Apakah Bunda merasa detak jantung Bunda berdetak lebih cepat selama kehamilan? Jangan panik dulu Bunda, karena secara fisiologis, perubahan kecepatan detak jantung adalah hal yang umum terjadi pada Bunda selama masa kehamilan.

Wajar bagi Bunda untuk merasa was-was dan khawatir saat merasakan peningkatan detak jantung selama kehamilan. Nah, untuk membantu Bunda agar lebih tenang, perlu Bunda pahami bahwa, perubahan ini adalah sesuatu yang cukup normal terjadi ketika Bunda sedang mengandung.

Ketika hamil, tubuh Bunda mengalami perubahan besar baik secara fisik maupun hormonal. Salah satu perubahan yang paling terasa adalah peningkatan volume darah dalam tubuh. Tubuh ibu hamil perlu memompa lebih banyak darah untuk menyuplai nutrisi dan oksigen ke janin yang berkembang.

Detak jantung selama kehamilan

Seperti yang sudah dipaparkan, selama kehamilan, volume darah Bunda akan meningkat secara dramatis untuk memberikan lebih banyak aliran darah ke plasenta. Dalam proses ini, jantung Bunda pun harus memompa lebih keras dan lebih cepat untuk memastikan sirkulasi yang tepat.

Dr. Felice Gersh MD, OB-GYN, melalui Romper berkata bahwa jumlah darah yang dipompa tersebut disebut curah jantung, dan dapat meningkat sebanyak 30 - 50 persen selama kehamilan.

“Peningkatan detak jantung Anda biasanya dapat diukur di awal kehamilan selama trimester pertama, dan sejak bulan pertama Anda hamil,” tambah Gersh.

Jadi Bunda, jantung yang berdebar adalah kondisi yang sangat normal terjadi selama kehamilan. Ini adalah respons normal tubuh Bunda ketika mengalami peningkatan aliran darah.

Berapa detak jantung normal pada kehamilan?

Jantung orang dewasa normal berdetak antara 60 dan 100 kali per menit, dan angka rata-rata dalam kehamilan juga sejatinya tetap tidak jauh dalam kisaran ini.

“Detak jantung meningkat dari awal sekitar 70 detak per menit sebelum kehamilan hingga 90 detak per menit selama kehamilan,” kata Dr. Gersh.

Sebuah meta-analisis tahun 2019 oleh BMC Medicine mengamati peningkatan detak jantung pada 36.239 orang hamil dan menemukan peningkatan detak jantung rata-rata sekitar 10 persen, atau 7 hingga 8 detak per menit.

Menambah dari Medical News Today, studi ini juga menemukan bawa rata-rata detak jantung akan terus meningkat selama kehamilan. Sebuah meta-analisis tahun 2019 oleh BMC Medicine mengamati peningkatan detak jantung pada 36.239 orang hamil dan menemukan peningkatan detak jantung rata-rata sekitar 10 persen, atau 7 hingga 8 detak per menit.

Penyebab detak jantung lebih cepat saat hamil

Detak jantung lebih cepat selama kehamilan bisa disebabkan banyak hal, mulai dari yang normal hingga adanya gangguan serius, seperti:

1. Perubahan hormon
Perubahan hormon selama kehamilan dapat memicu jantung sering berdebar, Bunda. Hormon yang berperan terhadap kerja jantung ini adalah estrogen.

2. Anemia
Anemia atau kekurangan sel darah merah selama hamil juga bisa menyebabkan jantung berdebar. Jantung yang berdebar saat anemia merupakan tanda tubuh sedang mengkompensasi kekurangan oksigen.

3. Dehidrasi
Saat mengalami dehidrasi, darah Bunda yang mengandung air akan menjadi lebih kental. Semakin kental darah, semakin keras pula kerja jantung.

4. Stres dan depresi
Jantung berdebar dapat terjadi saat ibu hamil atau bumil sedang stres berat atau merasa cemas. Melansir dari laman Cleveland Clinic, perasaan cemas melibatkan respons 'fight to fight' yang dapat memicu serangkaian peristiwa di tubuh, termasuk pelepasan hormon tertentu.

5. Minum kafein
Kandungan kafein, terutama yang terdapat di dalam kopi, teh, dan cokelat, dapat membuat jantung berdebar. Kondisi ini tak hanya dialami Bunda yang sedang hal, tapi siapa pun yang mengonsumsi kafein.

6. Makan terlalu banyak dan cepat
Aktivitas makan pada dasarnya dapat menyebabkan perubahan aliran darah yang bisa mengakibatkan peningkatan detak jantung, Bunda. Makan juga bisa meningkatkan tekanan darah.

7. Obesitas
Wanita yang kelebihan berat badan sebelum dan selama kehamilan memiliki peningkatan risiko detak jantung tidak teratur dan penyakit jantung lainnya.

8. Hipoglikemia
Hipoglikemia adalah kondisi di saat gula darah dalam tubuh rendah. Hipoglikemia lebih sering terjadi di trimester pertama, Bunda.

9. Hipotensi
Sama seperti kadar gula rendah, hipotensi atau tekanan darah rendah juga bisa memicu gejala jantung berdebar. Tekanan darah yang rendah terjadi ketika kekuatan jantung turun untuk memompa darah melalui arteri.

10. Masalah pada jantung
Penyakit kardiovaskular adalah sekelompok penyakit yang mempengaruhi jantung dan pembuluh darah. Penyakit ini dapat memicu gejala jantung berdebar, Bunda.

11. Gangguan tiroid
Hormon tiroid memiliki efek langsung pada kerja dan fungsi jantung, pembuluh darah serta kadar kolesterol. Hormon tiroid juga memiliki fungsi tidak langsung pada kerja jantung melalui sistem saraf otonom dan sistem lainnya dalam tubuh.

Kapan Bunda harus khawatir?

Kenaikan detak jantung memang hal yang normal, namun Bunda harus menghubungi dokter jika detak jantung Bunda mencapai 100 detak per menit dan debarnya tidak kunjung mereda. Berikut adalah kondisi lain yang menyertainya:

• Nyeri dada
• Mual
• Sakit kepala ringan/parah
• Sakit perut
• Kesulitan bernapas
• Pembengkakan tiba-tiba pada satu atau dua kaki
• Pingsan

Kapan detak jantung kembali normal?

Selain kehamilan, melahirkan juga dapat memengaruhi detak jantung Bunda. Selama persalinan, terutama saat mengejan, Bunda akan mengalami perubahan mendadak dalam aliran dan tekanan darah.

“Dibutuhkan beberapa minggu setelah melahirkan agar tekanan pada jantung kembali ke tingkat sebelum Anda hamil,” ujar dr. Gersh. Menurutnya, itu bisa memakan waktu hingga sebulan.

Nah, itulah Bunda beberapa fakta mengenai detak jantung Bunda selama kehamilan hingga melahirkan. Kini Bunda tidak perlu merasa khawatir lagi jika merasakan detak jantung Bunda meningkat.

Namun, tetap periksakan ke dokter jika Bunda memiliki keluhan lainnya ya, Bunda. Semoga informasinya bermanfaat!

Bunda ingin membeli produk kesehatan dan kebutuhan ibu hamil lainnya? Langsung aja yuk, klik di sini.