KEHAMILAN
5 Bahaya Diare pada Ibu Hamil Trimester 2 dan Cara Mengatasinya
Humidatun Nisa' | HaiBunda
Minggu, 06 Aug 2023 07:40 WIBPerubahan hormon selama kehamilan dapat menyebabkan reaksi tubuh yang bermacam-macam. Salah satunya pada pencernaan. Bunda bisa saja mengalami sembelit dan diare.
Melansir Medical News Today, diare yang terus menerus dapat menyebabkan dehidrasi hingga malnutrisi. Selama kehamilan, diare bisa timbul karena perubahan hormonal atau fisik.
Bahaya diare pada ibu hamil
Namun, diare juga bisa tidak berhubungan dengan kehamilan dan diakibatkan oleh infeksi atau gangguan usus yang mendasarinya.
Yuk ketahui 5 bahaya diare pada Bunda hamil trimester 2 dan cara mengatasinya. Simak terus, Bunda.
Penyebab diare
Diare sebagaimana penjelasan Mayo Clinic, biasanya disebabkan oleh beberapa hal berikut:
1. Virus
Virus yang dapat menyebabkan diare termasuk virus Norwalk (juga dikenal sebagai norovirus), adenovirus enterik, astrovirus, cytomegalovirus, dan virus hepatitis. Rotavirus adalah penyebab umum diare akut pada anak. Virus penyebab penyakit coronavirus 2019 (COVID-19) juga dikaitkan dengan gejala gastrointestinal, termasuk mual, muntah, dan diare.
Baca Juga : Penyebab dan Cara Mengatasi Diare pada Ibu Hamil |
2. Bakteri dan parasit
Paparan bakteri patogen, seperti E. coli atau parasit melalui makanan atau air yang terkontaminasi, menyebabkan diare. Saat bepergian di negara berkembang, diare yang disebabkan oleh bakteri dan parasit sering disebut dengan diare pelancong. Clostridioides difficile (juga dikenal sebagai C. diff) adalah jenis bakteri lain yang menyebabkan diare, dan dapat terjadi setelah pemberian antibiotik atau selama rawat inap.
3. Obat-obatan
Banyak obat, seperti antibiotik, dapat menyebabkan diare. Antibiotik meredakan infeksi dengan membunuh bakteri jahat, tetapi juga membunuh bakteri baik. Ini mengganggu keseimbangan alami bakteri di usus, menyebabkan diare atau infeksi yang tumpang tindih seperti C. diff. Obat lain penyebab diare adalah obat anti kanker dan antasida dengan kandungan magnesium.
4. Intoleransi laktosa
Laktosa adalah gula yang ditemukan dalam susu dan produk susu lainnya. Orang yang kesulitan mencerna laktosa mengalami diare setelah mengonsumsi produk susu. Intoleransi laktosa dapat meningkat seiring bertambahnya usia karena kadar enzim yang membantu mencerna laktosa menurun seiring bertambahnya usia.
5. Fruktosa
Fruktosa adalah gula yang ditemukan secara alami dalam buah-buahan dan madu. Kadang-kadang ditambahkan sebagai pemanis minuman tertentu. Fruktosa dapat menyebabkan diare pada orang yang kesulitan mencernanya.
6. Pemanis buatan
Sorbitol, erythritol, dan manitol — pemanis buatan adalah gula yang tidak dapat diserap yang ditemukan dalam permen karet dan produk bebas gula lainnya — dapat menyebabkan diare pada beberapa orang sehat.
7. Operasi
Operasi pengangkatan sebagian usus atau kandung empedu terkadang dapat menyebabkan diare.
8. Gangguan pencernaan
Diare kronis memiliki sejumlah penyebab lain, seperti IBS, penyakit Crohn, kolitis ulserativa, penyakit seliaka, kolitis mikroskopis, dan pertumbuhan berlebih bakteri usus kecil (SIBO).
Bahaya diare pada ibu hamil/Foto: Getty Images/iStockphoto/Phira Phonruewiangphing |
Diare pada Bunda hamil
Mengutip dari American Pregnancy Association, Bunda hamil mengalami beberapa perubahan hormon yang salah satu dampaknya menjadi sensitif terhadap makanan tertentu.
Selain itu, tubuh Bunda juga mengalami perubahan. Misalnya saja rahim yang tumbuh memenuhi saluran pencernaan sehingga menyebabkan perubahan pada pergerakan usus dan menyebabkan sistem pencernaan yang terganggu.
Faktor diet juga bisa menjadi penyebab Bunda hamil diare. Terkadang, perubahan tiba-tiba ke makanan yang lebih bergizi dan kaya serat juga dapat menyebabkan perubahan pada pergerakan usus. Penyebab lain diare pada Bunda hamil adalah karena konsumsi vitamin prenatal yang bisa saja memberi dampak berbeda pada tubuh, termasuk menjadi sering BAB alias diare.
5 Bahaya Bunda hamil diare
Jika Bunda hamil diare, tidak hanya berdampak pada Bunda, namun juga terhadap janin. Bahkan bisa membahayakan. Lima di antaranya adalah:
1. Dehidrasi
Tidak hanya bagi Bunda hamil, bahaya paling umum dari diare adalah berkurangnya cairan dari tubuh Bunda sehingga disebut dehidrasi.
Hal ini tentu saja akan berbahaya bagi tumbuh kembang janin karena jika kekurangan cairan pada tubuh, organ tidak bisa bekerja dengan optimal atau menjadi terganggu.
2. Malnutrisi
Jika diare terjadi terus menerus, bukan tidak mungkin Bunda hamil akan kekurangan gizi karena asupan yang masuk dikeluarkan lagi tanpa bisa dimanfaatkan oleh tubuh. Akibatnya Bunda hamil bisa mengalami kekurangan zat penting yang dapat menunjang kehamilan berlangsung dengan baik.
3. Komplikasi
Dampak lain dari diare yang terjadi pada Bunda hamil adalah terjadinya komplikasi dalam tubuh. Mengingat Bunda kehabisan banyak cairan dan kekurangan gizi sebagai asupan penting.
Kondisi ini tidak mendukung kehamilan yang sehat. Sehingga tidak menutup kemungkinan timbul komplikasi pada keberlangsungan janin dalam rahim.
4. Infeksi bakteri
Salah satu penyebab diare adalah adanya bakteri dalam tubuh. Apabila diare tidak tertangani dengan baik, justru akan semakin menimbulkan infeksi yang membahayakan Bunda hamil.
Bahaya komplikasi diare ini terjadi akibat tubuh yang mencoba untuk melawan infeksi bakteri. Risikonya besar terjadi pada lansia atau orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah. Dapat dikatakan bahwa Bunda hamil dalam kondisi rentan terhadap gangguan kesehatan.
5. Menyebabkan kematian
Dampak paling parah dari semua penyakit adalah kematian. Termasuk diare yang tidak tertangani dengan baik. Bunda dan janin bisa saja meninggal apabila tidak mendapatkan penanganan dan perawatan dari diare yang dialami.
Cara mengatasi diare pada ibu hamil
Banyak sumber menyebutkan, dampak diare pada kehamilan trimester 2 bukanlah hal yang patut dikhawatirkan secara berlebihan. Sebab jika Bunda hamil bisa menanganinya dengan cukup baik, Si Kecil dapat terus tumbuh tanpa gangguan.
Bunda bisa mengatasi diare dengan usaha berikut:
- Tetap terhidrasi sesuai kebutuhan.
- Mengonsumsi makanan bergizi dan cukup serat.
- Periksa ke dokter.
- Membatasi makanan pedas.
- Mencuci tangan dengan bersih setiap kali akan memasukkan makanan ke mulut.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(pri/pri)