
kehamilan
Penyebab Ibu Hamil Keluar Darah seperti Haid dan Risikonya untuk Janin
HaiBunda
Selasa, 02 Apr 2024 19:10 WIB

Daftar Isi
Pendarahan saat kehamilan, terutama pada trimester pertama, bisa membuat ibu hamil khawatir. Apalagi jika darah yang keluar seperti haid. Ketahui penyebab ibu hamil keluar darah seperti haid dan risikonya untuk janin.
Sebenarnya, pendarahan selama kehamilan relatif umum terjadi. Sebanyak satu dari tiga orang akan mengalami pendarahan selama tiga bulan pertama kehamilan. Pendarahan kecil umumnya tidak serius, terutama jika tidak disertai rasa sakit.
Renita White, MD, Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi mengatakan bahwa jika ibu hamil mengalami pendarahan hebat dan pendarahan yang menyakitkan kemungkinan menjadi tanda ada masalah serius.
"Oleh karena itu, setiap pendarahan selama kehamilan harus dievaluasi oleh ahli kesehatan Anda," kata White dikutip dari Very Well Health.
Normalkah keluar darah seperti haid?
Pendarahan yang ibu hamil alami bisa berupa bercak cokelat, hingga pendarahan merah terang. Ini dapat berlangsung berhari-hari hingga minggu. Saat pendarahan dapat disertai kram ringan atau sakit punggung bagian bawah.
Pendarahan tersebut seringkali berhenti dengan sendirinya dan kehamilan berlanjut secara normal.
Lantas, jika darah keluar seperti haid, normalkah? Laman Cleveland Clinic menuliskan, perdarahan yang menyerupai menstruasi biasanya bukan merupakan gejala kehamilan. Pendarahan menstruasi merupakan aliran darah yang stabil yang berlangsung beberapa hari.
Apabila Bunda mengalami sesuatu yang lebih dari sekedar pendarahan ringan (bercak) atau pendarahan berlangsung lebih dari 24 jam, Bunda harus segera menghubungi dokter. Pendarahan tidak selalu menjadi pertanda ada sesuatu yang tidak beres, namun pendarahan hebat atau pendarahan yang disertai rasa sakit mungkin mengindikasikan adanya komplikasi.
Penyebab keluar darah pada ibu hamil
Dikutip dari March of Dimes, bercak atau pendarahan di awal kehamilan adalah hal yang normal. Ada sejumlah alasan mengapa ibu hamil mengalami pendarahan selama trimester pertama. Mendiagnosis perdarahan trimester pertama biasanya memerlukan pemeriksaan fisik, tes darah, dan/atau tes infeksi menular seksual (IMS).
"Tes darah berulang dapat digunakan untuk memantau perubahan kadar hormon hCG (human chorionic gonadotropin) yang terjadi selama kehamilan untuk menentukan apakah kehamilan tersebut mungkin dapat bertahan. Hormon progesteron dan faktor Rh (faktor Rhesus, protein pada permukaan sel darah merah yang memberi kita golongan darah positif atau negatif) juga dapat dievaluasi selama trimester pertama," ujar White.
Berikut beberapa hal yang dapat menyebabkan pendarahan pada ibu hamil:
- Berhubungan seks.
- Infeksi menular seksual dan kondisi menular lainnya dapat menyebabkan masalah selama kehamilan, termasuk pendarahan. Mendiagnosis infeksi mungkin memerlukan kombinasi pemeriksaan fisik, usap vagina, usap serviks, tes urine, dan tes darah.
- Pendarahan implantasi terjadi ketika sel telur yang telah dibuahi menempel pada lapisan rahim. Ini biasanya terjadi sekitar satu hingga dua minggu setelah pembuahan, sekitar 20–24 hari setelah siklus menstruasi.
- Perubahan hormon. Hormon adalah bahan kimia yang dibuat oleh tubuh.
- Perubahan pada serviks. Leher rahim terbuka ke rahim yang duduk di bagian atas vagina.
- Beberapa jenis tes selama kehamilan seperti amniosentesis atau chorionic villus sampling (CVS). Ini adalah tes yang dilakukan untuk memeriksa kelainan genetik pada bayi. Kelainan genetik adalah perubahan gen yang diturunkan ke bayi dari bunda atau ayah. Perubahan genetik ini dapat menyebabkan gangguan kesehatan pada bayi.
- Masalah yang berkaitan dengan merokok. Jika ibu hamil merokok, sebaiknya berhenti sebelum hamil atau segera berhenti setelah mengetahui bahwa sedang hamil.
Namun terkadang perdarahan atau flek pada trimester pertama merupakan tanda adanya masalah serius, seperti:
- Keguguran. Hampir semua ibu hamil yang mengalami keguguran mengalami pendarahan atau bercak sebelum keguguran.
- Kehamilan ektopik. Kehamilan ektopik terjadi ketika sel telur yang telah dibuahi menempel di tuba fallopi atau tempat lain selain rahim. Kehamilan ektopik dapat menyebabkan komplikasi yang parah, termasuk kematian.
- Kehamilan mola. Ini adalah saat massa jaringan terbentuk di dalam rahim, bukan bayi. Hamil anggur jarang terjadi.
Faktor risiko pendarahan saat hamil
Penyebab perdarahan saat hamil yang berbeda-beda mempunyai faktor risiko yang berbeda juga, Bunda. Berikut faktor risiko umum yang meliputi:
- Usia orang hamil yang lebih tua.
- Operasi rahim sebelumnya, termasuk operasi caesar.
- Tingginya jumlah kehamilan sebelumnya (paritas).
- Kebiasaan merokok.
- Memiliki tekanan darah tinggi.
- Riwayat penyakit menular seksual.
- Kondisi kesehatan kronis, seperti diabetes.
Untuk itu, penting bagi Bunda menjaga kesehatan sebelum dan selama kehamilan. Salah satunya termasuk melakukan perawatan prenatal secara teratur. Memulai perawatan prenatal sejak dini akan membantu dokter menangani masalah apa pun yang dapat membahayakan kehamilan Bunda.
Pendarahan berisiko ke janin?
Lesley Regan, Profesor Obstetri dan Ginekologi, dalam Your Pregnancy Week by Week, mengaku memahami betapa mengkhawatirkan jika mengalami perdarahan saat hamil muda. Namun, dalam kebanyakan kasus, masalah pendarahan itu mereda dan bukan karena ada masalah serius.
"Sebagai tindakan keamanan, Anda mungkin ditawari pemindaian ultrasonografi (USG) dini, di mana selama itu dimungkinkan untuk mengidentifikasi kantung kehamilan di rongga rahim yang berkembang menjadi kutub janin dan kantung kuning telur. Ini akan sangat meyakinkan," kata Regan.
Bahayakan pendarahan ke janin? Dilansir National Library of Medicine, pendarahan pada kehamilan dikaitkan dengan kelahiran prematur, berat badan lahir rendah, dan bayi kecil untuk usia kehamilan. Namun, perdarahan tidak selalu berarti kondisi janin buruk.
Bercak atau pendarahan ringan, terutama yang tidak menimbulkan rasa sakit dan hanya berlangsung satu atau dua hari, tidak meningkatkan risiko keguguran.
Menurut ulasan di American Academy of Family Physicians, hampir 1 dari 4 orang hamil akan mengalami perdarahan di trimester pertama dan hanya sekitar setengah dari kasus tersebut yang berakhir pada keguguran.
Itulah Bunda, penjelasan tentang penyebab ibu hamil keluar darah seperti haid dan risikonya untuk janin. Semoga informasinya membantu ya.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(pri/pri)TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT

Kehamilan
Kenali Ciri-ciri Haid Terakhir akan Hamil, Ada Perubahan Ini pada Payudara

Kehamilan
Kenali Perbedaan Kram Perut saat Haid dan Hamil, Jangan Sampai Terkecoh

Kehamilan
12 Ciri Haid Terakhir Sebelum Hamil dan Cara Mengetahuinya, Siklus Jadi Lebih Pendek

Kehamilan
Keputihan dan Tidak Haid 1 Bulan, Apakah Tanda Positif Hamil?

Kehamilan
Mengenal Ciri Haid Pertama Setelah Keguguran Tanpa Kuret dan Waktunya


5 Foto
Kehamilan
7 Potret Kehamilan Kedua Dinda Hauw, Shaka bakal Punya Adik Perempuan Nih
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda