
kehamilan
Mengenal Beragam Jenis Steril Kandungan & Efek Samping KB Steril
HaiBunda
Selasa, 18 Apr 2023 07:10 WIB

Metode keluarga berencana (KB) permanen biasanya berupa sterilisasi permanen. Seperti apa? Yuk mengenal beragam jenis steril kandungan dan efek samping KB steril.
Sterilisasi ini memang bagian dari kontrol kelahiran, sebagai cara untuk mencegah kehamilan. Sterilisasi kandungan untuk wanita biasanya berupa ligasi tuba, sedangkan untuk pria berupa vasektomi.
Sterilisasi permanen berupa pembedahan, namun aman dan efektif. Monique Rainford, MD, Dokter Spesialis Kandungan-Ginekologi mengatakan dengan kontrasepsi permanen untuk wanita ini tentunya nonhormonal, sehingga tidak akan memengaruhi menstruasi.Â
Beragam jenis steril kandungan
"Prosedur sterilisasi pria juga bersifat non-hormonal sehingga tidak menurunkan gairah seks. Anda masih dapat mengalami ereksi dan ejakulasi seperti yang Anda lakukan sebelum prosedur," kata Rainford dikutip dari Verywellhealth.
Rainford menyadari, semua prosedur tentu memiliki ririko kegagalan, termasuk dalam sterilisasi permanen. Nah, jika Bunda sudah steril apa bisa dikembalikan seperti sebelum steril?
Rainford berpesan jika wanita sudah melakukan sterilisasi kandungan maka untuk membalikkan sterilisasi sulit dilakukan, mahal, dan seringkali tidak efektif. Â
Namun, beberapa wanita bisa melakukan pembalikan sterilisasi ketimbang yang lain. Itu tergantung usia dan jenis ligasi tuba. Terkadang, sterilisasi yang dilakukan hanya mengangkat sebagian kecil tuba fallopi atau menutup tuba dengan menggunakan cincin atau klip.
Berbeda dengan vasektomi yang sedikit lebih mudah untuk dibalik, tetapi prosedurnya juga mahal dan rumit. Setelah pembalikan vasektomi, peluang priauntuk membuat seseorang hamil kemungkinan lebih rendah dari sebelumnya.
Untuk itu, jika Bunda masih berpikir menginginkan anak atau menambah anak di kemudian hari sebaiknya pertimbangkan lagi untuk melakukan KB permanen. Bunda yang memutuskan untuk menjalani sterilisasi kandungan harus berpikir kalau yang dilakukan untuk kebaikan, bukan untuk metode KB sementara.
Banyak dokter tidak akan melakukan prosedur KB permanen jika wanita berusia di bawah 30 tahun atau tidak memiliki anak. Hal ini terutama didasarkan pada penelitian yang menunjukkan bahwa wanita muda yang tidak memiliki anak lebih cenderung menyesali prosedur kontrasepsi permanen mereka di masa depan.
Jenis sterilisasi kandungan
Laman Mayoclinic menuliskan untuk sterilisasi kandungan pada wanita dapat memilih opsi sterilisasi seperti ligaasi tuba, yakni prosedur pembedahan yang menyumbat saluran tuba secara permanen. Dan pilihan lainnya itu mengangkat total saluran tuba (salpingektomi), yang juga dapat mengurangi risiko kanker ovarium.
Traci C. Johnson, MD, Dokter Spesialis Kandungan-Ginekolog menjelaskan sebenarnya dalam prosedur ligasi tuba, saluran tuba diikat, dijepit, dipotong, atau ditutup rapat. Tujuannya untuk mencegah sel telur bergerak dari ovarium melalui tuba fallopi untuk bertemu dengan sperma. Serta mencegah sperma naik ke saluran tuba untuk bertemu dengan sel telur.Â
Menurut Johnson, di Amerika saja diperkirakan 700.000 wanita menjalani ligasi tuba setiap tahunnya, menjadikannya bentuk kontrasepsi yang paling umum di AS.
Bagaimana ligasi tuba dilakukan?
Ligasi tuba dapat dilakukan kapan saja, termasuk setelah melahirkan atau dikombinasikan dengan operasi perut lainnya, seperti operasi caesar.
Beberapa negara dan rumah sakit memerlukan masa tunggu 30 hari sebelum melakukan ligasi tuba. Ini untuk memastikan pasien tidak terburu-buru dalam melakukan prosedur, tanpa memikirkan konsekuensinya.
Ligasi tuba umumnya dilakukan di rumah sakit atau klinik bedah rawat jalan dengan kondisi Bunda dibius (ditidurkan). Pasien dapat kembali ke rumah dalam beberapa jam setelah prosedur.Â
Pada prosedur itu dokter membuat satu atau dua sayatan kecil (luka) di perut, dan alat yang mirip dengan teleskop kecil (disebut laparoskop) dimasukkan.Â
"Dengan menggunakan instrumen yang dimasukkan melalui laparoskop, tuba falopi dipotong, diikat, dijepit, dibalut, atau ditutup rapat. Sayatan kulit itu kemudian dijahit tertutup," jelasnya dilansir WebMD.Â
Selain cara di atas, ligasi tuba juga dapat dilakukan segera setelah melahirkan melalui sayatan kecil di dekat pusar atau selama operasi caesar.
Seberapa efektif?
Ligasi tuba tidak 100 persen efektif untuk mencegah kehamilan, masih ada sedikit risiko hamil setelah ligasi tuba. Namun cukup efektif untuk mencegah kehamilan.
Kurang dari 1 dari 100 wanita akan hamil pada tahun pertama setelah prosedur. Semakin muda wanita saat melakukannya, semakin besar kemungkinan gagal.
Jika Bunda hamil setelah menjalani ligasi tuba, ada risiko mengalami kehamilan ektopik. Ini berarti sel telur yang telah dibuahi tertanam di luar rahim, biasanya di tuba falopi.
Ligasi tuba memang dapat mencegah kehamilan. Namun, itu tidak melindungi terhadap infeksi menular seksual. Selan itu ligasi tuba juga dapat menurunkan risiko kanker ovarium, terutama jika tuba fallopi diangkat.
Risiko dan efek samping steril
Ligasi tuba melibatkan pembuatan sayatan di perut sehingga membutuhkan anestesi. Risiko yang terkait dengan ligasi tuba meliputi:
- Kerusakan pada usus, kandung kemih atau pembuluh darah utama.
- Reaksi terhadap anestesi.
- Penyembuhan luka atau infeksi yang tidak tepat.
- Nyeri panggul atau perut yang berlanjut.
- Kegagalan prosedur, mengakibatkan kehamilan yang tidak diinginkan di masa depan.
Bagaimana dengan efek samping usai melakukan sterilisasi permanen ini? Bunda akan merasa tidak nyaman di tempat sayatan. Selain itu juga mengalami beberapa hal ini:
- Sakit perut atau kram.
- Kelelahan.
- Pusing.
- Kembung.
- Sakit bahu.
Bunda yang melakukan ligasi tuba boleh mandi 48 jam setelah prosedur, tetapi hindari mengejan atau menggosok sayatan. Keringkan sayatan dengan hati-hati setelah mandi.
Hindari juga angkat berat dan seks sampai dokter memberi tahu bahwa itu aman untuk dilakukan. Lanjutkan aktivitas normal secara bertahap saat kondisi mulai merasa lebih baik.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
Saksikan video tentang 5 tips berhubungan seks tanpa kondom agar tidak hamil:
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT

Kehamilan
Bunda Bertubuh Pendek Lebih Berisiko Melahirkan Prematur, Mitos atau Fakta?

Kehamilan
7 Persiapan Penting agar Persalinan Normal Berjalan Lancar

Kehamilan
5 Infeksi Bakteri & Virus Yang Wajib Diwaspadai Ibu Hamil

Kehamilan
Manfaat Kurma untuk Ibu Hamil, Benarkah Juga Bisa Lancarkan Persalinan?

Kehamilan
15 Tanda Mau Melahirkan, Ibu Hamil Wajib Tahu


7 Foto
Kehamilan
7 Potret Sabrina Anggraini Istri Belva Devara Jalani Trimester 3, Tak Sabar Sambut Baby Girl
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda