KEHAMILAN
Waktu Diperbolehkan Berhubungan Lagi Setelah Keguguran dalam Islam
Annisa Karnesyia | HaiBunda
Jumat, 26 Jan 2024 22:00 WIBBerhubungan intim setelah keguguran sebaiknya dilakukan di waktu yang tepat. Banyak hal yang perlu pasangan suami istri pertimbangkan sebelum melakukan hubungan intim setelah kehilangan janin.
Lalu adakah waktu tepat berhubungan setelah keguguran dalam hukum Islam? Bagaimana pandangan Islam terkait keguguran dan hubungan intim untuk mendapatkan momongan?
Simak penjelasan lengkapnya berikut ini, Bunda!
Berhubungan intim setelah keguguran dalam Islam
Keguguran dapat dialami siapa saja, tanpa memandang usia dan berapa kali perempuan menjalani kehamilan. Tetapi, sebagian besar keguguran disebabkan oleh faktor-faktor yang tidak dapat dikendalikan, seperti masalah genetik atau kelainan kromosom.
Dalam Islam, perempuan yang mengalami keguguran dilarang untuk mengerjakan salat. Ia juga tidak dibolehkan untuk berpuasa, membaca, atau menyentuh Al-Qur'an, masuk ke dalam masjid dengan segala aktivitasnya, melakukan tawaf dan jimak.
Ketentuan terkait ibadah pada Bunda yang mengalami keguguran ini juga disampaikan Saleh bin al-Fauzan dalam buku Ringkasan Fiqih Islam: Ibadah & Muamalah. Namun, Saleh bin al-Fauzan menjelaskan lebih terperinci soal bentuk keguguran yang dialami perempuan dan aturan beribadah.
Menurutnya, jika perempuan yang keguguran mengeluarkan janin tampak berbentuk manusia, dan setelah itu keluar darah, maka ia berstatus nifas.
"Masa yang demikian, janin yang mulai tampak sebagai manusia di masa hamil adalah biasanya tiga bulan atau paling sedikitnya 81 hari," ujar Saleh bin al-Fauzan.
Sebaliknya, jika wanita yang hamil mengalami keguguran dengan janin yang masih berbentuk daging, dan belum tampak manusia, maka darah yang keluar setelahnya tidak dianggap darah nifas. Ia tidak boleh meninggalkan salat dan puasa, dan tidak berstatus sebagai wanita yang sedang nifas. Masa nifas normalnya terjadi selama 40 hari.
Batas 40 hari usia janin bisa dikatakan menjadi penentu apakah perempuan yang mengalami keguguran bisa menjalankan ibadah atau tidak. Para ulama menyimpulkan bahwa permulaan dari penciptaan janin dan pembentukan organ terjadi ketika kandungan berusia 40 hari.
Imam Syafi'i berkata bahwa seorang perempuan yang mengalami keguguran sebelum usia kandungannya 40 hari, maka ia tidak terkena hukum nifas. Sebab, kandungannya masih berupa nutfah (zigot).
Adakah waktu diperbolehkan kembali berhubungan intim usai keguguran dalam Islam?
Nah, terkait berhubungan intim setelah keguguran dalam Islam tidak dijelaskan secara detail, Bunda. Menurut ulasan di Islam Web, selama masa nifas, seorang perempuan harus menghindari berhubungan intim, salat, dan puasa sampai darahnya benar-benar berhenti atau selama 40 hari.
Hal yang sama juga dijelaskan oleh Syaikh Sa'ad Yusuf Mahmud Abu Aziz dalam buku Ensiklopedi Hak dan Kewajiban Dalam Islam. Menurutnya, masa nifas seperti waktu haid. Seorang istri tidak boleh mematuhi suaminya bila ingin menyetubuhi dalam kondisi haid dan nifas.
"Ulama mengatakan, 'Kecuali jika istri berhalangan seperti sedang haid atau nifas, maka ia tidak boleh melakukannya'. Demikian juga suami tidak boleh meminta istri untuk berhubungan dalam kondisi haid dan nifas dan tidak boleh menyetubuhinya sebelum mandi besar," tulis Syaikh Sa'ad Yusuf Mahmud Abu Aziz.
Berhubungan intim setelah keguguran dari sisi medis
Dari sisi medis, waktu untuk berhubungan intim setelah keguguran juga disarankan setelah masa nifas berakhir, Bunda. Dokter spesialis Obstetri dan Ginekologi, dr. Alexander Mukti, Sp.OG, mengatakan bahwa berhubungan intim dapat dimulai setelah darah nifas berhenti.
"Sejauh ini, tidak ada risiko melakukan hubungan seks setelah darah nifas berhenti. Tapi, hal penting yang perlu diingat adalah suami tidak boleh memaksa untuk berhubungan intim saat istri belum siap secara fisik dan mental," ujar dokter yang akrab disapa Alex ini saat dihubungi HaiBunda, beberapa waktu lalu.
"Salah satu risiko yang mungkin dialami istri pasca keguguran adalah rasa trauma usai kehilangan janin atau karena menjalani kuret," sambungnya.
Nah, bila Bunda ingin segera menjalani program hamil setelah keguguran, maka Alex menyarankan untuk berhubungan intim di waktu yang tepat. Bunda sebaiknya menunggu sampak siklus haid kembali, di mana dinding rahim mulai menebal lagi. Selain itu, Bunda juga perlu memeriksakan kondisi ke dokter.
"Pasca keguguran, Bunda juga perlu bertanya ke dokter tentang kondisi rahim atau kandungan. Apakah rahim atau kondisi kandungan cukup baik untuk kembali hamil atau tidak," ujarnya.
Hukum melakukan hubungan intim dalam Islam
DR. Dr. H. Imam Rasjidi, SpOG (K) Onk dalam buku Panduan Kehamilan Muslimah menjelaskan bahwa melakukan hubungan intim dalam Islam termasuk salah satu ibadah yang sangat dianjurkan bagi pasangan suami istri. Selain itu, berhubungan intim juga mengandung nilai pahala yang sangat besar.
"Karena jima' (hubungan intim) dalam ikatan nikah adalah jalan halal yang disediakan Allah untuk melampiaskan hasrat biologis insani dan menyambung keturunan Bani Adam," tulis Imam Rasjidi.
Menurut Ibnu Qayyim Al-jauzi dalam Ath-Thibbun Nabawi (pengobatan ala Nabi), hubungan intim memiliki tiga tujuan, yakni:
- Memelihara keturunan dan keberlangsungan umat manusia.
- Mengeluarkan cairan yang bila mendekam di dalam tubuh akan berbahaya.
- Meraih kenikmatan yang dianugerahkan Allah.
Demikian penjelasan terkait berhubungan intim setelah keguguran dalam Islam dan bagaimana Islam memandang hubungan intim dalam sebuah rumah tangga. Semoga informasi ini bermanfaat ya, Bunda.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(ank)