Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

kehamilan

5 Cara Mengatasi Brain Fog seperti Dialami Nikita Willy Usai Melahirkan

Asri Ediyati   |   HaiBunda

Jumat, 07 Jul 2023 16:44 WIB

Nikita Willy
5 Cara Mengatasi Brain Fog seperti Dialami Nikita Willy Usai Melahirkan/Foto: Instagram/nikitawillyofficial94

Sadar atau tidak, banyak perubahan yang dialami seorang wanita setelah melahirkan dan berstatus menjadi ibu. Munculnya kesibukan baru berkat kedatangan buah hati sering kali Bunda mungkin abai dengan perubahan tersebut. Namun, Nikita Willy mengungkap justru ada perubahan nyata pada dirinya, Bunda.

Dalam wawancaranya dengan Denny Sumargo, aktris 29 tahun itu mengungkap bahwa ia terkadang mengalami brain fog. Istilah ini juga sering disebut mom brain. Nikita Willy mengaku bahwa sesekali ia butuh waktu untuk memproses sesuatu dalam pikirannya.

"Perubahan yang aku alami tuh lebih.. jujur ya ini lebih sering brain fog. Brain fog tuh kayak mom brain. Kita panggilnya mom brain. Jadi mom brain itu kadang-kadang (buat) aku dari tadi kalau Ko Densu ngomong kadang-kadang suka bengong gitu lho," ujarnya, dikutip dari YouTube Denny Sumargo.

Setelah putranya lahir, Nikita Willy merasa banyak hal yang harus dipikirkan. Kalau sebelumnya, ia bilang hanya memikirkan A dan B. Kini, ia harus memikirkan banyak hal ibarat dari A sampai Z.

"Jadi kadang-kadang aku suka kayak bengong sendiri. Mikirin ini udah belum ya? Itu udah belum ya? Jadi sudah cukup hidup aku dipenuhi dengan Mom Brain ini, mikirin anak makan apa, kadang-kadang anak berat badannya enggak naik. Itu sudah pusing banget," kata bunda satu anak itu.

Nikita Willy juga tak mau makin pusing apabila ada komentar miring, khawatir pikiran makin terbebani. "Jangan ditambah pusing dengan komentar-komentar negatif," katanya, menambahkan.

Apa itu brain fog atau mom brain?

Brain fog atau mom brain merupakan istilah yang dipakai untuk menggambarkan kondisi seorang wanita merasa menjadi pelupa, tidak kompeten, tidak mampu, dan seolah-olah tidak akan pernah pulih. Padahal, kabar baiknya adalah meskipun gejalanya merupakan hambatan yang mengganggu dalam kehidupan sehari-hari, hal itu biasanya tidak menjadi perhatian.

Kristina Jones, MD, OBGYN pada staf medis di Baylor University Medical Center dan ibu tiga anak, mengatakan bahwa, "Walaupun ini istilah yang terkenal, ini bukan diagnosis resmi secara medis."

Tenang, Bunda enggak sendiri kalau mengalaminya. Pasalnya, Jones memperkirakan bahwa antara 50 hingga 80 persen pasien pasca persalinan mengalami brain fog atau mom brain. Dia mengatakan sebagian besar ahli setuju bahwa itu biasanya berlangsung dua hingga empat bulan pasca persalinan tetapi sebagai seorang ibu sendiri skeptis terhadap jangka waktu itu.

“Faktor lingkungan memainkan peran besar. Seorang wanita mungkin menggunakan kapasitas fungsi kognitif dasarnya dari hari ke hari. Kemudian Anda menambahkan seorang anak, sehingga tuntutan multitasking segera meningkat."

"Seorang wanita mungkin tidak hanya menghadapi kurang tidur dari jadwal baru lahir dan perubahan fisik tubuhnya, tetapi juga stres karena melanjutkan tanggung jawab pekerjaan, di antara stresor lainnya. Saat wanita mengalihkan prioritas pada anak mereka, mudah lupa mengurus diri sendiri. Bagi beberapa wanita, pergeseran konsentrasi atau ingatan berlangsung lebih dari dua bulan," tuturnya, dikutip dari BSW Health.

Faktor-faktor di balik brain fog

Ada beberapa faktor yang berkontribusi terhadap fenomena ini:

  • Perubahan neurobiologis

Perubahan fisik yang dialami tubuh wanita selama kehamilan sudah dikenal dan dipelajari secara luas. Yang kurang dibahas adalah perubahan neurobiologis yang terjadi di otaknya.

Saat seorang wanita hamil, materi abu-abu (gray matter) di otaknya justru menyusut. Untuk Bunda ketahui, materi abu-abu adalah bagian otak tempat pemrosesan dan respons terhadap sinyal sosial terjadi, jadi masuk akal rasanya jika bunda usai melahirkan sering bergumul dengan masalah ini.

Meskipun ini mungkin terdengar mengkhawatirkan, sebuah studi oleh para peneliti di Pusat Medis Universitas Amsterdam menunjukkan bahwa penurunan materi abu-abu tidak merugikan dan memori tidak terpengaruh. Faktanya, otaklah yang berevolusi untuk merawat bayi baru dengan lebih baik, seperti kemampuan yang meningkat untuk mendeteksi situasi berbahaya atau keinginan untuk bersarang.

  • Hormonal

Tingkat estrogen dan progesteron juga selalu tinggi selama kehamilan. Perubahan hormon ini dianggap berkontribusi pada kabut otak. Ketika level tersebut turun setelah melahirkan, ini juga dapat menyebabkan kabut otak atau brain fog.

“Kami mengaitkan banyak hal dengan perubahan hormonal dalam kehamilan—mual, sakit kepala, lekas marah—tetapi gejalanya tidak semuanya bersifat fisik,” kata Jones.

Lalu, ada kah cara mengatasinya? Baca di halaman berikutnya ya untuk tahu!

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!


CARA MENGATASI BRAIN FOG

Nikita Willy

5 Cara Mengatasi Brain Fog seperti Dialami Nikita Willy Usai Melahirkan/Foto: Instagram/nikitawillyofficial94

Dikutip dari What to Expect, sayangnya Bunda tidak dapat mencegah atau menghilangkan perubahan otak, tetapi ingatlah bahwa banyak dari adaptasi ini bersifat positif. Seperti yang telah disinggung sebelumnya, Bunda. Jika Bunda punya masalah gampang lupa, brain fog, ada cara untuk mengelolanya.

  • Santai saja. Gampang lupa dapat terjadi pada semua bunda, dan mengkritik diri sendiri dapat meningkatkan stres dan semakin mengaburkan otak.
  • Buat daftar catatan. Baik menggunakan pulpen dan kertas atau aplikasi, terus pantau semua hal yang muncul di benak Bunda: belanjaan untuk dibeli, pertanyaan untuk dokter anak, panggilan telepon, e-mail. Bunda juga dapat membuat pengingat di telepon untuk membantu melakukan tugas-tugas ini.
Liburan sekolah
  • Bicaralah dengan para orang tua lain. Bergabunglah dengan grup bunda baru, atau mengobrol dengan teman yang memiliki anak atau bahkan ibu sendiri. Mendengar cerita orang lain akan membuat kita melihat bahwa kita tidak sendiri, dan mereka mungkin memiliki saran yang belum dipikirkan.
  • Prioritaskan tidur. Kadang-kadang sulit, tetapi tidurlah sebanyak yang kita bisa. Istirahat malam yang baik mendukung daya ingat dan kognisi.
  • Tidak perlu menuntut diri. Selama Si Kecil sehat, bahagia, baik-baik saja dan itulah yang penting. Lebih baik lagi, renungkan momen spesial yang dialami Bunda dan Si Kecil hari ini.

Simak pula video tentang tips parenting ala Nikita Willy:

[Gambas:Video Haibunda]




(pri/pri)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda