
kehamilan
7 Kebiasaan Ibu Hamil Penyebab Bayi Stunting, Bisa dari Hal Kecil Jangan Anggap Sepele
HaiBunda
Jumat, 16 Jun 2023 21:20 WIB

Para ibu hamil wajib memperhatikan perkembangan bayi di dalam perutnya untuk menghindari risiko terkena masalah stunting. Hal ini bukanlah tanpa alasan, bayi yang terdeteksi stunting berisiko terganggu tumbuh kembang dan kecerdasannya.
Selain itu mereka rentan terkena penyakit degeneratif seperti penyakit jantung, diabetes, hipertensi dan osteoporosis. Pencegahan dapat dilakukan sejak anak berada dalam kandungan misalnya dengan menghindari kebiasaan penyebab bayi stunting.
Kebiasaan-kebiasaan tersebut terkadang tidak disadari oleh para ibu padahal berpotensi meningkatkan risiko stunting. Ditambah lagi, kasus stunting anak di Indonesia menjadi masalah yang serius.
Angka prevalensi stunting di Indonesia berada di 21,6 persen yang masih jauh dari standard WHO yaitu kurang dari 20 persen. Oleh karena itu, untuk mengetahui apa saja kebiasaan penyebab bayi stunting simak penjelasannya berikut ini ya, Bunda.
Apa itu stunting?
Melansir Kementerian Kesehatan RI, stunting adalah kondisi yang terjadi akibat gangguan tumbuh kembang yang menyebabkan anak memiliki postur tubuh pendek yang jauh di bawah rata-rata anak lain seusianya.
Hal ini terjadi akibat anak menderita gizi buruk, infeksi berulang dan stimulasi psikososial yang tidak memadai. Stunting dapat terjadi sejak anak berada dalam kandungan ibunya. Bayi yang terkena stunting sejak dalam kandungan akan menghambat tumbuh kembangnya kelak.
Stunting disebabkan beberapa faktor yaitu genetik, anak menderita gizi buruk terjadinya infeksi berulang dan stimulasi psikososial yang tidak memadai. Kondisi tersebut bisa berasal dari kebiasaan-kebiasaan yang terkadang tidak disadari bahkan disepelekan oleh ibu hamil padahal membahayakan kesehatan bayi di dalam kandungannya.
Masalah stunting di Indonesia masih menjadi perhatian khusus. Menurut hasil review capaian indikator sasaran RPJM di bidang kesehatan yang dilakukan oleh Bappenas, indikator bayi stunting di Indonesia masih jauh dari target. Perkiraan bayi stunting di tahun 2024 berada di angka 16,1 persen hasil ini jauh di atas target yaitu 14 persen. Artinya masih banyak kasus bayi-bayi yang mengalami stunting di Indonesia.
Berdasarkan hal tersebut, penting untuk Bunda agar menjaga kesehatan dan keselamatan baik ibu dan bayi selama masa mengandung. Hal yang dapat Bunda lakukan adalah dengan menghindari kebiasaan-kebiasaan yang menjadi penyebab bayi mengalami stunting. Apa saja kebiasaan-kebiasaan buruk tersebut? Simak 7 kebiasaan penyebab bayi stunting berikut ini.
7 Kebiasaan ibu hamil penyebab bayi stunting
Bunda, ketahui kebiasaan-kebiasaan berikut yang berpotensi menyebabkan bayi mengalami stunting.
1. Merokok dan minum alkohol
Selain menimbulkan dampak buruk untuk kesehatan, aktivitas merokok dan minum alkohol juga menjadi penyebab bayi stunting dikarenakan menghambat pertumbuhan dan perkembangan janin di dalam kandungan.
Asap rokok yang masuk ke dalam tubuh ibu hamil mengandung berbagai zat kimia berbahaya, seperti karbon monoksida dan nikotin yang dapat merusak plasenta serta penyebab berat badan lahir rendah. Bayi yang terlahir dengan berat badan rendah berisiko terkena stunting dan membuatnya cenderung memiliki tinggi badan yang lebih pendek ketimbang anak lain seusianya.
Sementara itu, mengonsumsi alkohol selama kehamilan dapat menyebabkan terjadinya fetal alcohol syndrome (FAS). Kondisi ini berpotensi menyebabkan keterlambatan perkembangan mental dan fisik serta masalah kesehatan lain.
Tak hanya berisiko menyebabkan bayi stunting, merokok dan minum alkohol juga dapat meningkatkan gangguan kesehatan lain seperti keguguran dan beberapa jenis kanker. Maka dari itu sangat penting bagi Bunda untuk menghentikan kebiasaan merokok dan minum alkohol selama kehamilan untuk mencegah terjadinya bayi stunting dan masalah kesehatan lain.
2. Kurangnya asupan nutrisi
Ibu hamil yang tidak memperhatikan asupan nutrisi yang masuk ke dalam tubuhnya berpotensi menyebabkan bayinya menderita stunting. Kebutuhan nutrisi sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan janin di dalam perut. Janin memerlukan asupan yang cukup mulai dari protein, zat besi, vitamin A dan asam folat untuk pertumbuhan yang normal.
Bila ibu hamil tidak mampu memenuhi kebutuhan nutrisi tersebut selama kehamilan dikhawatirkan dapat menyebabkan kondisi kurang gizi. Bayi berpotensi lahir dengan berat badan rendah dan berisiko terkena stunting. Selama masa kehamilan sangat penting bagi Bunda dan Si Kecil di dalam kandungan untuk mendapatkan asupan nutrisi yang cukup demi terhindar dari potensi stunting.
3. Jarang berolahraga
Selama masa kehamilan, para ibu hamil dianjurkan untuk melakukan aktivitas fisik seperti olahraga demi kesehatan tubuh dan bayinya. Berolahraga akan membantu ibu hamil terhindar dari risiko obesitas, diabetes gestasional, hipertensi dan juga stunting pada bayi.
Meski begitu, Bunda harus tetap memperhatikan kondisi kesehatan dengan tidak melakukan olahraga yang terlalu berat. Pastikan untuk berkonsultasi dengan dokter kandungan terlebih dahulu ya, Bunda.
4. Penyebab bayi stunting karena ibu hamil stres berlebih
Selama kehamilan, ibu hamil rentan untuk mengalami stres. Perlu diketahui, stres berlebih dapat menimbulkan bahaya baik untuk ibu dan bayi yang dikandungnya. Stres menyebabkan perubahan sistem saraf otonom yang memengaruhi suplai darah dan nutrisi untuk janin. Stres ternyata juga berpengaruh pada pertumbuhan janin di dalam perut.
Apabila ibu hamil mengalami stres berkepanjangan maka berpotensi menimbulkan stunting pada bayinya sejak lahir. Oleh karena itu, selama masa kehamilan berlangsung penting untuk mengatasi stres pada ibu hamil, misalnya dengan berolahraga, terapi, dan masih banyak lagi.
5. Kebiasaan buruk ibu hamil yang enggan memeriksakan kandungan
Terkadang bayi mengalami stunting karena terlambat terdeteksi akibat orang tuanya yang enggan untuk memeriksakan kandungan ke dokter secara rutin. Padahal memeriksakan kandungan merupakan hal yang penting dilakukan karena mampu mendeteksi dini masalah kesehatan baik pada ibu atau bayinya.
Jika ditemukan masalah kesehatan seperti janin memiliki berat badan kurang yang berpotensi pada stunting, maka dokter akan segera dapat memberikan penanganan yang tepat seperti anjuran bagi ibu hamil untuk memenuhi asupan nutrisi yang cukup hingga memberikan vitamin tambahan.
Tak hanya seputar masalah stunting, pemeriksaan kandungan secara rutin juga berguna untuk mengetahui masalah lainnya seperti kondisi plasenta, ukuran janin, hingga posisi janin di dalam perut. Dengan begitu, penting untuk Ayah dan Bunda untuk rutin mengunjungi dokter kandungan selama kehamilan berlangsung agar mengetahui bagaimana kondisi bayi dan ibunya.
6. Sanitasi buruk
Jika sanitasi di lingkungan buruk atau tidak bersih maka akan meningkatkan risiko anak terkena stunting. Sanitasi dasar meliputi kebersihan lingkungan tempat tinggal, ketersediaan air bersih dan layak, jamban keluarga hingga pembuangan sampah.
Sanitasi yang buruk berpotensi menyebabkan sistem imun tubuh pada ibu hamil menurun dan rentan terkena kuman penyakit yang berpotensi menimbulkan infeksi berulang.
Apabila infeksi terjadi, risiko anak terkena stunting semakin tinggi. Tak hanya bahaya stunting yang mengancam, ibu hamil pun dapat terkena penyakit lain seperti diare, tipus dan pneumonia. Untuk mencegah risiko stunting pada bayi, terapkan hidup sehat dengan menjaga lingkungan sekitar agar tetap bersih dan higienis ya, Bunda.
7. Kurang minum
Tak hanya asupan nutrisi, ibu hamil yang kurang minum pun berpotensi menyebabkan bayinya kelak mengalami stunting. Air merupakan salah satu elemen penting yang dibutuhkan oleh tubuh. Bila tubuh kekurangan air maka akan menyebabkan dehidrasi yang mampu memengaruhi kesehatan ibu dan bayinya.
Kondisi dehidrasi berisiko menimbulkan peningkatan risiko komplikasi selama kehamilan seperti hipertensi, infeksi hingga perdarahan. Sementara itu untuk janin, air sangat penting untuk perkembangan dan pertumbuhannya karena membantu dalam proses metabolisme dan pembentukan sel-selnya. Maka dari itu, ibu hamil dianjurkan untuk mengonsumsi rata-rata 2-3 liter air setiap harinya agar risiko stunting dapat dihindari.
Ciri-ciri anak bayi stunting
Setelah memahami kebiasaan penyebab bayi stunting, Bunda juga perlu mengetahui ciri-ciri atau gejala anak yang menderita stunting. Menurut Kementerian Kesehatan RI, ada beberapa ciri-ciri stunting pada anak yang harus diwaspadai oleh para orang tua yaitu:
- Berat badan yang rendah apabila dibandingkan dengan anak lain sesuainya.
- Postur tubuh lebih pendek dari rata-rata anak seusianya.
- Pertumbuhan tulang pada anak yang tertunda.
- Proporsi tubuh yang cenderung normal namun tampak lebih muda atau kecil dibanding seusianya.
Meski dapat mengamatinya secara langsung, apabila Si Kecil termasuk dalam ciri-ciri di atas alangkah baiknya Bunda menemui dokter agar anak dapat diperiksa lebih detail dan mendapatkan hasil yang jelas. Bila anak terdeteksi menderita stunting maka dokter akan segera memberikan penanganannya.
Dengan mengetahui apa saja kebiasaan penyebab bayi stunting, diharapkan Bunda dapat melakukan upaya pencegahan agar anak tidak berisiko terkena. Semoga informasi tersebut dapat bermanfaat ya, Bunda!
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(pri/pri)ARTIKEL TERKAIT

Kehamilan
Kenapa saat Hamil Disebut Trimester Bukan Semester Seperti Tulisan Erina Gudono? Simak Bedanya

Kehamilan
10 Ciri-ciri Hamil 1 Bulan yang Perlu Bunda Tahu

Kehamilan
Perkembangan Janin yang Normal di Trimester 1, 2, dan 3

Kehamilan
10 Makanan yang Baik Dikonsumsi Ibu Hamil di Trimester 1

Kehamilan
14 Makanan Penyebab Keguguran di Awal Kehamilan


5 Foto
Kehamilan
5 Potret Qurrotuayun Istri Qibil The Changchuters Jalani Trimester 2, Dipuji Makin Cantik
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda