
kehamilan
10 Penyebab Haid Tidak Lancar dan Sedikit, Ketahui Juga Tanda Harus ke Dokter
HaiBunda
Selasa, 14 May 2024 21:40 WIB

Daftar Isi
-
10 penyebab haid tidak lancar dan sedikit
- 1. Pola makan yang buruk
- 2. Stres
- 3. Menggunakan KB hormonal
- 4. Menyusui
- 5. Sindrom ovarium polikistik (PCOS)
- 6. Berat badan rendah
- 7. Penggunaan obat-obatan tertentu
- 8. Masalah tiroid
- "Seseorang dengan kondisi ini juga dapat mengalami penurunan berat badan, kecemasan, dan jantung berdebar-debar tanpa sebab yang jelas," ungkap Redhead. 9. Tubuh tidak melepaskan sel telur (anovulasi)
- 10. Masalah pada jaringan parut di rahim
- Kapan harus ke dokter?
Haid tidak lancar dan sedikit kerap dialami perempuan di siklus bulannya. Kondisi ini biasanya membuat para Bunda khawatir dan sering kali takut tidak bisa hamil.
Sebenarnya, siklus haid setiap perempuan bervariasi, termasuk banyaknya darah yang keluar atau lama siklus terjadi. Namun, ada kisaran yang dianggap normal terkait siklus haid ini, Bunda. Periode menstruasi dapat terjadi setiap 21 hingga 35 hari dan berlangsung selama dua hingga tujuh hari
Sementara itu, kisaran darah yang keluar antara 10 sampai 40 mililiter (ml) darah selama empat hingga enam hari. Jadi, kecuali Bunda melihat perubahan yang tiba-tiba, kemungkinan besar siklus haid normal dan tidak perlu dikhawatirkan.
Nah, bila mengalami haid tidak lancar dan sedikit, Bunda mungkin perlu waspada nih. Ada beberapa alasan perempuan mengalami kondisi ini. Ada yang dianggap normal, ada pula yang dikaitkan dengan kondisi medis.
Simak penyebab haid tidak lancar dan sedikit di bawah ini ya!
10 penyebab haid tidak lancar dan sedikit
Melansir dari berbagai sumber, berikut 10 penyebab haid tidak lancar atau sedikit.
1. Pola makan yang buruk
Pola makan yang buruk bisa membuat tubuh kekurangan nutrisi. Misalnya, membatasi asupan kalori dengan melakukan diet ketat dapat menghalangi tubuh mendapatkan nutrisi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan hormonal, Bunda.
Selain diet ketat, contoh pola makan yang buruk adalah gangguan makan, seperti anoreksia nervosa atau bulimia. Perilaku makan yang buruk tersebut dapat menekan hipotalamus, bagian otak yang mengendalikan semua fungsi tubuh, termasuk hormon.
Gangguan makan mengganggu sekresi hormon yang bertanggung jawab atas produksi estrogen dan progesteron, serta hormon yang merangsang ovulasi. Akibatnya, lapisan dinding rahim tidak tumbuh untuk memulai siklus haid.
2. Stres
Tingkat stres yang tinggi dikaitkan dengan menstruasi yang tidak teratur, Bunda. Sudah banyak literatur yang mengaitkan stres dengan masalah di sistem reproduksi perempuan. Salah satunya penelitian yang diterbitkan di Indian Journal of Endocrinology and Metabolism tahun 2011.
Dalam jurnal tersebut dijelaskan bahwa stres secara langsung dapat memengaruhi kadar hormon, yang kemudian bisa memengaruhi haid. Saat seseorang stres, tubuh melepaskan hormon adrenalin dan kortisol. Hormon tersebut dapat berinteraksi dengan hormon seks yang mengatur menstruasi.
"Jika perempuan mengalami stres yang parah, mengidap depresi, atau membuat tubuh stres karena olahraga berlebihan, maka ia mungkin mengalami haid yang ringan," ujar ahli kesuburan, Janet Choi, M.D, dikutip dari laman Prevention.
3. Menggunakan KB hormonal
Salah satu alasan paling umum mengapa siklus haid tidak lancar dan ringan adalah penggunaan kontrasepsi hormonal. Beberapa dokter bahkan bisa meresepkan KB hormonal bagi perempuan yang mengalami haid berat.
Perdarahan tidak teratur dan haid sedikit akibat kontrasepsi biasanya tidak berbahaya. Tetapi, bila Bunda terus mengalaminya dan ingin mencoba jenis KB lain, maka segera konsultasikan ke dokter ya.
4. Menyusui
Menstruasi tidak teratur dan sedikit merupakan hal yang normal pada ibu menyusui. Prolaktin merupakan hormon yang berperan dalam produksi ASI, dapat menekan ovulasi, terutama pada Bunda yang secara eksklusif dan sering menyusui bayinya. Beberapa hormon menyusui lainnya juga bisa menyebabkan haid tidak teratur.
"Saat seorang menyusui, terjadi peningkatan produksi oksitosin (diproduksi di hipotalamus dan dikeluarkan oleh kelenjar hipofisis) yang merangsang produksi ASI dari payudara. Hormon ini menekan produksi hormon yang menyebabkan ovulasi dan produksi progesteron, serta menurunkan sinyal hormon yang memproduksi estrogen," ungkap Dokter spesialis Obstetri dan Ginekolog, Amanda P. Williams, M.D., M.P.H.
Istilah tidak haid atau haid tidak teratur selama menyusui disebut juga amenore laktasi. Kondisi ini tidak berbahaya karena haid biasanya akan kembali setelah Bunda sudah jarang atau berhenti menyusui Si Kecil.
![]() |
5. Sindrom ovarium polikistik (PCOS)
Menstruasi tidak lancar adalah tanda paling umum dari sindrom ovarium polikistik (PCOS). Ini merupakan kondisi hormonal yang terjadi karena ketidakseimbangan hormon reproduksi.
Seorang perempuan dengan PCOS sering kali memiliki kadar hormon androgen yang tinggi. Hal tersebut dapat menghentikan ovulasi, sehingga menyebabkan haid tidak lancar.
Selain haid yang terganggu, gejala PCOS lainnya adalah rambut rontok, sulit hamil, jerawat dan kulit berminyak, serta berat badan yang bertambah.
6. Berat badan rendah
Penurunan berat badan yang berlebihan atau cepat dapat menyebabkan menstruasi tidak teratur atau berhenti, Bunda. Saat berat badan turun terjadi, bagian di otak akan berhenti melepaskan hormon yang berdampak pada siklus menstruasi.
Kondisi tersebut dalam istilah medis disebut juga amenore hipotalamus. Defisiensi estrogen merupakan dampak dari amenore hipotalamus. Seseorang dengan berat badan rendah biasanya memiliki ciri yang khas, seperti kulit dan rambut kering, mudah lelah, sulit berkonsentrasi, dan suasana hati yang buruk.
7. Penggunaan obat-obatan tertentu
Penggunaan obat-obatan tertentu dapat secara tidak langsung memengaruhi siklus haid. Sebenarnya, perubahan siklus haid karena pengobatan tidak selalu berbahaya. Namun, bila sampai membuat haid tidak lancar, Bunda sebaiknya konsultasi ke dokter ya.
"Bila seseorang yakin bahwa menstruasi tidak teratur disebabkan oleh pengobatan, mereka mungkin perlu berbicara dengan dokter untuk mendapatkan alternatif pengobatan lain. Seseorang tidak boleh menyesuaikan dosis obat tanpa berkonsultasi dengan dokter," ujar Tahirah Redhead MPAS, PA-C, MPH, asisten dokter yang berspesialisasi dalam bidang kebidanan dan ginekologi, dilansir Medical News Today.
Beberapa jenis obat yang dapat memengaruhi siklus haid, di antaranya adalah obat pengencer darah (aspirin), obat anti-inflamasi nonsteroid seperti ibuprogen (advil), obat tiroid, antidepresan, obat epilepsi, dan obat kemoterapi.
8. Masalah tiroid
Tiroid adalah kelenjar penghasil hormon tiroid, yang dapat memengaruhi siklus menstruasi. Masalah tiroid, seperti terlalu aktif atau hipertiroidisme, dapat menyebabkan menstruasi lebih pendek dan ringan
"Seseorang dengan kondisi ini juga dapat mengalami penurunan berat badan, kecemasan, dan jantung berdebar-debar tanpa sebab yang jelas," ungkap Redhead.
9. Tubuh tidak melepaskan sel telur (anovulasi)
Terkadang, seorang perempuan mengalami menstruasi yang tidak lancar atau teratur karena tubuhnya tidak melepaskan sel telur. Kondisi ini dikenal anovulasi ini dapat menyebabkan darah menstruasi menjadi lebih sedikit atau haid tidak teratur.
Selain itu, beberapa perempuan juga mengalami insufisiensi ovarium primer. Kondisi tersebut mengacu pada saat ovarium berhenti berfungsi dengan baik sebelum memasuki menopause.
"Terkadang, seiring bertambahnya usia, siklus haid berubah. Seseorang yang menggunakan pembalut berukuran besar di usia 20-an dan awal 30-an mungkin akan menyadari bahwa mereka membutuhkan sedikit perlindungan di usia akhir 30-an," kata Choi.
10. Masalah pada jaringan parut di rahim
Penyebab lain haid tidak lancar atau sedikit adalah masalah yang terjadi pada jaringan parut di rahim. Perempuan yang telah menjalani prosedur kuret bisa mengalami kondisi ini, Bunda.
Kebanyakan dari mereka dapat sembuh tanpa komplikasi, namun terkadang jaringan parut yang parah dapat menyebabkan dinding rahim saling menempel, sehingga menimbulkan sindrom Asherman. Kondisi ini dapat diatasi dengan tindakan pembedahan untuk menghilangkan jaringan parut.
Kapan harus ke dokter?
Haid tidak teratur atau sedikit bisa saja menjadi pertanda kondisi serius, Bunda. Berikut beberapa kondisi di mana Bunda perlu memeriksakan diri ke dokter bila mengalami menstruasi tidak teratur atau sedikit:
- Berhenti menstruasi selama beberapa bulan dan tidak hamil.
- Tiba-tiba mengalami menstruasi yang tidak teratur, padahal biasanya menstruasinya teratur.
- Memiliki siklus yang lebih pendek dari 24 hari atau lebih lama dari 38 hari.
- Tiba-tiba mengalami pendarahan di antara menstruasi atau setelah berhubungan seks.
- Mengalami pendarahan setelah menopause.
- Mengalami gejala lain, seperti keputihan yang tidak biasa atau demam tinggi.
Demikian 10 penyebab haid tidak teratur atau sedikit yang perlu Bunda ketahui. Semoga informasi ini bermanfaat ya.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(ank/ank)TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT

Kehamilan
8 Penyebab Haid Tidak Teratur Saat KB, Stres hingga Pengaruh Hormon Progestin

Kehamilan
Bisakah Bunda Cepat Hamil Setelah Menstruasi?

Kehamilan
Haid Tidak Teratur Berpengaruh Terhadap Kesuburan, Mitos atau Fakta?

Kehamilan
10 Persiapan Sebelum Jalani Program Hamil

Kehamilan
Saat Program Hamil, Dukungan untuk Suami Juga Penting Diberikan


10 Foto
Kehamilan
10 Bunda Seleb Pernah Gagal Program Bayi Tabung, Ada yang Mencoba Enam Kali
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda