KEHAMILAN
Saat Alami Hamil Ektopik Apakah Perut Bisa Membesar? Simak Jawaban Ahli
Annisya Asri Diarta | HaiBunda
Jumat, 15 Mar 2024 17:50 WIBMengalami kehamilan ektopik, itu artinya janin berkembang di luar rahim dan harus segera dikeluarkan. Jika Bunda merasakan gejala-gejala yang menandai kehamilan ektopik, Bunda perlu waspada dan ditangani secara cepat dan tepat oleh tenaga medis.
Namun, ada sebagian calon ibu baru yang masih berharap janin mereka berkembang meski dokter mendiagnosa sebagai kehamilan ektopik. Mereka berharap dan menanti ada perkembangan terhadap janinnya.
Namun, apakah janin dalam kondisi kehamilan ektopik masih bisa diselamatkan dan perut bunda hamil masih tetap bisa membesar? Simak jawabannya berikut ini!
Mengenal kehamilan ektopik
Fenomena kehamilan ektopik terjadi ketika sel telur yang telah dibuahi menempel dan berkembang di luar rahim, biasanya di salah satu saluran tuba falopi. Hal ini terjadi karena tempat tidak dapat meregang seperti rahim, perut tidak akan membesar sebagaimana mestinya. Sebaliknya, calon Ibu yang mengalami kehamilan ektopik mungkin mengalami gejala seperti nyeri panggul atau perut, perdarahan vagina, atau bahkan pingsan.
Menurut seorang ahli obstetri dan ginekologi, Anastasia Matthews, kondisi ini berpotensi berbahaya karena kehamilan berkembang di ruang yang terbatas dan dapat pecah jika tidak segera ditangani, menyebabkan perdarahan internal.
Baca Juga : Ektopik |
Dia juga menekankan bahwa kehamilan ektopik bukanlah kehamilan yang dapat dilanjutkan, karena dapat mengakibatkan keadaan medis yang mengancam jiwa.
Penyebab kehamilan ektopik
Kehamilan ektopik dapat terjadi pada siapa pun tanpa memandang faktor risiko tertentu. Menurut American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG), sekitar 50 persen dari calon Ibu yang mengalami kehamilan ektopik tidak memiliki faktor risiko yang diketahui sebelumnya.
Meski demikian, terdapat beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terkena kondisi ini.
Gejala kehamilan ektopik
Mengutip laman The Bump, gejala kehamilan ektopik yaitu sakit di satu sisi, sakit perut yang parah, pembengkakan perut, pusing, nyeri dada, dan sesak napas. Gejala kehamilan ektopik dapat muncul sejak dini, mirip dengan gejala awal kehamilan normal di dalam rahim seperti bercak dan kram.
Namun, perbedaannya terletak pada fakta bahwa rasa sakit yang disebabkan oleh kehamilan ektopik tidak akan mereda dengan sendirinya; sebaliknya, kemungkinan akan semakin parah seiring waktu. Selain itu, tidak ada batasan waktu pasti kapan gejala kehamilan ektopik akan muncul, sehingga penting untuk selalu waspada terhadap perubahan kondisi tubuh yang tidak biasa selama kehamilan.
Apakah perut akan membesar saat kehamilan ektopik?
Menurut para ahli, pada kehamilan normal perut biasanya membesar seiring pertumbuhan rahim yang menampung janin. Namun, dalam kasus kehamilan ektopik, perut tidak akan membesar karena kehamilan tidak dapat berkembang dan tumbuh secara normal di dalam saluran tuba.
Diagnosis kehamilan ektopik
Para ahli biasanya mendiagnosis kehamilan ektopik melalui ultrasonografi (USG) dan tes human chorionic gonadotropin (hCG), yang mengukur tingkat hormon kehamilan dalam darah. Melalui USG, dokter dapat menentukan apakah kehamilan berada di dalam rahim atau di luar rahim.
Jika embrio atau kantung terlihat di luar rahim, itu menegaskan diagnosis kehamilan ektopik. Dalam kondisi ini, dokter biasanya akan segera melakukan tindakan untuk mengeluarkan janin.
Pengobatan kehamilan ektopik
Terdapat beberapa pilihan pengobatan yang bisa dipertimbangkan tergantung pada tahap diagnosis. Ketika kehamilan ektopik dideteksi pada tahap awal dan belum pecah, pengobatan biasanya dilakukan dengan suntikan metotreksat.
Metotreksat berfungsi menghambat pertumbuhan sel yang berkembang dengan cepat, seperti sel-sel jaringan kehamilan. Namun, dalam beberapa situasi, terutama apabila keadaan sudah parah, pembedahan mungkin diperlukan untuk mengangkat kehamilan ektopik.
Kehamilan ektopik apakah dapat dicegah?
Sayangnya tidak ada cara untuk mencegah kehamilan menjadi kehamilan ektopik. Meski demikian, menghentikan kebiasaan merokok dan menghindari hubungan seksual tanpa pelindung ketika tidak sedang mencoba untuk hamil, dapat membantu mengurangi beberapa faktor risiko yang terkait dengan kondisi ini.
Hubungan kehamilan ektopik dengan kesuburan
Mengalami kehamilan ektopik sangat menghancurkan secara emosional dan berpotensi berdampak pada kesuburan Bunda untuk beberapa waktu. Ahli medis menjelaskan bahwa sekitar 65 persen wanita yang pernah mengalami kondisi ini, bisa mendapatkan kehamilan yang sehat dalam waktu 18 bulan.
Kehamilan ektopik sebelumnya juga meningkatkan risiko terjadinya kehamilan ektopik di kemudian hari. Namun dokter menekankan bahwa itu tidak berarti Bunda tidak dapat memiliki kehamilan dan bayi yang sehat di masa depan.
Sangat mungkin untuk mengalami kehamilan intrauterin yang normal setelah kehamilan ektopik. Bicaralah dengan dokter jika Bunda memiliki kekhawatiran tentang hamil lagi setelah kehamilan ektopik.
Demikian ulasan tentang kehamilan ektopik. Semoga bermanfaat untuk antisipasi kesehatan, Bunda.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(rap/rap)