
kehamilan
Nyeri Berlebih saat Haid? Kenali Kista cokelat: Gejala, Penyebab & Pengobatan
HaiBunda
Kamis, 13 Jul 2023 17:20 WIB


Kista merupakan kantung berisi cairan, bisa berupa cairan kental, encer, minyak, atau darah. Isi cairan ini tergantung dengan penyakitnya. Kista dapat terjadi di indung telur, rahim, atau disekitar saluran tuba.
Benjolan kista dapat berubah dari kecil, lalu semakin lama menjadi besar. Selain itu, kista dapat dijumpai dengan lebih dari satu benjolan yang disebut multilocus atau unilocus.
Kista cokelat
Salah satu kista yang banyak dialami wanita adalah kista cokelat. Kista cokelat disebut juga kista endometriosis atau endometrioma, Bunda.
Sebagian kista ini merupakan jenis kista jinak, yang dapat menempel di indung telur, di dinding rongga perut, dan di belakang rahim. Bila ditemukan kista pada wanita yang sulit memiliki keturunan, maka 50 persen kemungkinan itu adalah kista cokelat.
Menurut teori Sampson, terjadinya kista cokelat disebabkan oleh adanya darah haid yang membalik dan tertumpah ke dalam rongga peritoneum, dan kemudian melekat pada ovarium, peritoneum, usus dan organ-organ dalam tubuh.
Sekitar 70 sampai 80 persen wanita mengalami darah haid yang tertumpah atau masuk (darah membalik) ke rongga perut. Namun, hanya sekitar 10 sampai 20 persen yang kemudian tumbuh menjadi kista cokelat. Sedangkan pada wanita yang mengalami nyeri haid hebat, persentase kista cokelat bisa mencapai 80 persen.
Perlu diketahui, di dalam darah haid membalik mengandung stem cell yang dapat membawa bibit endometriosis. Di samping itu, kista cokelat juga dapat terjadi ketika tubuh tidak mampu membersihkan tumpahan darah yang masuk ke dalam perut dan mengandung stem cell. Saat masuk ke rongga perut, sistem pertahanan tubuh tidak cukup kuat untuk membersihkan atau menjalani scavenger system.
Sistem pertahanan tubuh ini diwakili oleh dua imun, yakni sel makrofag dan sel NK (natural killer). Jika tidak bisa dibersihkan dengan sempurna, maka jaringan darah haid yang tertumpah akan menempel pada indung telur atau dinding-dinding rongga perut, lalu tertimbun di bagian belakang rahim, dan tumbuh di situ.
Saat Bunda mengalami haid, kantung kista yang tumbuh dapat berdarah, dan jaringannya akan menyusup masuk ke dalam ovarium dan indung telur. Kantung yang berisi sel-sel mati dan kumpulan darah dalam bentuk cairan kental berwarna cokelat ini lalu akan membesar, dan disebut kista cokelat.
Gejala kista cokelat
Seringkali gejala kista cokelat tidak terasa. Namun, ada beberapa gejala khas dari kista cokelat, serta bedanya dengan nyeri haid dan nyeri pada PCOS. Berikut gejalanya:
- Nyeri haid bersifat sekunder, artinya selama ini pernah mengalami haid tanpa nyeri, lalu tiba-tiba mengalami haid dengan nyeri yang lebih hebat.
- Nyeri haid tidak bisa lagi diatasi oleh obat pereda nyeri biasa.
- Nyeri saat buang air besar (BAK) dan buang air kecil (BAK)
- Nyeri saat berhubungan seksual
- Nyeri pinggang
- Gangguan kesuburan pada wanita
Faktor penyebab kista cokelat
Ada beberapa faktor penyebab kista cokelat, yakni:
1. Darah haid balik ke dalam rongga perut
Sekitar 70 sampai 80 persen wanita mengalami kejadian darah haid membalik atau darah haid yang tumpah ke dalam rongga perut. Namun hanya 10-20 persen yang kemudian tumbuh menjadi endometriosis.
2. Faktor genetik
Kista cokelat ada kaitan dengan faktor genetik yang menyebabkan sistem imun menjadi lemah. Faktor genetik ini juga bisa menyebabkan aliran darah ke rongga panggul menjadi lebih banyak, hingga mengubah sifat darah haid.
3. Faktor lingkungan
Faktor lain yang dapat memengaruhi terjadinya kista cokelat adalah lingkungan, seperti pola makan, keracunan logam berat, dan polusi udara. Secara khusus, satu laporan telah menemukan kaitan antara polusi udara dengan kista, Bunda.
Polusi udara dari kendaraan bermotor mengandung dioksin, yang rumus bangunnya mirip dengan hormon estrogen. Laporan di Belgia menemukan bahwa paparan dioksin dari asap pabrik menjadi penyebab kista pada wanita.
Asap pabrik ini menempel di rumput-rumput yang kemudian dimakan oleh sapi. Kandungan dioksin di daging sapi lalu dikonsumsi wanita di sana, dan berisiko menyebabkan kista cokelat.
Pengobatan kista cokelat
Ada 3 cara penanganan kista cokelat, yakni:
- Pemberian obat-obatan untuk menekan hormon estrogen.
- Â Pemberian obat-obatan untuk mencegah produksi hormon estrogen di dalam jaringan endometriosis.
- Operasi pengangkatan kista atau dibersihkan supaya tidak kambuh lagi. Sebab, kalau indung telur masih aktif, Bunda bisa terkena kista lagi.
Selain ketiga cara di atas, perkembangan kista cokelat juga dapat dihambat dengan proses kehamilan dan menopause. Saat hamil, ada kombinasi hormon estrogen dan progesteron, yang dapat menghentikan pertumbuhan dan menghilangkan gejala kista.
Perubahan hormon di masa menopause juga bisa menghentikan perkembangan kista cokelat, Bunda. Sebab, di usia menopause terjadi penurunan produksi hormon estrogen.
Kista menyebabkan wanita sulit hamil
Wanita dengan kista cokelat memang bisa hamil dan kehamilan dapat menekan pertumbuhan kista. Tapi, kista cokelat secara khusus dapat menyebabkan wanita sulit hamil.
Ada 5 hal yang menyebabkan wanita dengan kista sulit hamil:
- Kista cokelat dapat mengganggu pertumbuhan sel telur pada wanita.
- Kista cokelat dapat mengganggu pergerakan saluran telur atau tuba.
- Kista dapat mengganggu menempelnnya embrio ke rahim.
- Kista cokelat dapat membunuh sperma
- Kista juga dapat menyebabkan perubahan anatomi organ reproduksi wanita.
Peluang hamil alami bagi wanita yang memiliki kista adalah 50 persen.
Perlu diketahui, kista cokelat dapat pecah, tapi bukan karena hubungan suami istri. Kista yang pecah dapat menyebabkan perlengketan, sehingga saluran telur tidak lagi fleksibel, rahim menjadi kaku, dan sel telur sulit untuk menempel.
Diagnosis kista cokelat
Kista cokelat hanya dapat didiagnosis oleh dokter. Berikut 3 cara diagnosis kista cokelat:
- Pemeriksaan fisik yang lengkap
- Menggunakan alat bantu USG (Ultrasonografi)
- Dibantu dengan pemeriksaan tumor marker CA-125. Bila hasil lebih dari 35 U/mL, kemungkinan ini adalah kista cokelat
Pencegahan kista cokelat
Kista cokelat dapat dicegah, Bunda. Berikut cara mencegahnya:
1. Menjalani pola hidup sehat
Bunda bisa membuat gen menjadi tidak aktif untuk mencegah kista cokelat, terutama bila faktor penyebabnya adalah genetik. Salah satu pencegahan ini berkaitan dengan pola makan, misalnya tidak boleh konsumsi kalori yang terlalu tinggi, mencukup kebutuhan serat, sehingga sistem imun menjadi lebih baik.
2. Berat badan ideal
Hindari berat badan berlebih ya, Bunda. Berat badan berlebih bisa berpengaruh terhadap pertumbuhan kista cokelat.
3. Tidak menunda kehamilan
Jangan menunda untuk hamil, karena kehamilan juga dapat membantu me-nonaktifkan endometriosis. Kehamilan bisa menghentikan pertumbuhan dan menghilangkan gejala kista. Jika diperlukan untuk menunda kehamilan, penggunaan kontrasepsi hormon dapat bermanfaat pula untuk mencegah terjadinya endometriosis.
Adakah makanan untuk mencegah kista?
Sejauh ini, tidak ada penelitian yang membuktikan bahwa konsumsi makanan tertentu dapat mencegah kista cokelat. Begitu pun sebaliknya.
Tidak ada makanan yang dapat meningkatkan risiko kista, termasuk konsumsi kedelai yang mengandung fitoestrogen. Salah satu cara mencegah kista cokelat dari makanan adalah mengonsumsi makanan sehat dan membatasi asupan kalori.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(rap/rap)ARTIKEL TERKAIT

Kehamilan
Penyebab dan Faktor Risiko Ketuban Rembes, Berbahayakah untuk Janin?

Kehamilan
Polip Rahim: Penyebab, Gejala & Dampaknya pada Kesuburan

Kehamilan
Ibu Hamil dengan Diabetes Gestasional, Bolehkah Puasa Ramadan?

Kehamilan
Penyebab Bunda Susah Hamil Setelah KB, Simak Tips agar Cepat Dapat Momongan

Kehamilan
Beda Miom & Kista Serta Kaitannya dengan Kesuburan, Benarkah Buat Susah Hamil?


5 Foto
Kehamilan
5 Artis Pernah Operasi Kista hingga Ada yang Harus Angkat Rahim, Ini Potretnya
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda