HaiBunda

KEHAMILAN

7 Tips Bagi Bunda dengan Kehamilan Postmatur atau Bayi Telat Lahir

Nanie Wardhani   |   HaiBunda

Selasa, 27 Feb 2024 19:40 WIB
7 Tips Bagi Bunda dengan Kehamilan Postmatur atau Bayi Telat Lahir/Foto: iStockphoto/Getty Images/geargodz
Jakarta -

Saat menunggu kelahiran bayi, beberapa minggu terakhir kehamilan terasa seperti berjalan lambat. Jika melewati 40 minggu kehamilan, perasaan menunggu bisa menjadi sangat menantang. Tetapi, ketika sudah melewati batas waktu, kontraksi belum dimulai, dan tidak ada tanda-tanda persalinan, apa yang sebaiknya dilakukan?

Kehamilan postmatur atau bayi telat lahir adalah kondisi ketika bayi lahir setelah melewati usia kehamilan 42 minggu atau lebih. Meskipun tidak terlalu umum, kehamilan postmatur dapat menimbulkan kekhawatiran bagi calon ibu dan keluarga.

Sebagai seorang bunda yang mengalami kehamilan postmatur, penting bagi Bunda untuk memahami apa yang perlu dilakukan untuk menjaga kesehatan Bunda dan bayi. Berikut adalah beberapa tips yang dapat membantu Bunda dalam menghadapi kehamilan postmatur:


Apa itu kehamilan postmatur?

Kehamilan biasanya berlangsung kurang lebih 40 minggu atau 280 hari dihitung dari hari pertama haid terakhir (HPHT). Namun, HPL mungkin saja jatuh lebih cepat atau lebih lambat sedikit dari 40 minggu, yakni sekitar minggu ke-38 hingga minggu ke-42 usia kehamilan.

Kelahiran yang jauh lebih cepat dari perkiraan dikenal dengan nama prematur. Bayi dikatakan prematur bila lahir sebelum usia kehamilan 37 minggu. Sementara kelahiran yang lewat dari usia kehamilan 42 minggu terbilang terlambat lahir atau disebut dengan postmartum.

Apa saja penyebab kehamilan postmatur atau bayi telat lahir?

Melansir Mayo Clinic, kehamilan yang terlambat bisa lebih mungkin terjadi dalam beberapa situasi. 

  • Kehamilan pertama cenderung memperbesar risiko ini. 
  • Jika sebelumnya Bunda pernah mengalami kehamilan yang melebihi dua minggu dari tanggal perkiraan lahir, kemungkinan hal ini bisa terjadi lagi. 
  • Mengandung bayi laki-laki.
  • Obesitas dengan indeks massa tubuh 30 atau lebih tinggi.
  • Kesalahan dalam menghitung tanggal jatuh tempo dapat meningkatkan risiko kehamilan terlambat. 

Faktor lain yang dapat memengaruhi adalah genetika dan kemungkinan masalah dengan plasenta atau bayi dalam kasus yang jarang terjadi.

Apa risiko jika ibu mengalami kehamilan postmatur?

Kehamilan yang melewati dua minggu setelah tanggal jatuh tempo dapat meningkatkan risiko bagi bayi. Angka kematian perinatal, yang mencakup kematian bayi baru lahir dan bayi neonatal, lebih tinggi pada kehamilan yang melebihi 42 minggu dibandingkan dengan kehamilan cukup bulan.

Beberapa masalah yang mungkin timbul akibat persalinan lewat waktu meliputi:

  1. Masalah pernapasan pada bayi
  2. Pertumbuhan melambat atau bahkan terhenti karena biasanya fungsi plasenta akan menurun setelah usia kehamilan di atas 38 minggu.
  3. Berkurangnya cairan ketuban 
  4. Gawat janin: Detak jantung bayi yang melambat atau tanda-tanda lain yang menunjukkan bahwa bayi mengalami kesulitan atau stres.
  5. Bayi menelan dan menghirup tinja pertamanya (mekonium) yang bisa mengakibatkan terganggunya saluran pernapasan dan membuat paru-parunya tidak berkembang dengan baik.
  6. Kebutuhan akan operasi caesar
  7. Risiko kelahiran mati

Penting untuk selalu memantau perkembangan kehamilan dengan cermat dan berkonsultasi dengan tenaga medis untuk mengurangi risiko-risiko ini dan memastikan kelahiran yang aman bagi Bunda dan bayi.

Bagaimana cara mencegah terjadinya kehamilan postmatur?

Kita memang tidak bisa menentukan kapan bayi akan dilahirkan. Namun setidaknya Bunda bisa berusaha agar bisa melahirkan tepat waktu sesuai perkiraan dengan melakukan hal-hal berikut:

  • Lakukan pemeriksaan ke dokter kandungan secara teratur
  • Berolahraga ringan, seperti jalan santai
  • Hindari stres dan depresi
  • Ikuti senam hamil
  • Rileksasi pikiran
  • Jangan mengonsumsi jamu atau minuman herbal yang tidak jelas produksinya
  • Jangan memforsir tenaga berlebihan
  • Perbanyak mengkonsumsi makanan bergizi (sayuran hijau, buah, ikan, telur, daging tanpa lemak)
Ilustrasi melahirkan/ Foto: Getty Images/iStockphoto/Nimito

Tips bagi Bunda yang menghadapi postmatur atau bayi telat lahir

Nah, jika persalinan tidak kunjung tiba setelah lewat HPL, cobalah tetap tenang ya. Terlebih, bila dokter sudah mengatakan kalau kondisi bayi baik-baik saja. Jangan sampai hal ini membuat Bunda merasa terbebani. Karena jika dokter mencurigai adanya komplikasi, akan dilakukan tindakan induksi.

Berikut adalah beberapa tips untuk menghabiskan waktu dan tetap nyaman

1. Lakukan kegiatan yang menyenangkan

Cari aktivitas yang bisa mengalihkan pikiran dari kehamilan yang melebihi batas waktu, seperti menonton film, membaca buku, atau menekuni hobi kesukaan.

2. Persiapkan untuk kedatangan bayi

Manfaatkan waktu tambahan ini untuk menyelesaikan persiapan bayi, seperti mencuci pakaian bayi, menata kamar bayi, dan menyusun perlengkapan bayi. Ini dapat membantu Bunda merasa lebih siap dan tenang menghadapi kelahiran bayi.

3. Lakukan kegiatan yang merangsang kontraksi

Beberapa aktivitas fisik seperti berjalan-jalan atau berenang dapat membantu merangsang kontraksi dan mempersiapkan tubuh untuk persalinan. Konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter Bunda sebelum mencoba metode ini.

4. Istirahat dengan cukup

Upayakan untuk mendapatkan istirahat yang cukup dan manfaatkan kesempatan untuk bersantai sebanyak mungkin. Istirahat yang cukup dapat membantu Bunda menjaga kesehatan fisik dan mental selama masa kehamilan yang melebihi tanggal perkiraan lahir.

5. Seks untuk memancing proses persalinan bayi tak kunjung lahir

Saat mengalami orgasme, ibu hamil akan melepaskan oksitosin dan itu dapat membantu memulai kontraksi rahim. Selain itu, kandungan hormon prostaglandin dalam air mani juga bisa membantu mematangkan serviks, sehingga siap untuk melahirkan. 

6. Stimulasi puting

Merangsang puting dapat menyebabkan kontraksi rahim dan menyiapkannya untuk persalinan. Sama seperti seks, menstimulasi puting juga dapat memproduksi oksitosin, yang menyebabkan rahim berkontraksi.

7. Melakukan peregangan dan pernapasan

Lakukan latihan peregangan ringan dan teknik pernapasan untuk merasa lebih nyaman dan rileks. Ini juga dapat membantu mengurangi ketegangan tubuh dan stres selama kehamilan.

Dengan mengikuti tips-tips ini dan bekerja sama dengan tenaga kesehatan Bunda, Bunda dapat menghadapi kehamilan postmatur dengan lebih percaya diri dan meningkatkan kesejahteraan Bunda serta Si Kecil. Ingatlah bahwa Bunda tidak sendirian dalam perjalanan ini dan dukungan dari orang-orang terdekat sangatlah penting.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(pri/pri)

Simak video di bawah ini, Bun:

9 Tips Menurunkan Berat Badan setelah Melahirkan

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

5 Potret Anggun Dhini Aminarti dan Irish Bella saat Jadi Bridesmaid di Pernikahan Sahabat

Mom's Life Nadhifa Fitrina

Jangan Ucapkan 11 Kalimat Ini saat Menjawab Interview Kerja

Mom's Life Arina Yulistara

Apa Itu Gangguan ADHD pada Dewasa yang Dialami Jungkook BTS? Ini 7 Gejalanya

Mom's Life Amira Salsabila

5 Potret Hagia Anak Jessica Iskandar saat MPASI, Bikin Gemas saat Makan Buah Naga

Parenting Nadhifa Fitrina

Ini Alasan Pembagian Warisan Menurut Islam untuk Laki-laki Lebih Besar dari Perempuan

Mom's Life Amira Salsabila

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

Diskon Barang Elektronik di Transmart Full Day Sale, AC hingga Kulkas Banting Harga

Saatnya Belanja Bulanan Bun! Diskon Besar-besaran di Transmart Full Day Sale

10 Rekomendasi Drama Korea Kang Han Na Terbaik Rating Tertinggi

5 Potret Anggun Dhini Aminarti dan Irish Bella saat Jadi Bridesmaid di Pernikahan Sahabat

Apa Itu Gangguan ADHD pada Dewasa yang Dialami Jungkook BTS? Ini 7 Gejalanya

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK