kehamilan

Bagaimana Hukum Membuat Istri Menangis saat Hamil Menurut Islam?

Humidatun Nisa'   |   HaiBunda

Rabu, 31 May 2023 16:50 WIB

Jakarta -

Sudah sepatutnya suami istri saling mendukung, apalagi jika istri dalam kondisi hamil. Secara psikis, emosi menjadi kurang stabil. Secara fisik juga harus beradaptasi dengan kondisi baru karena kehamilan. Sehingga Islam juga memastikan istri dapat terlindungi dengan baik oleh suaminya, termasuk ketika hamil.

Sebagai ajaran yang lengkap, Islam juga mengatur adab suami kepada istri. Syariat Islam menyerukan kepada para suami agar jangan sampai membuat istri menangis. Apalagi saat istri sedang hamil.

Mengutip dari Al Qur’an Surat Al-Baqarah, Allah berfirman:

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


“Dan para istri mempunyai hak yang seimbang dengan kewajiban mereka menurut cara yang ma’ruf.” (QS. Al-Baqarah : 228). 

Hukum membuat istri menangis saat hamil

Mengutip dari kitab Imam Al-Ghazali Al-Adab fid Din, dalam Majmu’ah Rasail, Imam Ghazali (Kaira, Al-Maktabah At-Taufiqiyyah : 442) menerangkan adab suami terhadap istri, sebagai berikut:

“Adab suami terhadap istri, yakni : berinteraksi dengan baik, bertutur kata yang lembut, menunjukkan cinta kasih, bersikap lapang ketika sendiri, tidak terlalu sering mempersoalkan kesalahan, memaafkan jika istri berbuat salah. Kemudian juga menjaga harta istri. Tidak banyak mendebat, mengeluarkan biaya untuk kebutuhan istri secara tidak bakhil (pelit), memuliakan keluarga istri, senantiasa memberi janji yang baik dan selalu bersemangat terhadap istri.”

Dari penjelasan di atas, Islam sudah mengatur bagaimana seharusnya seorang suami memperlakukan istrinya sesuai adab yang dianjurkan. Maka jika terdapat suami yang jauh dari adab yang dianjurkan, sudah bisa dikatakan suami tersebut telah memperlakukan istrinya secara dzolim. Bertentangan dengan ajaran yang Islam ajarkan.

Dalam Al-Qur’an surat Ath-Thalaq  ayat 6, Allah juga berfirman:

اَسْكِنُوْهُنَّ مِنْ حَيْثُ سَكَنْتُمْ مِّنْ وُّجْدِكُمْ وَلَا تُضَاۤرُّوْهُنَّ لِتُضَيِّقُوْا عَلَيْهِنَّۗ وَاِنْ كُنَّ اُولَاتِ حَمْلٍ فَاَنْفِقُوْا عَلَيْهِنَّ حَتّٰى يَضَعْنَ حَمْلَهُنَّۚ فَاِنْ اَرْضَعْنَ لَكُمْ فَاٰتُوْهُنَّ اُجُوْرَهُنَّۚ وَأْتَمِرُوْا بَيْنَكُمْ بِمَعْرُوْفٍۚ وَاِنْ تَعَاسَرْتُمْ فَسَتُرْضِعُ لَهٗٓ اُخْرٰىۗ

“ Tempatkanlah mereka (para istri) di mana kalian bertempat tinggal menurut kemampuan kalian, dan janganlah kalian menyusahkan mereka untuk menyempitkan (hati) mereka. Dan jika mereka (istri-istri yang sudah ditalak) itu sedang hamil, maka berikanlah kepada mereka nafkahnya sampai mereka melahirkan, kemudian jika mereka menyusukan (anak-anak)mu maka berikanlah imbalannya kepada mereka; dan musyawarahkanlah di antara kalian (segala sesuatu) dengan baik; dan jika kalian menemui kesulitan, maka perempuan lain boleh menyusukan (anak itu) untuknya.”

Dari ayat di atas sudah cukup jelas, bagaimana hukum suami yang membuat istri menangis manakala sedang hamil, termasuk perbuatan yang bertentangan dengan perintah Allah. Bahkan Allah memperingatkan agar para suami tidak menceraikan istri dalam kondisi hamil. Jika pun terjadi, suami tetap berkewajiban menafkahinya sampai istri melahirkan. 

Dalam ayat tersebut juga mengingatkan pentingnya suami memberi kompensasi materi atas jerih payah istri mengandung, menyusui dan menghidupi anak hasil pernikahan keduanya. Termasuk berdosa apabila suami memperlakukan istrinya dengan buruk, lebih-lebih ketika dalam kondisi hamil. 

Bentuk dukungan suami terhadap istri saat hamil

Mengutip dari buku karya Muhammad W. Idaini dan M. Al Fabri Di Balik Kesuksesan Suami Ada Istri Sholihah yang Mendampingi, yang apabila dihubungkan dengan kondisi istri saat hamil. Berikut kewajiban suami, termasuk:

1. Menggauli istri dengan baik

Tidak bisa disangkal, kehamilan mengubah beberapa tampilan fisik Bunda. Mungkin tubuh sudah tidak berada dalam ukuran ideal lagi. Namun suami harus tetap bisa menggauli istri dengan baik, tanpa menyakiti hati istri dengan ucapan dan perlakuan yang melukai. 

2. Menunjukkan kasih sayang yang tulus

Saat hamil, mood Bunda menjadi naik turun. Meledak-ledak karena marah atau menjadi sedih luar biasa yang sulit dipahami. Namun, suami tetap harus bisa menunjukkan sikap kasih sayang yang tulus, untuk tetap menciptakan ruang yang nyaman dan aman bagi istri saat harus mengeluarkan emosinya. 

3. Tidak pelit terhadap istri

Sudah dijelaskan banyak ayat, bagaimana suami harus menghidupi istri dengan layak. Saat hamil, kebutuhan Bunda juga meningkat. Baik pemenuhan nutrisi untuk Bunda, maupun kebutuhan perlengkapan lainnya menyambut Si Kecil lahir. Suami harus bisa memenuhi semua kebutuhan tersebut. Selagi istri tidak berlebihan di luar batas kebutuhan, tidak seharusnya suami menahan untuk membelanjakannya. 

4. Melayani istri

Perubahan hormon mempengaruhi fisik dan psikis Bunda hamil sehingga mungkin saja istri lebih mudah capek, lebih manja kepada pasangan. Untuk menghadapi itu semua, suami harus tetap melayani istri dengan baik. 
Ingatlah bahwa kehamilan adalah buah tindakan yang tanggungjawabnya harus ditanggung bersama. 
Saat suami tidak bisa menggantikan peran mengandung janin, maka sudah seharusnya melayani istri agar tidak merasa menanggung beban sendirian.

5. Memenuhi keinginan istri

Dalam konteks kehamilan, kewajiban suami ini bisa diartikan agar suami memenuhi keinginan istri yang mengidam atau keinginan lain yang berhubungan dengan keberlangsungan janin. Misalnya saja, suami harus menghormati pilihan istri jika mungkin dia lebih menginginkan melahirkan secara normal atau caesar. 

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

Simak juga yuk video tentang kehamilan di bawah ini:



(pri/pri)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT