KEHAMILAN
Gejala dan Dampak Anemia Defisiensi Besi pada Ibu Hamil, Waspada Ya Bun!
Annisa Karnesyia | HaiBunda
Rabu, 24 Jul 2024 12:30 WIBAnemia defisiensi besi (ADB) merupakan salah satu masalah kehamilan yang dapat meningkatkan risiko stunting pada anak. Memahami gejala, dampak, dan pencegahannya sangat penting untuk melahirkan anak sehat dan cerdas, Bunda.
Perlu diketahui ya, anemia adalah kondisi kadar hemoglobin (Hb) dalam tubuh yang lebih rendah dari standarnya. Menurut data dari Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes RI), lebih dari 50 persen kasus anemia disebabkan oleh kekurangan zat besi atau ADB.
"Risiko ADB meningkat selama kehamilan karena adanya peningkatan kebutuhan zat besi untuk mendukung perkembangan plasenta dan janin. Kebutuhan zat besi pada ibu hamil meningkat sebesar 25 persen." kata Staf Medis Women Health Service RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo, dr. Ilham Utama Surya, Sp.OG, dalam rilis yang diterima HaiBunda belum lama ini.
Menurut data dalam ulasan di World Nutrition Journal tahun 2021, sekitar 48,8 persen ibu hamil di Indonesia mengalami anemia. Sementara pada ibu yang hamil lebih dari satu anak, risiko meningkat hingga 58 persen.
Anemia pada ibu hamil dapat didiagnosis melalui kadar hemoglobin, Bunda. Ibu hamil dianggap mengalami anemia bila:
- Kadar Hb di trimester pertama
- Kadar Hb di trimester kedua <10,5 g/dL
- Kadar Hb di trimester ketiga
Selain pemeriksaan HB, anemia defisiensi besi juga dapat didiagnosis melalui pemeriksaan serum besi, ferritin, dan gambaran status besi.
Gejala anemia defisiensi besi pada ibu hamil
Berikut beberapa gejala yang umum dialami ibu hamil dengan kondisi anemia defisiensi besi:
- Lemah, letih, lesu, lelah, lunglai (5 L)
- Wajah, tetutama kelopak mata, lidah, dan bibir tampak pucat
- Mata berkunang-kunang
- Pusing
Dampak anemia defisiensi besi pada ibu hamil dan janinnya
Anemia defisiensi besi bisa berdampak pada ibu hamil atau janinnya. Pada ibu hamil, anemia defisiensi besi dapat menurunkan fungsi imun hingga menyebabkan kematian ibu.
"Dampak ADB pada ibu hamil adalah kelelahan, fungsi imun menurun, risiko infeksi meningkat, perdarahan postpartum, persalinan prematur, keguguran, dan kematian ibu," ujar Ilham.
Sementara pada janin, anemia defisiensi besi dapat menyebabkan perkembangan fisik dan otaknya terhambat. Bayi juga berisiko mengalami beberapa kondisi seperti:
- Lahir prematur
- Berat badan lahir rendah
- Mengalami kelainan bawaan
- Kematian bayi
- Gangguan tingkah laku
- Penurunan perkembangan psikomotorik dan mental
- Penurunan konsentrasi dan memori
Dalam jangka panjang, anemia defisiensi besi pada anak dapat menyebabkan hipertensi, diabetes, kanker, dan stunting.
Penanganan anemia defisiensi besi
Ibu hamil dengan anemia defisiensi besi bisa mendapatkan penanganan pertama dari bidan. Bidan akan melakukan skrining Hb selama kehamilan.
Jika Hb normal, maka bidan dapat memberikan tablet tambah darah (TTD) dalam dosis maintenance selama kehamilan, atau setidaknya 60 mg zat besi dan 400 g asam folat. Sementara bila Hb rendah, bidan akan merujuk ibu hamil ke rumah sakit.
"Jika ditemukan hemoglobin rendah, rujuk ibu hamil ke rumah sakit untuk evaluasi penyebab anemia, apakah karena defisiensi besi, thalassemia, atau penyakit kronis. Jika ditemukan ADB, maka dokter akan melakukan tata laksana sesuai kebutuhan," ungkap Ilham.
Tips memenuhi kebutuhan zat besi selama hamil
Bicara soal zat besi, Bunda perlu ketahui juga ya, kebutuhan zat besi berbeda di tiap trimester kehamilan. Di trimester pertama, Bunda membutuhkan 18 miligram (mg) zat besi, di trimester kedua sebesar 27 mg, dan di trimester akhir naik menjadi 27 mg.
Ibu hamil disarankan untuk konsumsi suplementasi tablet zat besi yang mengandung setidaknya 60 mg zat besi setiap hari selama kehamilan. Tablet zat besi ini dapat diminum setelah makan atau malam hari sebelum tidur untuk mengurangi rasa mual.
Selain dari suplemen atau TTD, ibu hamil bisa mendapatkan sumber zat besi dari makanan sehari-hari, seperti daging merah, hati, kerang, daging unggas, ikan, makanan laut, tahu, bayam, dan brokoli.
Untuk memastikan zat besi terserap dengan baik, jangan lupa untuk mengonsumsi makanan kaya vitamin C seperti buah dan sayuran. Selain itu, hindari juga konsumsi teh dan kopi karena dapat menghambat penyerapannya.
Demikian serba-serbi anemia defisiensi besi pada ibu hamil. Semoga informasi ini bermanfaat ya, Bunda.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(ank/ank)