HaiBunda

KEHAMILAN

Mengenal Kalender Cina sebagai Kalkulator Mengetahui Jenis Kelamin

Asri Ediyati   |   HaiBunda

Minggu, 27 Aug 2023 14:01 WIB
Mengenal Kalender Cina sebagai Kalkulator Mengetahui Jenis Kelamin/ Foto: Getty Images/iStockphoto

Kalender Cina diyakini bisa digunakan untuk menebak jenis kelamin janin dalam kandungan. Kalender Cina bahkan disebut sebagai kalkulator jenis kelamin, Bunda. Lalu benarkah ibu hamil dapat menggunakan kalender Cina sebagai kalkulator mengetahui jenis kelamin? Seberapa akurat?

Sistem menebak jenis kelamin janin dengan kalender Cina memang sudah ada sejak dulu. Selain untuk menebak jenis kelamin janin, kalender Cina juga sering digunakan untuk program hamil.

Apa Itu Kalender Cina, Kalkulator Prediksi Jenis Kelamin Bayi?

Kalender Cina untuk menebak jenis kelamin bayi digunakan dengan cara mengambil tanggal lahir ibu dan perkiraan tanggal pembuahan atau tanggal lahir bayi. Kemudian, angka tersebut diubah menjadi usia lunar ibu saat dia hamil dan tanggal lunar pembuahan. Hasilnya adalah prediksi apakah Bunda akan mempunyai bayi laki-laki atau perempuan.


Orang-orang yang mengikuti Kalender Cina percaya bahwa ibu hamil kemungkinan besar akan mengandung anak perempuan bila tanggal lahir dan bulan konsepsinya genap atau ganjil. Sedangkan ia akan mengandung anak laki-laki bila salah satu tanggalnya genap dan tanggal lainnya ganjil.

Kalender Cina sudah ada sejak zaman dulu. Dilansir Mom Junction, kalkulator prediksi ini didasarkan pada I Ching, atau 'Kitab Perubahan', dan bergantung pada Lima Elemen, Yin dan Yang, dan Delapan Trigram.

Salah satu legenda mengatakan bahwa Kalender Cina yang berusia lebih dari 300 tahun diandalkan oleh keluarga kekaisaran Dinasti Qing untuk memilih jenis kelamin anak laki-laki. Di zamannya, anak laki-laki disukai karena pekerjaan dan uang yang dapat mereka berikan kepada keluarga, serta untuk meneruskan pemerintahan.

Kisah lain menyebutkan Kalender Cina ditemukan tersimpan di makam kerajaan kuno. Namun bila menggali lebih dalam, kesaksian dari para ahli kontemporer terkait fakta Kalender Cina, tak ada bukti kuat yang mendukung kedua sejarah tersebut.

Akurasi Penggunaan Kalender Kalkulator Cina

Klaim menyebutkan bahwa akurasi kalender kalkulator Cina ini lebih dari 90 persen, Bunda. Namun, hal ini masih banyak diperdebatkan karena tidak ada bukti ilmiah yang membuktikan.

Tidak adanya bukti ilmiah untuk mendukung membuat kemungkinan akurasinya adalah 50:50. Artinya, kalender Cina ini tidak lebih akurat daripada melempar koin.

Para peneliti di University of Michigan School of Public Health pernah melakukan penelitian untuk menguji metode kalender Cina ini. Melansir dari Baby Center, tim peneliti meninjau catatan dari 2,8 juta kelahiran di Swedia.

Mereka lalu menggunakan algoritme yang disesuaikan dengan situs web untuk memperkirakan usia ibu hamil dan bulan konsepsi. Hasilnya, keakuratan kalender Cina untuk menebak jenis kelamin anak adalah sekitar 50 persen.

Lalu bagaimana dari segi medis?

Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi, dr. Lestari Mustika Rini, Sp.OG, mengatakan bahwa secara medis, kalender Cina tidak bisa digunakan untuk menebak jenis kelamin bayi dalam kandungan. Sejauh ini, belum ada penelitian atau uji klinis yang membuktikan keakuratannya.

"Walaupun secara experience, kita enggak tahu ya itu berapa persen akurat, ini kan lebih banyak 'katanya' atau pengalaman pribadi akurat," kata Tika kepada Haibunda, beberapa waktu lalu.

"Sebagai seorang dokter, saya enggak bisa bilang ini akurat atau tidak sebelum kita melakukan uji klinis. Tapi, sampai sekarang belum ada yang melakukannya kan. Artinya, kita enggak bisa bilang 'oh, tidak akurat atau akurat'," sambungnya.

Infografis Kalender Cina/ Foto: HaiBunda/Mia

Cara menggunakan kalender kalkulator Cina

Kalender Cina didasarkan pada usia lunar ibu dan tanggal pembuahan berdasarkan lunar. Orang Cina menghitung usia mereka sejak bayi berada di dalam kandungan. Artinya, kita sudah berusia satu tahun ketika lahir, dan tahun lunar Tiongkok menambahkan satu tahun pada bulan kelahiran kita.

Misalnya, jika seseorang lahir pada tanggal 15 Januari (sebelum tahun baru Imlek pada tahun tersebut), usia lunarnya pada bulan Juni di tahun yang sama adalah dua. Namun, jika ia lahir pada tanggal 10 Maret (setelah tahun baru Imlek pada tahun tersebut), maka usia lunarnya pada bulan Juni di tahun yang sama adalah satu.

Jika tanggal lahir Bunda yang dimasukkan adalah 15 Januari 1989, maka berdasarkan kalender Masehi-Lunar, tanggal lahir lunar Bunda adalah 8 Desember 1988 (31 tahun). Demikian pula, jika tanggal pembuahan Bunda adalah 5 Juni 2018, maka tanggal pembuahan menurut lunar adalah 22 April 2018. Berdasarkan usia lunar dan bulan saat pembuahan, kemungkinan besar Bunda akan mempunyai bayi perempuan.

Secara singkat, kalender Cina dihitung dengan mengambil tanggal lahir Bunda dan estimasi waktu konsepsi atau tanggal lahir bayi. Keduanya lalu dikonversi menjadi usia bulan Bunda saat hamil dan tanggal bulan konsepsi. Hasilnya bisa langsung didapatkan jenis kelamin janin dalam kandungan.

Perlu dicatat, pembuahan biasanya terjadi antara 11-21 hari sejak hari pertama haid terakhir. Semakin panjang siklus haid, semakin jauh pula tanggal pembuahan.

Misalnya, jika Bunda memiliki siklus 28 hari, kemungkinan besar Bunda akan hamil sekitar hari ke-14. Namun, jika Bunda memiliki siklus 40 hari, maka kemungkinan besar akan hamil sekitar hari ke-20. Namun perlu diingat bahwa tanggal pembuahan tidak dapat diketahui secara pasti, tetapi sebagian besar merupakan perkiraan

Cara Lain untuk Mengetahui Jenis Kelamin Bayi di Awal Kehamilan

Kalender Cina bisa saja digunakan untuk memprediksi jenis kelamin bayi. Tapi, akurasinya belum banyak terbukti secara ilmiah ya, Bunda.

Alih-alih menggunakan kalender Cina, Bunda dapat mengetahui jenis kelamin bayi melalui pemeriksaan medis. Ada beberapa tes berbeda yang dapat digunakan dokter untuk menentukan jenis kelamin bayi, yakni:

1. Pemeriksaan USG

Dalam kebanyakan kasus, dokter kandungan akan melakukan pemeriksaan selama USG trimester kedua untuk melihat jenis kelamin janin. Permerikaan biasanya dilakukan antara usia kehamilan 18 dan 22 minggu.

Dikutip dari What to Expect, meskipun jenis kelamin bayi sudah ditentukan sejak pembuahan, tes USG  tetap tidak akan akurat mendeteksi jenis kelamin bila organ intimnya belum cukup berkembang. USG tidak 100 persen akurat mendeteksi jenis kelamin janin. Bahkan, dokter terkadang bisa melakukan kesalahan.

2. Tes NIPT

Cara lain untuk mengetahui jenis kelamin bayi yang hampir 100 persen akurat adalah Noninvasive Prenatal Testing (NIPT) atau tes prenatal noninvasif. Bunda biasanya dapat mengetahui apakah bayinya laki-laki atau perempuan mulai usia kehamilan 10 minggu bila menjalani tes ini.

Selain untuk mengetahui jenis kelamin janin, tes NIPT juga dapat mendeteksi sindrom Down, dan beberapa kondisi kromosom lainnya. Setidaknya, dibutuhkan satu atau dua minggu untuk mendapatkan hasil tes ini.

3. Amniosentesis

Dilansir BabyCenter, amniosentesis adalah tes prenatal yang dilakukan untuk mengetahui apakah bayi memiliki kelainan genetik atau kelainan kromosom, seperti sindrom Down. Biasanya, tes dilakukan antara minggu ke 15 dan 20 kehamilan, namun bisa juga dilakukan kapan saja setelahnya.

Tes ini mengharuskan dokter menggunakan jarum dan USG untuk mengambil sampel kecil cairan ketuban, cairan yang mengelilingi bayi di dalam rahim. Amniosentesis juga dapat mendeteksi jenis kelamin bayi, namun tes ini berisiko menyebabkan infeksi hingga keguguran.

4. Chorionic villus sampling (CVS)

Chorionic Villus Sampling (CVS) merupakan tes prenatal untuk mendiagnosis kelainan kromosom seperti sindrom Down, serta sejumlah kelainan genetik lainnya. Dokter akan mengambil sel dari proyeksi kecil seperti jari di plasenta yang disebut vili korionik, lalu mengirimnya ke laboratorium dianalisis genetik.

CVS adalah alternatif dari amniosentesis. Keduanya merupakan tes diagnostik yang menghasilkan kariotipe, yakni gambaran kromosom bayi sehingga dokter dapat melihat adanya masalah. CVS juga dapat digunakan untuk mengetahui jenis kelamin janin. Pemeriksaan ini sudah dapat dilakukan lebih awal, biasanya antara minggu ke 10 dan 13 kehamilan.

Mitos-mitos tentang Cara Mengetahui Jenis Kelamin Bayi

Selain kalender cina, ada banyak mitos yang beredar di masyarakat terkait cara mengetahui jenis kelamin bayi. Nah, karena ini hanya mitos, sebaiknya Bunda tak langsung percaya ya. Ingat, jenis kelamin bayi yang cukup akurat hanya bisa dideteksi melalui pemeriksaan medis.

Lalu apa saja mitos-mitos seputar jenis kelamin bayi ini?

Berikut telah HaiBunda rangkum mitos-mitos umum dan beredar luas di masyarakat tentang jenis kelamin bayi:

1. Mengidam makanan manis versus asin

Mitos mengatakan, bila mendambakan segala sesuatu yang manis-manis saat hamil, itu tandanya Bunda akan mempunyai anak perempuan. Sementara bila mengidam makanan asin atau bahkan kaya protein, kemungkinan besar itu adalah anak laki-laki. 

2. Mual di pagi hari

Mual di pagi hari selama hamil kerap dikaitkan dengan hamil anak perempuan. Sayangnya, gejala awal kehamilan ini tidak bisa dijadikan patokan untuk memprediksi jenis kelamin bayi. Mual di pagi hari adalah tanda awal kehamilan yang dapat dialami siapa pun.

3. Menjadi lebih glowing

Mitosnya bila kulit cerah dan rambut tumbuh bagus saat hamil, itu artinya Bunda mungkin tengah hamil anak laki-laki. Tapi sebaliknya, jika kulit dan rambut berubah kusam, maka kemungkinan Bunda akan memiliki seorang anak perempuan. Ini hanya mitos ya, Bunda. Perubahan kulit dan rambut selama hamil bisa disebabkan karena faktor hormonal, dan ini adalah hal yang normal.

4. Lebih moody

Mitos mengatakan bahwa ibu hamil yang lebih moody mungkin sedang mengandung anak perempuan. Sementara bila Bunda terlihat lebih santai, mitosnya Bunda sedang hamil anak laki-laki. Perubahan mood selama hamil juga adalah hal yang wajar. Hal ini terjadi karena lonjakan hormon yang dengan cepat mengubah tubuh.

5. Perut tinggi versus rendah

Mitos soal perut tinggi damn rendah bisa memprediksi jenis kelamin ini telah menyebar ke seluruh dunia dan bertahan selama berabad-abad. Menurut mitos, perut hamil yang tinggi berarti Bunda sedang mengandung anak perempuan, sedangkan perut yang cenderung rendah berarti sedang hamil bayi laki-laki.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(Asri Ediyati/ank)

Simak video di bawah ini, Bun:

Hamil Bayi Laki-Laki atau Perempuan? Ketahui Pasti dengan 4 Tes Medis ini Bun

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

5 Potret Joanna Alexandra Ajak Kekasih Ketemu Orang Tua & Quality Time Bareng Anak

Mom's Life Nadhifa Fitrina

10 Tempat Makan Soto Semarang Terdekat di Jakarta yang Legendaris, Punya Rasa Gurih & Enak!

Mom's Life Azhar Hanifah

Persiapan Melahirkan ala Shasa Zania, Siapkan Ruang Menyusui hingga Pilih Perlengkapan Bayi

Kehamilan Nadhifa Fitrina

9 Klinik Tumbuh Kembang Anak Jakarta dan Fasilitas Lengkapnya

Parenting Nadhifa Fitrina

Minimnya Dukungan untuk Ibu Menyusui, Dokter Ingatkan Ancaman Malnutrisi pada Anak

Menyusui Ratih Wulan Pinandu

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

Curhat Pevita Pearce Ungkap Suka Duka Hidup Jauh dari Keluarga

9 Klinik Tumbuh Kembang Anak Jakarta dan Fasilitas Lengkapnya

Minimnya Dukungan untuk Ibu Menyusui, Dokter Ingatkan Ancaman Malnutrisi pada Anak

Persiapan Melahirkan ala Shasa Zania, Siapkan Ruang Menyusui hingga Pilih Perlengkapan Bayi

10 Tempat Makan Soto Semarang Terdekat di Jakarta yang Legendaris, Punya Rasa Gurih & Enak!

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK