Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

kehamilan

Hukum Puasa Ramadan Bagi Ibu Hamil menurut Islam dan Kedokteran

Hasna Fadhilah   |   HaiBunda

Rabu, 29 Mar 2023 21:45 WIB

Cute and lovely young Muslim woman spending her time in the city.
Hukum Puasa Ramadan Bagi Ibu Hamil menurut Islam dan Kedokteran/ Foto: Getty Images/FluxFactory

Ibu hamil masuk dalam golongan yang diperbolehkan untuk tidak puasa. Namun, sebagian besar ibu hamil memutuskan untuk tetap menjalankan ibadah puasa Ramadan. Bagaimana hukum puasa ibu hamil menurut Islam? 

Selain dari kacamata agama, ibu hamil yang memutuskan puasa juga harus memahami aturannya menurut ilmu kedokteran. Meskipun merasa secara fisik kuat, harus diingat bahwa ibu hamil membutuhkan asupan nutrisi yang lebih tinggi untuk menjaga kesehatan dan perkembangan janin.

Hukum puasa bagi Ibu hamil menurut agama Islam

Menurut ajaran Islam, ibu hamil diperbolehkan untuk tidak ikut berpuasa. Hal ini sebagaimana yang disebutkan dalam sebuah hadis riwayat Anas bin Malik RA bahwa ia berkata Rasulullah SAW bersabda “Sesungguhnya Allah telah menggugurkan separuh salat bagi musafir serta mencabut kewajiban puasa bagi musafir, wanita menyusui, dan wanita hamil." (HR Abu Daud, Tirmidzi, Nasa'i, dan Ibnu Majah)

Namun untuk mengganti puasa Ramadannya, ia wajib untuk mengqadha atau menggantinya dengan hari-hari lain selama dirinya tidak berpuasa. 

Meski demikian, mengutip buku Ibu Hamil & Menyusui Bolehkah Bayar Fidyah Saja?, penerbit Lentera Islam (2020) terdapat penjelasan yang berbeda-beda dari setiap mazhab mengenai hukum puasa bagi ibu hamil. Berikut penjelasan selengkapnya, Bunda.

1. Madzhab Hanafi

Menurut madzhab hanafi, ibu hamil dikategorikan seperti orang sakit. Maka jika ia tidak berpuasa di bulan Ramadan, maka mereka wajib untuk mengqadha puasanya di hari lain dan tidak perlu membayar fidyah. 

2. Madzhab Syafi’i

Berdasarkan madzhab sayifi’i, membedakan hukumnya tergantung dari sisi mengapa ibu hamil tidak berpuasa, apakah ia khawatir kepada dirinya saja ataupun bayinya. Jika ibu hamil tidak berpuasa karena khawatir kepada dirinya maka ia berkewajiban hanya mengqadha puasanya.

Sementara jika ia khawatir kepada dirinya dan bayinya sekaligus, kewajibannya juga hanya mengqadha puasanya saja. Namun apabila ibu hamil yang secara kondisi kuat berpuasa namun sengaja tidak berpuasa karena khawatir terhadap bayinya, maka ia wajib mengqadha puasanya dan membayar fidyah. 

3. Madzhab Hanbali

Penjelasan madzhab hanbali sebetulnya sama seperti dengan madzhab syafi’i. Madzhab hanbali mengatakan bahwa jika ibu hamil tidak berpuasa karena khawatir kepada dirinya saja maka ia wajib mengqadha puasanya.

Jika ibu hamil tidak berpuasa sebab khawatir pada dirinya dan bayinya, maka ia juga wajib mengqadha puasanya saja. Sementara jika ibu hamil tidak berpuasa karena khawatir terhadap bayinya saja maka ia berkewajiban untuk mengqadha puasa dan membayar fidyah. 

Hukum puasa Ibu hamil menurut kedokteran

Sementara itu, jika dilihat dari ilmu kedokteran bagi ibu hamil yang hendak ikut berpuasa sebaiknya ia berkonsultasi dengan dokter kandungan untuk melihat kondisi tubuh dan bayinya dalam keadaan yang baik-baik saja. 

Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi di Eka Hospital Cibubur, dr. Alexander Mukti, Sp.OG mengatakan tidak ada kondisi khusus bagi ibu hamil yang diperbolehkan puasa. Namun, penting diperhatikan kondisi janin berkembang normal sebelum puasa.

Bunda hamil dapat kontrol ke dokter kandungan untuk melakukan pemeriksaan USG, cek cairan ketuban, dan detak jantung janin. Saat bertemu dokter, sebaiknya aktif bertanya terkait kondisi janin, kelayakan kondisi tubuh untuk berpuasa, makanan yang dilarang hingga pola makan sehat selama berpuasa.

"Tapi bila tak memungkinkan, Bunda dapat memantau gerakan janin sendiri di rumah. Normalnya, gerakan janin yang aktif adalah 10 kali per 24 jam," ungkap Alex beberapa waktu lalu saat dihubungi HaiBunda.

Pemantauan ini dapat dilakukan beberapa hari menjelang puasa Ramadan. Apabila gerakan janin normal dan kondisi Bunda fit, maka bisa untuk berpuasa.

Tapi sebaliknya, bila gerakan janin tidak aktif, sebaiknya segera cek ke dokter. Ini dapat mengindikasikan masalah pada janin atau cairan ketuban.

Gerakan janin umumnya terasa di trimester kedua, yakni usia kehamilan 16 minggu. Bagi Bunda yang masih di trimester 1 dan belum merasakan gerakan ini, dapat langsung kontrol ke dokter sebelum puasa. Pemeriksaan USG diperlukan untuk melihat kondisi janin.

Apakah Ibu hamil wajib dan aman bila berpuasa?

Berdasarkan penjelasan secara hukum Islam dan kedokteran di atas, Bunda diperbolehkan untuk memilih ikut berpuasa ataupun tidak. Hal ini tentunya menyesuaikan kondisi diri sendiri dan juga bayi di dalam perut. 

Bila bunda memutuskan berpuasa selama kehamilan, maka harus berkomitmen untuk banyak minum. Dalam hal ini, setidaknya membuat target minum air minimal 2 liter antara buka puasa sampai sahur.

Bunda dapat minum air putih 3 sampai 4 gelas saat buka puasa. Takarannya, minum air mineral di waktu Isya, sebelum tidur, dan saat sahur.

Tapi, itu semua hanya perkiraan pemenuhan cairan air mineral dari gelas. Bunda hamil dapat mengatur sendiri waktu konsumsi cairan hingga terpenuhi 2 liter dari waktu buka puasa hingga sahur.

Asupan cairan sendiri tak harus minum air mineral ya. Bunda bisa mendapatkan cairan dari air kelapa, air sirup, atau buah-buahan yang dikonsumsi saat buka puasa dan sahur.

Manfaat Ibu hamil berpuasa menurut islam dan kesehatan

Bunda, ternyata ada beragam manfaat yang dapat dirasakan ibu hamil ketika menjalankan puasa menurut ajaran islam dan kedokteran. Sebelum memutuskan untuk berpuasa, Bunda harus mendapatkan persetujuan dokter terkait dan sedang dalam kondisi tubuh yang fit ya. Berikut beragam manfaat puasa bagi ibu hamil: 

1. Mendekatkan diri kepada Allah SWT

Sebagaimana ibadah lain, berpuasa merupakan salah satu bentuk cara untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Selama berpuasa di bulan Ramadan, Bunda dapat mengerjakan amalan ibadah lain misalnya tadarus Al-Qur’an, bersedekah hingga melaksanakan salat tarawih. 

Memperbanyak amal ibadah senantiasa membuat umat Islam akan terus mengingat Allah SWT. Apalagi Bunda, pahala yang didapatkan selama bulan Ramadan bernilai berkali-kali lipat jauh lebih besar ketimbang waktu biasanya. 

2. Mendorong diri untuk berbuat kebaikan

Ibadah puasa tidak hanya menahan lapar dan haus saja, melainkan juga memperbanyak amal ibadah. Saat bulan Ramadan akan banyak kegiatan keagamaan yang diselenggarakan seperti ceramah atau kajian menjelang buka puasa yang dapat Bunda ikuti. Segala aktivitas positif tersebut mendorong umat Islam untuk terus berbuat kebaikan. 

3. Mengatur pola makan

Selama berpuasa, Allah SWT hanya mengizinkan umat Islam untuk makan yakni pada saat sahur dan berbuka. Pada dua waktu ini, secara langsung Bunda juga belajar untuk mengatur pola makan dan jumlah asupan nutrisi yang masuk ke dalam tubuh. 

Dokter biasanya akan menyarankan untuk mengonsumsi makanan yang kaya akan serat dan protein saat berbuka dan sahur. Tak lupa pula untuk tetap memenuhi kebutuhan karbohidrat dan lemak dalam tubuh untuk mengimbangi aktivitas saat berpuasa di siang hari. 

4. Memperbaiki metabolisme tubuh

Manfaat lain yang didapat oleh orang yang berpuasa ialah puasa dapat memperbaiki metabolisme dalam tubuh. Ketika berpuasa, sel-sel dalam tubuh akan membersihkan sisa-sisa kotoran dan memperbaiki sistem metobolisme yang rusak.

5. Membantu membakar lemak tubuh yang tidak diperlukan

Aktivitas puasa dapat menjadi salah satu cara untuk menurunkan berat badan bagi ibu hamil yang mengalami obesitas. Puasa membantu membakar lemak dalam tubuh yang tidak diperlukan. 

6. Menjaga kesehatan jantung

Berpuasa ternyata memiliki dampak yang baik bagi kesehatan jantung. Hal ini dikarenakan saat berpuasa, tubuh akan melakukan peningkatan HDL dan penurunan LDL yang baik bagi kesehatan jantung dan pembuluh darah.

Kondisi Ibu hamil yang tidak dianjurkan berpuasa dan dalil keringan ibu hamil berpuasa

Puasa yang dilakukan oleh ibu hamil memang memiliki beberapa manfaat, meski begitu mengutip dari BBC, terdapat sebuah studi yang dilakukan di AS, Uganda dan Irak menunjukkan bahwa wanita hamil yang berpuasa cenderung memiliki bayi yang lebih kecil dan rentan mengalami hambatan belajar dalam masa perkembangannya. 

Sedangkan menurut Alex, berikut beberapa kondisi ibu hamil yang dilarang berpuasa:

1. Lemah dan sakit

Puasa selama hamil diperbolehkan bila kondisi ibu dan janin sehat. Tapi, bila Bunda merasa kondisi tidak fit dan lemah, sebaiknya tak perlu memaksa diri.

2. Mual dan muntah

Hal ini juga berlaku bagi Bunda yang mengalami mual dan muntah. Tanda awal kehamilan ini bisa membuat tubuh lemas dan janin tidak mendapatkan nutrisi karena terbuang.

3. Hipoglikemi

Selain itu, Bunda juga jangan memaksakan diri berpuasa bila mengalami gejala hipoglikemi, seperti lemas. Memaksakan diri puasa hanya dapat membahayakan ibu dan janin dalam kandungan.

Maka dari itu penting bagi Bunda untuk memahami kondisi apa saja pada ibu hamil yang tidak dianjurkan untuk ikut berpuasa. Simak penjelasannya berikut ini.

1. Kehamilan trimester ke-2 dan ke-3

Studi The Journal of Nutrition memaparkan informasi baru bahwa ibu hamil yang berpuasa di kehamilan trimester ke-2 akan mungkin sangat berbahaya. Dijelaskan bahwa ibu hamil yang masuk kehamilan trimester ke-2 rentan mengalami risiko kelahiran prematur. Maka apabila Bunda yang sedang hamil dan memasuki trimester ke-2 sangat dianjurkan untuk tidak memaksakan diri dengan ikut berpuasa. 

Hal ini mengingat pada trimester ke-2 kehamilan dibutuhkan energi yang cukup sebesar 340 kkal setiap harinya. Penting bagi Bunda untuk mengutamakan kondisi kehamilan dan bayi ketimbang memaksakan diri ikut berpuasa yang berpotensi membahayakan janin. 

2. Ibu hamil memiliki riwayat diabetes

Bagi ibu hamil yang memiliki riwayat diabetes sangat disarankan untuk tidak ikut berpuasa. Hal ini dikarenakan kondisi tubuh penderita diabetes memerlukan pengaturan pola makan yang teratur, mulai dari asupan karbohidrat, lemak, protein, hingga vitamin. 

Jika Bunda tengah hamil dan memiliki riwayat diabetes lalu memaksakan diri ikut berpuasa, dikhawatirkan malah dapat menaikkan kadar gula darah dalam tubuh. Kondisi seperti ini tentu malah membahayakan keselamatan Bunda dan calon buah hati. 

3. Hipertensi

Bunda, ternyata aktivitas puasa berpotensi dapat menyebabkan penurunan tekanan darah yang menimbulkan pusing dan kelelahan. Kondisi penurunan tekanan darah ini dapat berpengaruh dan menyebabkan komplikasi yang membahayakan keselamatan janin di dalam perut. 

Maka bagi ibu hamil yang memiliki hipertensi sangat dianjurkan untuk berkonsultasi dengan dokter kandungan terlebih dahulu sebelum mencoba ikut berpuasa. 

4. Hamil anak kembar

Bunda yang memiliki kehamilan anak kembar juga disarankan untuk tidak berpuasa. Ibu hamil yang memiliki kehamilan kembar membutuhkan asupan nutrisi yang lebih tinggi dibanding kehamilan tunggal. 

Dikhawatirkan apabila Bunda ikut berpuasa malah akan menyebabkan turunnya asupan nutrisi yang berpotensi membahayakan keselamatan janin dan bundanya sendiri.

5. Punya anemia

Seseorang dengan riwayat anemia memiliki jumlah sel darah merah yang lebih rendah. Untuk itu, mereka membutuhkan asupan nutrisi cukup untuk mengimbangi kondisi tersebut. 

Maka bagi Bunda yang memiliki anemia dianjurkan untuk tidak berpuasa. Hal ini dikarenakan aktivitas puasa dapat menyebabkan kurangnya asupan nutrisi yang masuk ke dalam tubuh dan berdampak pada kondisi tubuh menjadi lemas dan lelah. 

Makanan dan minuman sehat untuk ibu hamil menu berbuka dan sahur

Saat memutuskan ikut berpuasa, Bunda juga harus memperhatikan asupan nutrisi yang masuk ke dalam tubuh. Maka dari itu berikut rekomendasi makanan dan minuman sehat untuk ibu hamil untuk menu berbuka dan sahur. 

1. Sayur-sayuran 

Ibu hamil harus mengonsumsi sayuran ketika berbuka dan sahur yang kaya akan mineral dan vitamin. Sayuran yang mengandung serat dan gizi sangat baik untuk menjadi asupan puasa ibu hamil.

2. Buah-buahan

Untuk menjaga kondisi badan tetap fit, Bunda disarankan untuk banyak mengonsumsi buah-buahan. Salah satunya adalah buah kurma. Kurma mengandung frukosa alami dan serat yang mampu menstabilkan kadar gula darah dalam tubuh hingga melancarkan pencernaan. 

Selain kurma, Bunda juga dapat mengonsumsi buah-buahan kaya vitamin dan mineral seperti pisang, alpukat dan jeruk. 

3. Air putih 

Ibu hamil saat berpuasa sangat dianjurkan untuk minum air putih minimal 2 liter per hari. Untuk memudahkan, Bunda dapat menggunakan aturan 2-2-4 yaitu 2 gelas air putih saat sahur, 2 gelas saat berbuka dan 4 gelas saat malam hari. 

4. Produk susu

Susu dapat menjadi tambahan asupan kalori bagi ibu hamil yang ikut berpuasa. Produk susu yang memberikan manfaat bagi ibu hamil seperti yoghurt yang baik untuk pencernaan dan keju untuk menambah asupan kalsium. 

Selain itu, bunda juga dapat mengonsumsi susu khusu ibu hamil yang mengandung banyak nutrisi mulai dari kalsium, vitamin D, zat besi, omega 3 & 6 hingga asam folat.

5. Daging yang mengandung protein

Asupan protein sangat penting selama masa kehamilan. Tidak hanya sebagai sumber energi bagi sang ibu, protein juga membantu tumbuh kembang bayi di dalam kandungan. Bunda dapat mengonsumsi daging sapi, ikan, ayam sebagai sumber protein untuk tubuh. 

 "Sesuai anjuran Nabi Muhammad SAW, berbuka sebaiknya diawali dengan menu makan yang ringan. Mulailah dengan minum air putih dan makan camilan manis, lalu dilanjutkan dengan makan besar setelah kurang lebih 1 jam atau selesai salat Magrib," imbuh Alex melengkapi.

Nah, Bunda, semoga informasi mengenai penjelasan hukum puasa bagi ibu hamil menurut ajaran Islam dan pandangan kedokteran terkait puasa di atas dapat membantu menambah wawasan ya. 

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

Simak yuk pembahasan lainnya mengenai puasa ibu hamil dalam video di bawah ini:

[Gambas:Video Haibunda]



(rap/rap)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda