kehamilan
Ciri & Penyebab Kehamilan Tak Berkembang, Ketahui Dampaknya di Tiap Trimester
Selasa, 27 Dec 2022 07:38 WIB
Janin tak berkembang dapat terjadi di tiap trimester kehamilan. Penyebabnya bisa berbeda, Bunda.
Kehamilan tak berkembang adalah kondisi pertumbuhan janin yang tidak mencapai pertumbuhan optimal dan potensialnya di dalam rahim sesuai usianya. Janin tak berkembang terbagi menjadi dua waktu terjadinya, yaitu trimester 1 (di bawah 12 minggu), dan trimester 2 dan 3 (di atas 12 minggu)
Kehamilan tak berkembang di trimester 1
Kehamilan yang tidak berkembang di trimester pertama dapat dideteksi dengan parameter kehamilan pasti yang diperiksa dokter. Berikut parameter atau ciri-ciri kehamilan yang berkembang pada trimester 1 :
- hasil test pack positif
- pada pemeriksaan USG ditemukan kantung kehamilan (gestational sac) di dalam rahim
- sudah ada kantung kuning telur (yolk sac) di dalam kantung kehamilan
- denyut jantung sudah terdeteksi
Sebuah kehamilan dikatakan berkembang pada trimester pertama bila pada diameter kantung kehamilan di bawah 2,5 cm sudah ditemukan janin. Kemudian, pada panjang janin kurang 5 mm harus sudah terdeteksi denyut jantung. Jika di atas parameter itu tidak ditemukan janin atau detak jantung, artinya janin tidak berkembang di trimester pertama.
Baca Juga : 15 Tanda Janin Tidak Berkembang di Tubuh Bunda |
Deteksi janin tak berkembang di trimester 1
Memasuki usia 4 minggu kehamilan, kantung kehamilan sudah dapat dideteksi melalui USG. Sementara itu, yolk sac terdeteksi di usia 5 minggu kehamilan.
Nah, deteksi janin tak berkembang di trimester pertama utamanya dapat dilakukan pada usia 6 minggu. Di usia ini, janin dengan detak jantung sudah bisa dideteksi dengan USG.
Tapi kembali lagi, detak jantung dan janin mungkin belum terdeteksi bila usia kehamilan terlalu cepat karena perhitungan haid terakhir yang tidak teratur.
Bumil sebaiknya tidak usah khawatir dulu bila test pack positif, tapi janin belum terlihat di USG. Evaluasi perlu dilakukan kembali pada 1 sampai 2 minggu kemudian.
Penyebab kehamilan tak berkembang trimester 1
Sekitar 75-78 persen penyebab kehamilan tak berkembang di trimester pertama adalah kelainan kromosom. Faktor risikonya bisa disebabkan karena usia ibu di atas 40 tahun atau memiliki riwayat kelainan kromosom pada kehamilan sebelumnya, misalnya Trisomi 21 atau Sindrom Down.
Beberapa penelitian menemukan, masalah kromosom juga lebih sering terjadi pada kehamilan pertama. Masalah kromosom juga terkait dengan kualitas sperma dan sel telur.
Tapi secara umum, masalah di kromosom sebenarnya dapat terjadi secara random. Artinya, siapa pun dapat mengalami hal ini dan menyebabkan kehamilan tak berkembang.
Tanda kehamilan tak berkembang trimester 1
Tanda-tanda kehamilan tak berkembang yang paling sering terlihat di trimester 1 itu mengarah ke keguguran. Tanda keguguran berupa munculnya flek atau kram perut berlebih. Keluarnya flek adalah tanda penolakan tubuh ada janin yang tak berkembang.
Penanganan kehamilan tak berkembang trimester 1
Penangan kehamilan tak berkembang pada trimester pertama adalah penghentian kehamilan dan evakuasi kehamilan yang tak berkembang. Ada dua cara penanganan medis evakuasi kehamilan tak berkembang di trimester pertama, yakni:
1. Medikasi: obat-obatan
Dokter akan memberikan obat untuk membantu membersihkan rahim. Penggunaan obat-obatan ini dapat menimbulkan risiko, seperti nyeri perut dan perdarahan yang mungkin tidak bisa dikendalikan.
2. Curettage atau kuret
Kuret adalah tindakan operasi kecil untuk mengangkat jaringan yang tersisa dalam rahim ibu. Tindakan ini relatif cepat untuk mengevakuasi jaringan kehamilan yang tak berkembang dari dalam rahim, dan risiko perdarahan spontan lebih bisa terkontrol dibandingkan jika Bunda pulang memakai obat-obatan evakuasi jaringan kehamilan.
Pada kebanyakan kasus, dokter akan memilih tindakan kuret untuk meminimalisir risiko, terutama perdarahan dan nyeri yang bisa berbahaya bagi Bunda. Namun, keputusan untuk tindakan evakuasi disesuaikan dengan kehamilan yang sudah terdeteksi.
Kehamilan tak berkembang di trimester 2 dan 3
Kehamilan tidak berkembang di trimester 2 dan 3 bisa dikatakan dalam periode ini adalah pertumbuhan janin terhambat (fetal growth restriction) dikategorikan menjadi dua, yakni:
- Pertumbuhan janin terhambat early onset atau di atas 12 minggu dibawah 32 minggu
- Pertumbuhan janin terhambat late onset atau di atas 32 minggu
Parameter janin tak berkembang di trimester dua dan tiga dapat dilihat dari evaluasi USG rutin berdasarkan pengukuran organ janin di dalam rahim termasuk:
- pengukuran lingkar kepala janin
- pengukuran lingkar perut janin
- pengukuran tulang-tulang panjang janin contohnya tulang paha dan lengan
- kondisi air ketuban, plasenta, dan aliran darah
Janin yang tidak berkembang akan dilihat dari kesesuaian ukuran janin dan usianya. Pertumbuhan janin yang diharapkan adalah hasil pengukuran USG yang dipantau pada chart, berada antara persentil 50-95. Janin dikatakan tidak mencapai titik optimal bila dalam chart ukurannya kurang dari persentil 50, atau ukurannya kecil dibandingkan rerata sesuai usianya. Janin dikatakan pertumbuhannya terhambat apabila pada chart menunjukkan kurang dari persentik 10.
Penyebab janin tak berkembang di trimester 2 & 3
Ada beberapa penyebab janin kecil, seperti:
- Janin kecil pada masa kehamilan atau Fetal Growth Restriction (FGR) karena gangguan pertumbuhan atau masalah di plasenta.
- Faktor asupan dan penyerapan nutrisi pada ibu hamil
- Kelainan rahim yang menyebabkan janin tidak bisa tumbuh besar.
- Masalah pada ibu, seperti tekanan darah tinggi artinya perdarahan yang dialirkan lebih sedikit dibandingkan normal, anemia, autoimun atau penyakit penyerta pada ibu lainnya.
- Kelainan pembentukan organ pada janin
- Kehamilan ganda atau lebih
Bila tidak ditemukan penyebab di atas, janin kecil bisa disebabkan karena genetik, misalnya suami istri memang memiliki tubuh yang kecil. Meski ini tidak berhubungan dengan masalah medis, evaluasi tetap dibutuhkan untuk memantau kondisi janin. Jangan sampai pertumbuhan janin terhambat jauh dari optimalnya.
Tanda janin tak berkembang trimester 2 & 3
Tanda janin tak berkembang di trimester 2 dan 3 dapat terlihat dari pertumbuhan perut (rahim) tidak sesuai usia. Tapi, tanda ini tidak bisa digeneralisasi. Ada wanita yang memang bentuk perutnya kecil saat hamil, tapi bukan berarti janin tak berkembang.
Untuk memastikan kondisi janin, pemeriksaan USG dibutuhkan. Dokter akan menggunakan parameter-parameter evaluasi janin untuk memastikannya.
Penanganannya janin tak berkembang trimester 2 & 3
Penanganan janin tak berkembang di trimester 2 dan 3 bergantung pada penyebab atau akar masalah. Ada beberapa kemungkinan penanganan, yakni:
1. Perbaikan nutrisi
Janin yang diduga perkembangannya terhambat dapat terjadi karena bumil tidak bisa memberikan nutrisi adekuat untuk janin, misalnya pada kasus mual dan muntah berlebihan atau gangguan saluran cerna.
Penanganan penyebab ini adalah perbaikan nutrisi. Bumil perlu mendapatkan terapi nutrisi, misalnya mengonsumsi protein tinggi dengan aturan makan 2 gram per kilogram berat badan (kebutuhan orang dewasa 1-2 gr/kgBB). Jika terapi nutrisi dapat dilakukan dan memberikan respons positif, maka kehamilan dapat dilanjutkan.
2. Pemberian obat-obatan tertentu
Janin yang kemungkinan masih bisa diterapi perbaikan untuk perkembangnnya akan diberikan penanganan segera dengan obat-obatan tertentu. Contohnya, bila Bunda memiliki riwayat pengentalan darah, maka dokter akan memberikan obat-obatan untuk pengencer darah.
3. Janin dilahirkan
Janin yang mengalami hambatan pertumbuhan tapi masih memungkinkan dipertahankan, maka kehamilan akan terus dilanjutkan sampai janin cukup bulan, yaitu minimal 37 minggu. Namun apabila sudah diberikan terapi maksimal, dan pertumbuhan janin di evaluasi tetap tidak memberikan hasil yang optimal, maka salah satu opsinya adalah janin harus dilahirkan tanpa menunggu usia kehamilan cukup bulan
Janin yang dilahirkan kurang bulan dan atau kecil dalam masa kehamilan kemungkinan memerlukan perawatan di unit NICU pada bagian perinatologi departemen Anak. Saat ini di bagian Perinatologi beberapa RS di Jakarta sudah mampu merawat bayi dengan berat paling kecil 800 gram. Rencana persalinan Bunda dengan bayi kecil haruslah dikonsultasikan dengan tim Perinatologi RS setempat.
Pengetahuan Seputar Janin Tak Berkembang, Bunda Perlu Tahu
Berikut ada beberapa pertanyaan yang sering ditanyakan para Bunda berkaitan dengan perkembangan janin:
Apa janin tidak berkembang sudah pasti blighted ovum atau kehamilan kosong?
Janin tak berkembang tidak selalu blighted ovum atau kehamilan kosong. Pada blighted ovum, janin tidak berkembang meski sudah ada kantung kehamilan.
Blighted ovum adalah salah satu jenis kehamilan tak berkembang. Penentuan kondisi janin kembali lagi pada parameter ciri pasti hamil di trimester pertama.
Bisa saja janin sudah ada, tapi denyut jantung tidak ditemukan. Pemeriksaan USG dibutuhkan untuk mendiagnosis dan mencari penyebab janin tak berkembang.
Sampai kapan janin tak berkembang boleh dibiarkan tanpa tindakan medis apa pun?
Setelah didiagnosis janin tak berkembang, ibu hamil diperbolehkan menunggu maksimal 9 minggu terhitung dari mulai kehamilan tidak berkembang, bukan terhitung dari diketahui atau didagnosa, sebelum memutuskan tindakan medis. Tapi harus ada tanda-tanda bahaya, seperti ada tanda perdarahan atau krem perut.
Waktu tunggu sampai maksimal 9 minggu tetap ada risikonya, seperti perdarahan tidak terkontrol. Pada kondisi ini, janin sebaiknya segera dikeluarkan dengan kuret karena sudah ditolak oleh tubuh ibunya.
Bila tidak dikeluarkan, kontraksi rahim bisa menjadi buruk. Akibatnya, pembuluh darah jadi tidak terkontrol dan terjadi perdarahan hebat.
Tujuan tindakan kuret bukan hanya untuk mengeluarkan jaringan karena janin tak berkembang. Kuret juga dapat membersihkan rahim agar dapat mengalami kontraksi dengan baik.
Apakah kehamilan tak berkembang boleh dipertahankan?
Kehamilan yang tidak berkembang pada trimester 1 yang tidak segera evakuasi atau dibiarkan lebih dari 9 minggu disebut juga missed abortion.
Secara umum, tubuh akan bereaksi ketika janin tak berkembang dibiarkan lebih dari 9 minggu. Dampak paling buruknya bisa memengaruhi peluang hamil berikutnya, Bunda.
Dinding rahim akan menjadi rapuh karena sel darah putih meningkat dan pembekuan darah terpakai. Darah Bunda menjadi sulit membeku bila suatu saat mengalami perdarahan.
Tindakan yang dilakukan bila perdarahan tidak dapat dihentikan adalah transfusi darah, pembedahan perut, dan yang paling fatal bisa menyebabkan kehilangan rahim.
Dinding rahim yang rapuh juga dapat menyebabkan pembuluh darah di rahim mudah pecah. Efeknya, dinding rahim yang terkeruk rentan menjadi lengket. Kondisi ini dapat menyulitkan kehamilan berikutnya.
Pencegahan janin tak berkembang
Berikut 7 pencegahan janin tak berkembang yang dapat pasangan suami istri lakukan saat program hamil:
- Lakukan pengecekan menyeluruh, seperti mencari penyebab janin tak berkembang pada kehamilan sebelumnya.
- Pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui ada atau tidaknya anemia kekurangan zat besi atau penyakit darah lainnya, seperti thalasemia.
- Pemeriksaan kekentalan darah.
- Pemeriksaan autoimun bila ditemukan tanda-tanda mengarak ke sana.
- Dapat melakukan cek kromosom di awal kehamilan, terutama bila Bunda termasuk kelompok berisiko.
- Persiapan 3 bulan sebelum hamil, minum asam folat, vitamin D, zat besi, dan bila perlu ditambahkan antioksidan.
- Suami istri perlu menjalani pola hidup sehat saat program hamil, seperti mengonsumsi makanan bergizi, suplementasi, tidak merokok, dan tidak minum alkohol.
Semoga informasi mengenai janin tak berkembang ini membantu Bunda mendapat kehamilan yang sehat ya!
Simak informasi mengenai janin tak berkembang lainnya dalam video di bawah ini:

