam urine)
- Edema berlebihan (pembengkakan)
Sejumlah bumil mengalami preeklamsia pada trimester ketiga untuk kehamilan pertama, namun beberapa orang dapat mengalaminya pada trimester kedua.
Preeklamsia memengaruhi setiap sistem dalam tubuh, termasuk plasenta. Plasenta bertanggung jawab untuk memberikan nutrisi kepada bayi.
Gejala preeklamsia termasuk pembengkakan cepat pada kaki, tangan, atau wajah. Hubungi dokter segera jika bumil mengalami jenis pembengkakan ini atau salah satu dari gejala berikut:
- Sakit kepala yang tidak hilang setelah minum acetaminophen (Tylenol)
- Kehilangan penglihatan
- Ada bintik atau bintik dalam penglihatan
- Sakit parah di sisi kanan atau di daerah perut
- Mudah memar
6. Cedera
Bumil lebih rentan mengalami cedera selama kehamilan. Pusat gravitasi berubah saat hamil, yang berarti bumil lebih mudah kehilangan keseimbangan.
Berhati-hatilah di kamar mandi saat melangkah ke pancuran atau bak mandi. Bumil mungkin perlu menambahkan permukaan anti selip di lantai kamar mandi agar tidak terpeleset.
Pertimbangkan juga untuk menambahkan pegangan atau rel di kamar mandi. Periksa rumah dari bahaya lain yang dapat menyebabkan bumil jatuh.
Jika Bunda merasakan salah satu kondisi bahaya di atas pada trimester, segeralah menghubungi dokter. Dengan perawatan yang tepat dapat menjaga kehamilan yang sehat dan bahagia.
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT

Kehamilan
Tahap Perkembangan Janin di Usia Kehamilan 15 Minggu

Kehamilan
Tahap Perkembangan Janin di Usia Kehamilan 16 Minggu

Kehamilan
Clairine Clay Istri Joshua Suherman Jadi Sering Mengantuk saat Hamil Trimester 2, Normalkah?

Kehamilan
Usia Kehamilan Berapa Minggu Boleh Berhubungan? Waktu Terbaik Menurut Dokter

Kehamilan
5 Jenis Kontraksi yang Mungkin Bunda Alami selama Kehamilan


9 Foto
Kehamilan
9 Potret Gaya Busana Keluarga Kerajaan Inggris Usai Melahirkan
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda