Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

kehamilan

Kisah Nyata Bunda Melahirkan Bayi Kembar tapi Beda Ayah, Kok Bisa?

Siti Masitoh   |   HaiBunda

Jumat, 14 Oct 2022 21:35 WIB

Hamil Anak Kembar
Kisah Nyata Bunda Melahirkan Bayi Kembar tapi Beda Ayah, Kok Bisa?/Foto: Getty Images/iStockphoto

Kehamilan bayi kembar memang umum terjadi, tetapi bagaimana jika bayi kembar tersebut berasal dari Ayah yang berbeda? Apa benar hal itu bisa terjadi? Walau terlihat tidak mungkin, nyatanya kasus ini benar terjadi, Bunda.

Faktanya, memang ada kondisi kehamilan kembar yang memiliki Ayah berbeda yakni superfekundasi heteropaternal. Simak yuk Bunda kisah lengkap kehamilan unik ini sebagai berikut.

Fenomena bayi kembar beda Ayah

Melansir laman Nypost.com, seorang wanita berusia 19 tahun asal Brasil melahirkan anak kembar dari Ayah yang berbeda karena ia telah berhubungan seks dengan dua pria pada hari yang sama.

Awalnya, wanita ini ragu siapa sebenarnya Ayah dari anak kembar yang dikandungnya. Kemudian ia memutuskan untuk mengambul tes pada salah satu pria tersebut untuk mengonfirmasi.

Wanita ini mulanya hanya mencurigai salah satu dari dua pria itu sebagai Ayah dari janin di rahimnya, tetapi saat mengumpulkan DNA, hanya satu anak yang teridentifikasi positif. "Saya ingat bahwa saya telah berhubungan seks dengan pria lain dan memanggilnya untuk melakukan tes yang positif," katanya.

Meski mengejutkan, fenomena ini mungkin saja terjadi dan pada kasus ini benar terjadi. “Hal ini mungkin terjadi ketika dua sel telur dari ibu yang sama dibuahi oleh pria yang berbeda,” kata Dr. Tulio Jorge Franco.

Dr. Franco menjelaskan, bahwa bayi-bayi tersebut berbagi materi genetik ibu, tetapi tumbuh di plasenta yang berbeda. Fenomena langka ini disebut sebagai superfekundasi heteropaternal yang terjadi saat sel telur kedua yang dilepaskan selama siklus menstruasi yang sama juga dibuahi oleh sel sperma pria berbeda, dalam hubungan seksual terpisah.

Dr. Franko mengaku terkejut melihat kasus langka ini selama hidupnya karena kemungkinan terjadinya fenomena tersebut hanya sekitar 20 contoh di dunia. Kabarnya, bayi kembar itu kini telah berusia 16 bulan dan diasuh oleh salah satu Ayahnya.

Namun, kasus ini bukanlah yang pertama kali terjadi. Pada 2015, seorang hakim memutuskan bahwa seorang pria New Jersey hanya perlu membayar tunjangan untuk salah satu dari dua anak kembar karena hanya satu anak yang memiliki DNA-nya.

Anak kembar dari Ayah yang berbeda ini bisa terjadi karena menurut Dr. Keith Eddleman, direktur kebidanan di Rumah Sakit Mount Sinai New York, sel telut memiliki masa hidup selama 12 hingga 48 jam. Sedangkan sperma bisa hidup selama tujuh hingga sepuluh hari.

Klik halaman berikutnya untuk mengetahui lebih lanjut tentang superfekundasi heteropaternal.

Bunda, yuk download aplikasi digital Allo Bank di sini. Dapatkan diskon 10 persen dan cashback 5 persen.

Saksikan juga yuk video tentang 4 ciri Bunda sedang hamil anak kembar.

[Gambas:Video Haibunda]



TERJADINYA SUPERFEKUNDASI HETEROPATERNAL

Portrait showing parents' hands and babies' feet.

Kisah Nyata Bunda Melahirkan Bayi Kembar tapi Beda Ayah, Kok Bisa?/Foto: Getty Images/iStockphoto/Avril Morgan

Bagaimana superfekundasi heteropaternal terjadi?

Superfekundasi heteropaternal sebenarnya sangat jarang terjadi, Bunda. Hal ini terjadi ketika sel telur kedua dilepaskan selama siklus menstruasi yang sama. Kemudian, sel telur itu dibuahi oleh sperma pria yang berbeda selama hubungan seks yang berlangsung dalam kurun waktu singkat sejak telur pertama dibuahi.

Melansir laman Babycenter.com, salah satu cara yang bisa dilakukan untuk mengetaui apakah anak kembar memiliki Ayah yang berbeda adalah dengan tes paternitas setelah bayi kembar itu lahir.

Tes tersebut dapat berupa tes darah atau usap pipi dan harus dilakukan untuk kedua anak kembar dan Ayah yang bersangkutan. Kemudian, laboratorium akan menjalankan tes dan mengonfirmasi apakah bayi kembar itu memiliki Ayah yang berbeda atau tidak.

Namun, tes paternitas prenatal sedikit lebih rumit dan bisa lebih invansif tergantung pada metode apa yang digunakan.

Banner Diet Air Hangat Seminggu

Paternitas prenatal non-invasif (NIPP)

Melansit laman Verywellfamily.com, tes ini menggunakan pengumpulan darah dari Bunda dan Ayah yang kemudian diuji setelah diawetkan dan menganalisis DNA bayi yang ditemukan dalam aliran darah Ibu. Tes ini bisa dilakukan kapan saja setelah delapan minggu kehamilan.

Amniosentesis

Tes ini melibatkan dokter dengan menggunakan teknologi ultrasound, jarum tipis akan dimasukkan ke dalam rahim melalui perut untuk mengambil cairan ketuban. Kemudian, nantinya akan digunakan untuk pengujian genetik, tapi biasanya ini sering digunakan untuk diagnosis prenatal kelainan kromosom dan kondisi medis lainnya pada janin.

Pengambilan sampel chorionic villus (CVS)

Chorionic villus sampling (CVS) juga sering digunakan untuk memeriksa kelainan kromosom. Dokter akan memasukkan jarum atau tabung tipis yang dipadu dengan ultrasound dari vagina melalui serviks untuk mendapatkan vili korionik atau potongan kecil jaringan yang menempel pada dinding rahim.

Mengapa seperti itu? Karena janin dan jaringan ini sama-sama berasal dari telur yang dibuahi sehingga memiliki susunan genetik yang sama. Jadi, memungkinkan digunakan untuk pengujian paternitas terhadap dugaan DNA orang tua.


(pri/pri)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda