Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

kehamilan

Bila Air Ketuban Tiba-tiba Pecah, Tetap Tenang dan Lakukan Ini Bun

Siti Masitoh   |   HaiBunda

Rabu, 14 Dec 2022 21:05 WIB

Ilustrasi ibu hamil kontraksi
Ilustrasi air ketuban pecah/ Foto: Getty Images/iStockphoto/PeopleImages

Air ketuban merupakan cairan yang mengelilingi janin di dalam rahim yang memiliki banyak fungsi terkait perkembangan bayi. Air ketuban ini terbentuk di sekitar janin sekitar 12 hari setelah kehamilan.

"Cairan ketuban merupakan air yang disebut orang ketika terjadi pecah ketuban. Selaput yang menampung cairan ketuban juga biasa disebut kantong ketuban atau kantong air," ujar Elizabeth Czukas, RN, MSN, seperti dikutip dari laman Very Well Family.

Di trimester akhir kehamilan, tak sedikit Bunda yang mengalami pecah ketuban sebagai salah satu persalinan. Saat hal itu terjadi, apa yang sebaiknya segera dilakukan? Simak terus di sini ya Bunda.

Bila air ketuban tiba-tiba pecah

Sebelum itu, bumil perlu memahami apa saja peran air ketuban untuk kehamilan, yakni antara lain:

  • Melindungi dan melindungi janin
  • Menjaga janin pada suhu yang stabil
  • Memungkinkan janin untuk menghirup cairan sementara paru-paru tumbuh dan berkembang
  • Membantu sistem pencernaan janin tumbuh dan berkembang saat mereka menelan cairan
  • Membantu perkembangan otot dan tulang janin saat mereka bergerak di dalam cairan
  • Melindungi tali pusat yang membawa makanan dan oksigen dari plasenta ke janin

Selama 20 minggu pertama kehamilan, cairan ketuban terdiri dari air, setelah itu juga mengandung nutrisi, hormon, antibodi, dan urine Si Kecil. Tidak jarang juga air ketuban ini pecah selama Bunda hamil.

Adapun ketuban pecah dini/premature rupture of membranes (PROM) merupakan istilah yang digunakan dokter ketika kantong selaput yang menahan Si Kecil dan cairan ketuban Bunda pecah setelah 37 minggu kehamilan, tapi terjadi sebelum Bunda benar-benar melahirkan. Kondisi ini terjadi saat ketuban pecah dan bocor terjadi sebelum 37 minggu kehamilan.

Klik halaman berikutnya yuk Bunda untuk tau lebih lanjut.

Bunda, yuk download aplikasi digital Allo Bank di sini. Dapatkan diskon 10 persen dan cashback 5 persen.

Saksikan juga yuk video tentang 5 cara menambah air ketuban saat hamil.

[Gambas:Video Haibunda]



APA YANG HARUS DILAKUKAN JIKA AIR KETUBAN PECAH?

Ilustrasi janin atau air ketuban

Ilustrasi air ketuban/ Foto: Getty Images/iStockphoto/ Natalia Riabchenko

Tanda-tanda air ketuban pecah

Saat air ketuban pecah, mungkin itu akan terasa seperti semburan cairan hangat atau aliran lambat dari vagina. Cairan ini biasanya jernih dan tidak berbau, tapi terkadang juga mengandung jejak darah atau lender.

Melansir laman Whattoexpect, gejala utama PROM yang harus Bunda waspadai adalah jika cairannya keluar dari vagina. Bunda bisa mengetahui apakah itu merupakan cairan ketuban yang bocor dan bukan urine dengan melakukan tes berikut:

  • Jika tidak berbau seperti amonia, kemungkinan besar itu adalah cairan ketuban. Jika tercium bau amonia, kemungkinan itu adalah urine.
  • Jika memiliki bau yang agak manis, kemungkinan itu adalah cairan ketuban.
  • Jika berbau busuk, itu mungkin cairan ketuban yang terinfeksi.
Banner Tips Melahirkan Normal Tanpa Epidural

Yang perlu dilakukan jika air ketuban pecah

Jika Bunda merasa cairan ketuban bocor selam kehamilan atau bahkan curiga terjadi kebocoran tapi tidak yakin, segeralah hubungi dokter karena ini akan membantu Bunda untuk mengetahui apakah air ketuban benar-benar pecah serta bisa langsung mengambil langkah selanjutnya.

Jika cairan tidak tampak seperti urine sebaiknya segera konsultasikan dengan dokter. Melansir laman Medicalnewstoday, Bunda yang juga mengalami gejala berikut juga harus mencari pertolongan medis:

  • Keluarnya cairan berbau busuk, cokelat atau hijau dari vagina
  • Demam
  • Rahim terasa lembut
  • Detak jantung yang cepat
  • Penurunan atau kurangnya peningkatan berat badan

Jika air ketuban Bunda pecah setidaknya saat usia kandungan mencapai 37 minggu, kemungkinan besar persalinan akan dimulai dengan sendirinya dalam waktu 24 jam. Namun, jika kontraksi tidak dimulai dengan sendirinya, dokter mungkin akan menginduksi persalinan.

Jika Bunda mengalami kebocoran cairan ketuban dan ketuban pecah lebih awal dari 37 minggu, kemungkinan dokter akan menentukan bahwa terlalu dini bagi Si Kecil dilahirkan dengan selamat sehingga Bunda akan menerima antibiotik untuk menangkal infeksi dan mungkin memerlukan perawatan di rumah sakit.

Ada juga kemungkinan bahwa Bunda akan mendapatkan dosis steroid untuk membantu paru-paru Si Kecil cepat matang untuk persalinan dini. Ini tergantung dari seberapa awal Bunda melahirkan, Si Kecil mungkin perlu berada di unit perawatan intensif neonatal (NICU) selama beberapa waktu sebelum pulang.


(pri/pri)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda