
kehamilan
Mengenal Teknologi PGT-A di Program Bayi Tabung, untuk Cek Kelainan Kromosom Embrio
HaiBunda
Selasa, 08 Nov 2022 17:10 WIB

Perkembangan zaman dan teknologi program bayi tabung atau in vitro fertilization (IVF) semakin maju. Kini, Bunda bahkan bisa mengecek kelainan kromosom embrio dalam program ini lho.
Melalui teknologi PGT-A (pre implatation genetic testing for anueploidy), embrio yang sehat akan diidentifikasi sebelum ditanamkan ke dalam rahim. Identifikasi ini untuk mengetahui ada atau tidaknya kelainan kromosom dan genetik pada embrio, Bunda.
"Embrio yang bagus masih ada kemungkinan genetik yang tidak normal. Nah DNA test ini yang disebut PGTA, suatu tes untuk mengetahui kromosom embrio itu, ada kelainan atau tidak. Itu akan meningkatkan kesuksesan kehamilan," kata Direktur Medis Morula IVF Indonesia, Dr. dr. Arie A Polim, MSc. DMAS, Sp.OG (K) FER, dalam Press Conference Teknologi PGTA dalam Program IVF Membantu Meningkatkan Keberhasilan Kehamilan via Zoom, Senin (7/11/22).
"Jadi, PGT-A ini dilakukan untuk menilai kromosom normal atau tidak," sambungnya.
Menurut Arie, teknologi PGT-A ini bisa meningkatkan peluang hamil hingga 68 persen. Teknologi ini cocok untuk Bunda yang program hamil di usia 35 tahun ke atas.
"Secara normal, di usia 35 tahun ke atas ini terjadi kerusakan baik dari pada sel telur, kualitas, dan kuantitas akan menurun. Hal itu akan membuat angka kehamilan makin rendah pada usia di atas 35 tahun dibandingkan di bawah 35 tahun. Ini kenapa banyak yang hamil mengalami keguguran berulang," ujar Arie.
Baca Juga : Bayi Tabung |
Proses PGT-A dalam bayi tabung
PGT-A dalam program bayi tabung bisa meningkatkan peluang hamil. Menurut Direktur Scientific Morula IVF Indonesia, Prof. Arief Boediono, Ph.D, pemeriksaan PGT-A dilakukan dengan cara mengambil bagian kecil dari embrio untuk dianalisa di laboratorium.
"Kalau sudah memilih embrio normal, kemungkinan hamil lebih tinggi. Contohnya, ada beberapa pasien sekali gagal, embrio bagus, lalu kedua kali gagal, dan berulang-ulang sampai 9-11 kali. Apa sih yang salah?" kata Arief.
"Nah, dengan adanya PGT-A, pada saat kita dapatkan embrio sebelum ditransfer kita bisa analisa. Kita ambil bagian kecil embrio kemudian dianalisa. Kalau normal embrio, maka diasumsikan tumbuh normal dan bisa terjadi implantasi. Kalau tidak normal, kita tidak transfer."
Salah satu kelainan kromosom yang dapat dideteksi dari PGT-A adalah sindrom Down, sindrom Edward, dan sindrom Patau. Selain itu, pada tahap yang lebih lanjut, Bunda juga bisa melakukan pemeriksaan PGT-M.
Lalu apa beda PGT-A dan PGT-M? Penjelasan lengkap dapat dibaca di halaman berikutnya ya, Bunda.
Bunda, yuk download aplikasi digital Allo Bank di sini. Dapatkan diskon 10 persen dan cashback 5 persen.
Simak juga serba-serbi bayi tabung, dalam video berikut:
PGT-M UNTUK PERIKSA KELAINAN GENERIK PADA EMBRIO
Mengenal Teknologi PGT-A di Program Bayi Tabung, untuk Cek Kelainan Kromosom Embrio/ Foto: Getty Images/iStockphoto
Beda PGT-A dan PGT-M dalam program bayi tabung
Pre implatation genetic testing for anueploidy (PGT-A) merupakan teknologi yang dapat membantu dalam mengindentifikasi mana embrio yang sehat dan tidak sehat secara kromosom. PGT-A dapat dilakukan pada Bunda yang sudah steril.
Teknologi dalam prosedur bayi tabung ini juga bisa dilakukan di usia berapa pun, terutama Bunda di atas usia 35 tahun atau selama ada indikasi untuk dilakukan.
Selain PGT-A, ada pula teknologi yang lebih maju dalam program bayi tabung, yakni PGT-M (pre implantation genetic testing for monogenic)
Bila PGT-A digunakan untuk identifikasi kromosom, PGT-M merupakan pemeriksaan untuk mengindentifikasi kelainan genetik yang diturunkan dari Ayah dan Bunda. Misalnya, penyakit langka thalasemia.
"PGT-M lebih super advance. Kalau mempunyai kelainan penyakit genatik diturunkan bagaimana menghindari supaya keturunan tidak membawa gen itu. Biasanya yang umum sekali itu thalasemia, penyakit genetik di mana sel darah merah gampang pecah. Itu bisa kita hilangkan dengan (PGT-M) memilih gen yang tidak mengandung thalasemia" kata Arie.
Kondisi lain yang dapat dideteksi dari PGT-M adalah spinal muscular atrophy (SMA). Penyakit keturunan ini bisa menyebabkan usia hidup anak tidak panjang, Bunda.
"Pada kasus jarang ada SMA atau spinal muscular atrophy, penyakit genetik yang ditunkan dari generasi di atas kita, kalau kena anak kita akan terjadi lumpuh layu. Lahir sih bagus, tapi nanti perkembangannya bisa meninggal, tidak sampai dewasa," ujar Arie.
"Itu juga bisa kita maping, cari yang ada gen itu, kita cari yang normal, dan kita tanam ke rahim wanita. Sehingga harapannya tidak diturunkan ke generasi berikutnya," sambungnya.
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT

Kehamilan
Mengenal 4 Tahapan Frozen Embryo dalam Prosedur Bayi Tabung, Tunggu Rahim Siap

Kehamilan
Pedih! Kisah Wanita Melahirkan Bayi Orang Lain karena Embrio Tertukar

Kehamilan
Bunda, Begini lho Proses Transfer Embrio ke Rahim pada Program IVF

Kehamilan
Hal yang Perlu Diketahui Sebelum Memutuskan Program Bayi Tabung

Kehamilan
5 Seleb Cantik Sabar Menanti Momongan, Asmirandah Hamil Setelah 7 Tahun Nikah


10 Foto
Kehamilan
10 Bunda Seleb Pernah Gagal Program Bayi Tabung, Ada yang Mencoba Enam Kali
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda