Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

kehamilan

HBsAg Positif pada Ibu Hamil, Harus Bagaimana? Gejala, Bahaya & Cara Mengatasi Hepatitis

Melly Febrida   |   HaiBunda

Rabu, 25 Oct 2023 12:06 WIB

A pregnant woman has her blood pressure checked by her obstetrician at a routine prenatal appointment
HBsAg Positif pada Ibu Hamil, Harus Bagaimana? Gejala, Bahaya & Cara Mengatasi Hepatitis /Foto: Getty Images/FatCamera
Daftar Isi
Jakarta -

Kebanyakan ibu hamil yang menderita virus Hepatitis B (HBV) tidak menunjukkan gejala. Jika tes antigen permukaan hepatitis B (HBsAg) positif, ibu hamil harus bagaimana? Yuk kenali gejala, bahaya, dan cara mengatasi hepatitis.

Hepatitis B ini dapat menyebabkan penyakit parah, kerusakan hati, dan bahkan kematian. Hepatitis merupakan penyakit hati yang sangat menular dan menyebar melalui darah, air mani, dan cairan tubuh lainnya. Dan vaksin hepatitis B dapat mencegah seseorang terkena penyakit tersebut.

HBsAg positif pada ibu hamil

American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG) menuliskan bahwa hepatitis B dan hepatitis C adalah penyakit yang mudah menular. Keduanya dapat menyebabkan penyakit serius jangka panjang.

Melansir laman Babycenter, seseorang berpotensi tertular hepatitis B dari beberapa faktor risiko di bawah ini: 

  1. Berbagi jarum suntik dengan orang yang terinfeksi
  2. Gen (jika ibu adalah pembawa penyakit)
  3. Menindik atau membuat tato di tempat dengan praktik sanitasi yang buruk
  4. Kontak seksual dengan orang yang terinfeksi (tanpa perlindungan)
  5. Bekerja pada pekerjaan yang membuat terpapar darah yang terinfeksi
  6. Bepergian ke daerah yang sangat terinfeksi HBV atau dengan praktik pemeriksaan darah yang buruk
  7. Mendapatkan transfusi darah yang darahnya belum disaring

Lebih dari 1,5 juta orang terinfeksi HBV setiap tahunnya di seluruh dunia, namun hanya 10,5 persen yang terdiagnosis karena banyak yang tidak mengetahui adanya pembawa HBV. 

Namun, tidak semua orang menderita kasus HBV kronis (berlangsung lebih dari enam bulan). Bagi banyak orang, HBV adalah penyakit jangka pendek, dan kemungkinan terkena HBV parah dikaitkan dengan usia. 

Sekitar sembilan persen bayi yang mengalami hepatitis B terus mengalami infeksi kronis, sedangkan hanya dua hingga enam persen orang yang tertular hepatitis B saat dewasa menjadi terinfeksi kronis.

Gejala umum hepatitis B pada ibu hamil

Pada ibu hamil, kebanyakan penderita Hepatitis B ini memang tidak menunjukkan gejala. Namun, beberapa gejala umum ini perlu Bunda ketahui:

  1. Kelelahan
  2. Sakit perut
  3. Mual dan muntah
  4. Kehilangan nafsu makan
  5. Nyeri sendi
  6. Urine berwarna gelap
  7. Tinja berwarna tanah liat
  8. Penyakit kuning (kulit atau mata berwarna kuning)

Gejala-gejala di atas biasanya muncul sekitar 3 bulan setelah terpapar virus. 

Bagaimana jika Bunda ingin melakukan tes HBV ini? Saat kunjungan prenatal pertama, Bunda tentu akan menjalani serangkaian tes darah putih termasuk tes untuk memeriksa virus Hepatitis B karena banyak orang yang tak menunjukkan gejala. 

Tes HBsAG ini dianggap sangat akurat, dengan tingkat positif palsu yang sangat rendah. Karena tes ini dilakukan pada awal kehamilan, tes ini dapat membantu Bunda dan dokter mempersiapkan diri jika hasilnya positif. 

Setelah hasil tes positif, tes lain mungkin dilakukan untuk memeriksa kesehatan hati, seperti tes pengendalian virus DNA HBV dan tes ALT/AST (yang mengukur enzim di hati untuk memastikannya berfungsi dengan baik).

Dan jika ibu hamil positif HBV, maka semua orang di rumahnya serta pasangan sekualnya harus dites. 

Ilustrasi Ibu Hamil dan DokterIlustrasi Ibu Hamil dan Dokter/ Foto: Getty Images/iStockphoto/

Bayi belum tentu tertular

Apabila tes HBsAg positif selama kehamilan, bukan berarti anak yang dilahirkan akan sakit. Peluang ibu hamil menularkan virus ke bayinya saat lahir itu 10-20 persen, kecuali ibu hamil menerima pengobatan dalam 12 jam setelah kelahiran.

Risiko bayi terinfeksi ini bervariasi tergantung pada kapan Bunda terinfeksi dan berapa banyak HBV dalam darah. Ada risiko 80 hingga 90 persen jika ibu hamil terinfeksi hepatitis B pada trimester ketiga.

Jika ibu hamil mengetahui dirinya karier, dokter dapat mengambil tindakan pencegahan khusus pada saat melahirkan dan merawat bayi segera setelah lahir, sehingga kemungkinan besar akan mencegah bayi terinfeksi.

Dokter mungkin akan memberi tahu Bunda tes darah yang lebih spesifik untuk mendapatkan informasi yang lanjut tentang kondisi Bunda dan seberapa baik hati bekerja. Virus ini memengaruhi hati, Bunda jangan mengonsumsi asetaminofen (atau obat bebas lainnya yang mengandung asetaminofen) karena obat ini dapat membahayakan hati. 

Bayi yang terinfeksi mungkin tidak langsung menunjukkan gejala apa pun, tetapi lebih mungkin menjadi pembawa penyakit kronis dibandingkan anak-anak atau orang dewasa lainnya. 

Pembawa virus kronis dapat menyebarkan virus sepanjang hidupnya dan penyakit ini menular dengan sangat mudah sehingga anak-anak bahkan tidak dapat berbagi benda seperti sikat gigi.

Bahaya hepatitis B pada ibu hamil

Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menyebut, bayi yang terinfeksi hepatitis akan memiliki sekitar 90 persen peluang untuk mengembangkan penyakit infeksi kronis seumur hidupnya.

Apabila tidak diobati, sekitar 1 dari 4 anak yang mengidap hepatitis B akan meninggal karena masalah kesehatan yang berhubungan dengan infeksi, seperti kerusakan hati, penyakit hati, atau kanker hati.

Hepatitis B dapat dicegah dengan melakukan vaksinasi saat hamil. Tapi, vaksinasi hanya boleh diberikan bila Bunda terbukti tidak terinfeksi hepatitis B.

Sedangkan pada bayi, vaksinasi pencegahan dapat dilakukan setelah lahir. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menjelaskan bahwa idealnya vaksinasi ini diberikan sedini mungkin, yakni kurang dari 12 jam setelah bayi lahir.

Proses persalinan dengan penyakit hepatitis B 

Persalinan pervaginam dan operasi caesar sama-sama aman bagi pembawa HBV. Dan menurut Society for Maternal-Fetal Medicine, operasi caesar tidak diperlukan untuk mengurangi risiko penularan HBV ke bayi.

Dalam waktu 12 jam setelah ibu melahirkan, tim medis akan memberikan bayi  suntikan antibodi hepatitis B dan suntikan pertama vaksin hepatitis B. Hal ini seharusnya merupakan perlindungan jangka pendek yang memadai terhadap hepatitis B. 

Semua bayi mendapatkan suntikan vaksin pertama, namun suntikan antibodi hanya diberikan kepada bayi yang ibunya adalah pembawa hepatitis B. Secara keseluruhan, antibodi dan vaksin tersebut memiliki kekuatan sekitar 85 hingga 95 persen efektif mencegah infeksi hepatitis B pada bayi yang ibunya menderita HBV.

Blackmores Pregnancy & Breastfeeding Gold Improve FormulaBlackmores Pregnancy & Breastfeeding Gold Improve Formula/ Foto: lazada

Bayi juga harus mendapatkan dosis kedua dan ketiga vaksin HBV pada pemeriksaan kesehatan bayi rutinnya. Ketiga suntikan HBV diperlukan untuk perlindungan seumur hidup. 

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(pri/pri)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda