Terlambat haid selalu dikaitkan dengan tanda-tanda kehamilan. Namun, sebenarnya kapan sih telat haid dapat dikatakan hamil pada seorang Bunda? Simak yuk bagaimana cara menghitungnya.

Setiap kehamilan memberi gejala kurang lebih sama, walau mungkin terdapat beberapa yang berbeda. Namun hampir semuanya dimulai dengan terlambat haid. 

Meski terlambat haid menjadi salah satu gejala umum kehamilan, sebenarnya ada banyak hal yang menyebabkan terlambat haid selain kehamilan. Kesehatan, usia, pola makan, stres, dan olahraga dapat memengaruhi keteraturan siklus haid setiap wanita. Demikian ulasan Mayo Clinic. 

Lantas kapan telat haid dapat dikatakan hamil? Yuk ketahui cara menghitungnya. 

Mengenal siklus haid

Siklus haid merupakan serangkaian perubahan bulanan yang dialami tubuh wanita, sebagai persiapan untuk kemungkinan kehamilan. Haid terjadi ketika salah satu ovarium melepaskan sel telur.

Proses pelepasan sel telur dari rahim disebut juga dengan ovulasi. Sel telur yang tidak dibuahi hingga masa ovulasi, lapisan rahim akan luruh dan keluar melalui vagina. Mengalirlah darah haid. 

Siklus haid bersifat kompleks dan dikendalikan oleh berbagai kelenjar dan hormon. Dilansir Better Health Channel, hipotalamus dalam otak menyebabkan kelenjar pituitari memproduksi zat kimia yang mendorong ovarium menghasilkan hormon estrogen dan progesteron, yang mempengaruhi timbulnya siklus berbeda-beda pada setiap wanita. 

Siklus haid normal

Masih merujuk Mayo Clinic, siklus haid yang normal dihitung dari hari pertama haid sampai hari pertama haid berikutnya. Umumnya, siklus berlangsung selama 21-35 hari, termasuk fase haid yang berlangsung 3-7 hari.

Namun, siklus haid setiap wanita bisa berbeda-beda. Bahkan ada yang mengalami perubahan siklus setiap bulan. Selama tidak ada gangguan yang mengindikasikan penyakit atau kelainan tertentu, maka siklus haid masih dianggap normal.

Normalnya, aliran haid dapat terjadi setiap 21 hingga 35 hari dan berlangsungnya selama 2 hingga 7 hari. Namun, ada juga yang mengatakan siklusnya rata-rata 24 hingga 38 hari.

Siklus tidak normal

Verywell Family mengulas perbedaan siklus haid tidak normal ditandai gejala, di antaranya:

1. Kram perut berlangsung terlalu lama.

Kram terasa lebih lama dari PMS biasanya, bahkan hingga akhir masa haid. Jika kram hanya terjadi pada menjelang atau masa awal haid, bisa dikatakan hal tersebut cukup normal. Berbeda lagi apabila kram perut tidak juga mereda bahkan saat masa haid sudah selesai. 

2. Aktivitas yang terganggu 

Haid memang menyebabkan ketidaknyamanan tertentu untuk bergerak leluasa. Namun jika sangat mengganggu, hingga tidak bisa beraktivitas sama sekali, bisa menjadi salah satu gejala haid yang tidak normal. 

3. Jumlah darah yang terlalu banyak atau terlalu sedikit

Pada haid normal, darah akan keluar antara 25-30 cc, sementara pada haid tidak normal bisa melebihi jumlah tersebut. 

4. Kram disertai mual muntah

Gejala ini bisa mengindikasikan siklus haid yang tidak normal. Sebab kram perut pada masa haid memang cukup normal. Namun jika disertai dengan muntah, bisa jadi terdapat masalah kesehatan reproduksi yang harus segera diperiksakan.

5. Pinggul terasa sakit bahkan di luar masa haid

Pada siklus haid normal, pinggul biasa sakit di hari pertama hingga dua tiga hari haid. Namun, jika sakit pinggul terasa bahkan di luar masa haid, sudah harus diwaspadai.

Cara menghitung telat haid dikatakan hamil

Apabila Bunda mengalami siklus haid yang teratur, bisa saja Bunda langsung mengira hamil saat terlambat haid walau beberapa hari. Untuk kemudian Bunda perlu memastikannya melalui tes kehamilan. 

Nancy Carteron, Internis bersertifikat ABMS, konsultan rheumatologist, mengatakan bahwa salah satu tanda kehamilan pertama dan paling dapat diandalkan adalah terlambat haid. Jika Bunda tidak melacak siklus dengan cermat, mungkin sulit untuk menentukan apakah terlambat atau tidak. Menurutnya,  waktu terbaik untuk melakukan tes kehamilan adalah seminggu setelah terlambat haid.

"Penggunaan test pack sebelum mengalami haid yang terlewat dapat meningkatkan risiko hasil negatif palsu," jelas Carteron pada laman Healthline.
Namun, apabila Bunda tidak ingin menunggu sampai terlambat haid, Bunda harus menunggu setidaknya satu hingga dua minggu setelah berhubungan seks.

Sementara melansir Babycenter, kebanyakan orang, termasuk ahli kesehatan akan menentukan usia kehamilan berdasarkan LMP (menstruasi terakhir). Untuk mengetahui berapa minggu kehamilan dengan ukuran ini, Bunda harus mengingat kapan periode terakhir dimulai. Hari pertama LMP dihitung sebagai hari pertama kehamilan.

Sumber lain, Flo Health menyebutkan, untuk menjelaskan fakta bahwa Bunda hamil, dihitungnya berdasarkan usia kehamilan, bukan usia janin. Itu artinya Bunda menghitung kehamilan dari masa haid terakhir, bukan tanggal Bunda diketahui hamil, dengan kata lain menambahkan dua minggu ekstra meskipun Bunda secara teknis tidak hamil saat itu.

Juga, metode ini disebut mengakui bahwa tidak semua bulan memiliki jumlah hari yang sama. Sehingga kemungkinan besar Bunda masih hamil pada usia sembilan bulan.

Namun, jika siklus menstruasi Bunda tidak teratur, kemungkinan jadi tidak mengetahui tanggal LMP. Dan jika panjang siklus  bervariasi, menghitung dari hari pertama LMP  mungkin tidak memberi tanggal yang dapat diandalkan, sehingga Bunda perlu menggunakan hitungan dengan cara lain, dengan bantuan tenaga medis tentu saja. 

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis! 

Simak tanda-tanda darah implantasi dan bedanya dengan haid dalam video di bawah ini: