Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

kehamilan

Berbagai Penyebab Warna Air Ketuban Jadi Keruh, Berbahayakah?

vania dinda   |   HaiBunda

Kamis, 06 Apr 2023 12:40 WIB

Ilustrasi Janin
Berbagai Penyebab Warna Air Ketuban Jadi Keruh, Berbahayakah?/Foto: Getty Images/iStockphoto/Natali_Mis

Bagi Bunda yang sedang hamil, mengetahui apa itu air ketuban mungkin sudah tak asing lagi. Air ketuban ini menjadi bantalan yang akan melindungi janin selama perkembangan nya di rahim, biasanya berwarna bening atau kuning muda dan tidak berbau.

Dikutip dari Claveland Clinic, janin tumbuh di dalam kantong ketuban yang berisi cairan ketuban selama kehamilan. kantong ketuban ini terbentuk sekitar 12 hari setelah Bunda hamil. Kemudian nantinya air ketuban akan pecah yang menjadi tanda Bunda melakukan persalinan.

Berbagai penyebab air ketuban jadi keruh

Air ketuban tidak hanya sekadar cairan tempat janin mengapung. Air ketuban juga mengandung nutrisi, hormon, antibodi, dan cairan lain untuk membantu menjaga janin tetap sehat dan terlindungi.

Air ketuban akan terus ada karena janin menelannya lalu mengeluarkannya. Akan tetapi, jika memiliki terlalu sedikit atau terlalu banyak cairan ketuban, dapat menyebabkan masalah bagi Bunda atau janin.

Air ketuban memiliki fungsi yang penting di dalam rahim, untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan janin, seperti:

  • Melindungi janin dari infeksi.
  • Melindungi gerakan janin dan membantunya bergerak.
  • Membantu perkembangan otot dan tulang janin.
  • Mencegah tali pusat agar tidak tertekan.
  • Membantu sistem pencernaan dan pernapasan janin berkembang.
  • Mengatur suhu tubuh janin.
  • Melindunginya dari gerakan Bunda (seperti jatuh atau pukulan tiba-tiba).

Untuk itu, air ketuban diperlukan untuk kehamilan yang sehat dan membantu mempersiapkan janin ketika lahir. Air ketuban juga bisa diukur menggunakan ultrasound, dengan cara mengukur kantong cairan ketuban di area tertentu dari kantong ketuban, lalu menghitung volume total cairan.

Jumlah air ketuban

Air ketuban terbentuk dari urine janin setelah sekitar 20 minggu kehamilan. Oleh karena itu, janin akan menelan nya dan mengeluarkannya.

Untuk jumlah air ketuban yang normal tergantung pada usia kehamilan Bunda. Tingkat air ketuban Bunda akan memuncak pada minggu ke 34 hingga 36 dan kemudian perlahan menurun saat sudah mencapai tanggal perkiraan lahir (40 minggu). Pada puncaknya, ada sekitar kurang dari 1 liter cairan di dalam kantong ketuban.

Air ketuban biasanya keluar saat Bunda sedang buang air kecil, jadi sulit untuk membedakan mana air ketuban dan urine. Jika Bunda ingin memeriksanya, Bunda bisa mencium bau di pakaian dalam untuk membedakannya, karena urine memiliki bau yang unik dan mungkin lebih mudah dikontrol daripada air ketuban.

Jika Bunda merasakan semburan cairan yang kuat dari vagina, bisa jadi air ketuban nya pecah. Tapi ada juga peningkatan sekresi vagina di akhir kehamilan, jadi sulit untuk membedakannya, jadi jika tidak yakin Bunda bisa segera hubungi dokter.

Ilustrasi JaninIlustrasi Janin/ Foto: Getty Images/iStockphoto/janulla

Warna air ketuban

Dikutip dari Verywell Family, normalnya, air ketuban berwarna bening hingga kuning pucat. Jika ada air ketuban yang keluar dari vagina perhatikan warna cairannya, dan pastikan untuk memberi tahu dokter jika Bunda melihat salah satu dari yang berikut ini:

  • Cairan berwarna coklat atau kehijauan, dapat menunjukkan bahwa janin telah mengeluarkan mekonium (buang air besar pertama) di dalam rahim. Ini dapat menyebabkan masalah jika janin menghirup atau menelannya. Pada kasus yang parah, janin dapat mengalami sindrom aspirasi mekonium dan memerlukan penanganan segera setelah lahir.
  • Cairan berwarna merah, dapat mengindikasikan masalah dengan plasenta

Air ketuban lebih jernih dari urine dan tidak keruh atau kental seperti keputihan. Selain itu, biasanya baunya lebih manis daripada keputihan.

Air ketuban umumnya tidak berbau atau berbau sedikit manis, namun jika Bunda mencium bau busuk bisa jadi bernoda mekonium atau berarti ada infeksi, jadi segeralah ke dokter. Tekstur air ketuban tidak lengket, tapi jika Bunda merasakan keputihan yang lengket, itu mungkin lendir yang tersumbat.

Selain dari warna air ketuban, jumlah air ketuban juga bisa menimbulkan komplikasi kehamilan. Klik halaman berikutnya untuk mengetahui komplikasi kehamilan jika air ketuban hanya sedikit atau terlalu banyak.

Bunda ingin membeli produk kesehatan dan kebutuhan ibu hamil lainnya? Langsung aja yuk, klik di sini.

Saksikan video tentang 5 tanda ketuban pecah:

[Gambas:Video Haibunda]



BERBAGAI PENYEBAB AIR KETUBAN JADI KERUH, BERBAHAYAKAH?

Ilustrasi Janin

Berbagai Penyebab Warna Air Ketuban Jadi Keruh, Berbahayakah?/Foto: Getty Images/iStockphoto/

Air ketuban yang sedikit

Air ketuban yang sedikit atau yang biasa disebut dengan oligohidramnion, dapat memengaruhi sekitar 4 persen orang hamil. Beberapa faktor ini dapat menyebabkan air ketuban sedikit, di antaranya adalah:

  • Kondisi bawaan yang memengaruhi ginjal atau saluran kemih janin.
  • Lebih dari dua minggu melewati tanggal perkiraan lahir.
  • Diabetes gestasional.
  • Janin dengan hambatan pertumbuhan.
  • Ketuban pecah dini.
  • Masalah dengan plasenta.
  • Kembar yang berbagi plasenta yang sama.

Air ketuban yang sedikit pada enam bulan pertama kehamilan umumnya lebih berbahaya. Komplikasi ini bisa meliputi keguguran, kelainan bentuk fisik janin yang sedang berkembang termasuk paru-paru yang tidak berkembang dengan baik atau kelahiran prematur.

Banner THR

Jika Bunda didiagnosis dengan oligohidramnion pada trimester terakhir (minggu 28 hingga 40) kehamilan, komplikasinya dapat meliputi:

  • Kompresi tali pusat.
  • Pembatasan pertumbuhan janin.
  • Masalah pernapasan.
  • Meningkatkan risiko persalinan caesar.

Air ketuban yang sedikit dapat ditangani tergantung pada usia kehamilan Bunda. Jika sudah mendekati jangka waktu penuh (kehamilan 37 minggu), dokter mungkin akan menjadwalkan induksi atau memantau lebih dekat hingga melahirkan.

Beberapa dokter juga akan merekomendasikan orang hamil untuk meningkatkan asupan airnya jika cairannya rendah. Meksipun tidak ada yang sepenuhnya yakin jika minum lebih banyak air dapat meningkatkan cairan ketuban. Tetapi tidak ada salahnya minum lebih banyak air selama kehamilan.

Air ketuban terlalu banyak

Terlalu banyak cairan ketuban disebut polihidramnion. Ini adalah kondisi langka yang menyebabkan gejala seperti kaki bengkak, sesak napas, atau sembelit. Polihidramnion sedang hingga berat dapat disebabkan oleh:

  • Kondisi bawaan yang memengaruhi kemampuan janin untuk menelan.
  • Diabetes gestasional.
  • Membawa kembar identik dengan sindrom transfusi.
  • Masalah dengan perut janin.
  • Masalah dengan plasenta.

Jika Bunda memiliki terlalu banyak air ketuban di dalam rahim, hal itu dapat memberi tekanan pada organ di sekitarnya. Ini dapat menyebabkan komplikasi kehamilan, terutama jika kondisi tersebut muncul dengan sendirinya di awal kehamilan. Komplikasi lainnya termasuk:

  • Persalinan prematur atau kelahiran prematur.
  • Janin menjadi terlalu besar.
  • Perdarahan pasca melahirkan.
  • Janin lahir namun tidak selamat.

Polihidramnion biasanya tidak diobati kecuali jika diperlukan. Dokter mungkin akan menjadwalkan janji temu tambahan untuk memeriksa ukuran janin. 

Dalam kasus yang parah, pengobatan dapat mengatur produksi urin janin saat berada di dalam rahim. Dokter juga dapat merekomendasikan induksi dini, tirah baring, atau menguras air ketuban sedikit.

Pada dasarnya, air ketuban membantu pertumbuhan janin dan melindunginya dari cedera dan infeksi. Air ketuban juga membantu janin untuk mempraktikkan gerakan seperti napas melalui air ketuban di dalam rahim. 

Sehingga bisa membantu perkembangan paru-paru janin dan mengajarkannya cara bernapas di luar rahim. Janin mulai berlatih menghirup cairan ketuban pada trimester pertama. 

Jika Bunda khawatir dengan warna, tekstur, atau yang lainnya terkait air ketuban, atau bahkan mengalami pecah ketuban dari vagina, sebaiknya Bunda jangan ragu untuk membicarakannya dengan dokter.


(pri/pri)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda