Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

kehamilan

BKKBN Ingatkan Bahaya Hamil di Bawah 20 Th & di Atas 35 Th, Ancaman Kesehatan

Annisa Karnesyia   |   HaiBunda

Selasa, 27 Dec 2022 18:18 WIB

Ilustrasi pernikahan
BKKBN Sarankan para Ibu untuk Tidak Hamil di Atas 30 Th, Apa Alasannya?/Foto: iStock

Menikah bukan cuma soal kesiapan secara materi ya, Bunda. Calon pasangan suami istri juga perlu siap secara fisik sebelum menikah.

Salah satu yang menjadi penentu kesiapan menikah adalah usia. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BBKBN) mengimbau masyarakat untuk menikah di usia yang ideal, yakni untuk perempuan usia 21 tahun dan 25 tahun bagi laki-laki.

Usia tersebut dianggap sudah 'matang' untuk membangun keluarga. Di usia itu, calon suami istri juga dianggap telah mandiri secara finansial dan dewasa dalam pola pikir.

Alasan menikah di usia ideal

Bukan tanpa sebab BKKBN menyarankan pasangan menikah di usia ideal. Ada beberapa risiko buruk bila pernikahan dilakukan di usia dini atau justru lebih dari 35 tahun. Berikut 6 risiko menikah terlalu dini menurut Hasto serta mengutip dari Twitter BKKBN @BKKBNofficial:

1. Risiko meningkatkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB)

Kepala BKKBN Hasto Wardoyo mengatakan bahwa menikah di usia ideal dapat mencegah Angka Kematian Ibu (AKI) yang masih tinggi di Indonesia. AKI yang tinggi ini berhubungan pada kehamilan sehat pada usia ideal.

"Secara biologis, perempuan itu memenuhi syarat untuk bisa hamil dan melahirkan, itu rata-rata usia 20 tahun. Makanya semua data di dunia itu hamil dan melahirkan yang sehat pada usia antara 20 sampai 35 tahun," kata Hasto, dilansir Antara News.

Perempuan yang hamil dan melahirkan pada usia di bawah 20 tahun atau di atas 35 tahun berpotensi mengalami masalah kehamilan. Hasto menyebut bahwa risiko terburuknya tak hanya meningkatkan AKI tapi juga Angka Kematian Bayi (AKB).

Saat perempuan menjalani kehamilan di bawah usia 21 tahun, misalnya, ukuran panggulnya belum mencapai 10 sentimeter. Ia lalu dipaksa untuk melahirkan, sehingga diameter kepada bayi berada di bawah rata-rata.

Alasan lainnya dapat dibaca di halaman berikutnya ya, Bunda.

Bunda, yuk download aplikasi digital Allo Bank di sini. Dapatkan diskon 10 persen dan cashback 5 persen.

Simak juga cerita Olivia Zalianty hamil dan melahirkan di usia 40 tahun, dalam video berikut:

[Gambas:Video Haibunda]

RISIKO MENIKAH DI USIA DINI: TERKENA KANKER SERVIKS

Suami dan istri

BKKBN Sarankan para Ibu untuk Tidak Hamil di Atas 30 Th, Apa Alasannya?/Foto: iStock

2. Risiko terkena kanker serviks

Pernikahan di usia dini juga bisa meningkatkan risiko terkena kanker mulut rahim atau kanker serviks, Bunda. Hal ini berhubungan dengan organ reproduksi perempuan yang belum matang.

Ketika seorang perempuan menikah di bawah usia 20 tahun, bagian serviks yang berpotensi terserang kanker masih terbuka. Sedangkan, usianya sudah menginjak 21 tahun, bagian tersebut sudah lebih tertutup dan risiko terkena kanker serviks rendah.

Hal yang sama juga dijelaskan Hasto. Menurutnya, perempuan yang melakukan hubungan seksual di usia muda berpotensi lebih besar terkena kanker mulut rahim.

"Ketika berhubungan seks, dia hamil dan melahirkan di usia di mana mulut rahimnya itu belum teratur, calon-calon sel menjadi kanker masih ada di bagian luar. Sehingga kalau berhubungan seks, pasti terpapar oleh alat kelamin laki-laki, sehingga mudah terjadi perubahan, menjadi kanker mulut rahim," ujar Hasto.

Banner Hari Pertama Masuk Sekolah

3. Risiko osteoporosis

Menikah di usia dini dapat mengganggu pertumbuhan tulang perempuan. Saat dia hamil, zat-zat penting dalam tulang akan diambil oleh janinnya untuk tumbuh dan berkembang.

Akibatnya, semua zat gisi dalam tubuh saling diperebutkan oleh ibu dan anak. Padahal, tulang-tulang ibu yang hamil di usia muda itu masih bisa tumbuh padat, Bunda.

"Jadi tumbuh kembang keduanya tidak optimal, sehingga relatif mengganggu pertumbuhan dari struktur tulang yang akhirnya bisa relatif osteoporosis," kata Hasto.

4. Ancaman KDRT

Analisis menyebut bahwa salah satu faktor penyebab Kekerasan dalam Rumah Tangga (KDRT) adalah pernikahan dini atau usia pernikahan terlalu muda. Hal ini berhubungan dengan faktor emosional seseorang, Bunda.

"Emosi yang belum matang memang berpotensi memantik perselisihan pasangan, lalu berujung pada kekerasan terhadap perempuan," demikian kata BKKBN di laman Twitter resminya.

5. Rawan perceraian

Tren angka perceraian terus naik, Bunda. Data menunjukkan bahwa perselisihan dan pertengkaran terus menerus serta masalah ekonomi menjadi beberapa penyebabnya.

Ketika pasangan menikah di usia terlalu muda memang emosi cenderung belum matang. Jadi, ketika ada perbedaan pandangan, biasanya akan berujung pada perselisihan dan pertengkaran yang berlarut-larut.

6. Pola asuh anak yang kurang tepat

Pernikahan usia dini juga bisa memengaruhi pola asuh pada anak. BKKBN menjelaskan, usia psikologis yang masih labil akan memengaruhi pola pengasuhan pada anak kelak.

Kematangan usia usia dan mental juga dapat berdampak pada gizi serta kesehatan anak.


(ank/pri)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda