KEHAMILAN
Kontraksi Disebut Tahap Paling Menyakitkan saat Melahirkan Pervaginam, Simak Faktanya
Melly Febrida | HaiBunda
Sabtu, 27 Jul 2024 14:50 WIBSaat melahirkan secara pervaginam, seorang ibu memang akan melalui berbagai tahapan. Setiap tahap tentu penuh dengan tantangan. Tak sediit yang bilang melahirkan pervaginam alias normal lebih menyakitkan.
Adapun kontraksi dianggap tahap yang paling menyakitkan saat melahirkan pervaginam. Apakah itu benar? Simak faktanya, yuk Bunda.
Pada kenyataannya, rasa sakit saat persalinan bisa berbeda-beda pada setiap ibu hamil. Bahkan dari satu kehamilan ke hamilan berikutnya juga bisa berbeda, Bunda.
Dilansir laman Emedicine Health, rasa sakit saat melahirkan pervaginam digambarkan seperti kram menstruasi yang ekstrem, kram yang kuat, tekanan yang hebat, gelombang yang sangat kuat mirip dengan kram diare, nyeri punggung yang parah, rasa pegal, dan patah tulang.
Baca Juga : Kontraksi |
Seperti apa rasanya kontraksi?
Kontraksi terjadi ketika otot-otot rahim menegang dan kemudian mengendur selama persalinan. Dilansir laman Pregnancy Birth Baby, kontraksi ini membantu membuka leher rahim dan memindahkan bayi ke jalan lahir.
Kontraksi dapat terjadi kapan saja selama kehamilan. Kontraksi menjadi lebih kuat, lebih teratur, dan lebih menyakitkan setelah melahirkan.
Bunda dapat merasakan kontraksi ini seperti gelombang yang dimulai dari bagian atas rahim dan bergerak ke bawah. Jika Bunda meletakkan tangan di perut saat kontraksi, Bunda akan merasakan perut menjadi keras, lalu melunak saat kontraksi berakhir.
Kontraksi menjadi lebih sering dan intens seiring kemajuan persalinan. Bunda akan merasakan nyeri mereda di antara kontraksi. Kontraksi berlanjut hingga leher rahim melebar hingga sekitar 10 cm – cukup lebar untuk bayi dilahirkan.
Seperti apa rasanya kontraksi? Setiap orang merasakan kontraksi berbeda-beda. Namun, orang menganggap kontraksi menjadi tahapan yang paling menyakitkan.
Sejumlah orang ada yang mulai merasa seperti nyeri haid atau kram di perut bagian bawah. Namun mungkin mengalami nyeri punggung bawah yang tidak kunjung hilang, atau nyeri di paha bagian dalam yang menjalar ke kaki.
Pada awalnya, kontraksi terasa singkat dan selang waktu hingga 30 menit. Saat persalinan berlanjut, kontraksi akan semakin kuat dan mendekat. Kontraksi pada akhirnya akan berlangsung hingga satu menit dan terjadi setiap 2 hingga 3 menit.
Tahapan kontraksi dalam persalinan
Persalinan normal dapat berlangsung dari beberapa jam hingga 24 jam atau lebih. Namun yang perlu dipahami bahwa setiap kehamilan berbeda. Pada kehamilan bayi kedua ketiga kemungkinan proses persalinannya lebih singkat dibandingkan yang pertama. Tapi, ini juga tidak selalu terjadi.
Pada persalinan normal, proses melahirkan janin biasanya dimulai dengan kontraksi dan terdiri dari tiga tahap utama.
Tahap pertama
Tahapan ini melibatkan penipisan dan pelebaran serviks hingga sekitar 10 cm. Tahap pertama terdiri dari tiga fase berbeda, yaitu:
1. Fase 1: Persalinan dini (laten)
Persalinan dini atau laten merupakan fase pertama, biasanya yang termudah dan terpanjang. Pada fase ini, leher rahim mulai membesar dan menipis.
Umumnya fase pertama ini dimulai dengan sangat lambat, sehingga memberi waktu untuk terbiasa dengan sensasi dan ritme persalinan. Pada awal persalinan, kontraksinya akan terasa ringan, pendek, dan tidak teratur.
Kontraksi mungkin terjadi setiap 20–25 menit (frekuensi), berlangsung selama 30–45 detik (durasi), dan dengan intensitas ringan hingga cukup kuat. Seiring kemajuan persalinan, kontraksi menjadi lebih kuat, lebih lama, dan lebih teratur.
2. Fase 2: Persalinan aktif
Pada persalinan aktif, kontraksi meningkat. Durasi kontraksi akan sangat bervariasi. Kontraksi umumnya sering terjadi setiap 2–3 menit, berlangsung selama 45–75 detik, dan berkekuatan sedang hingga kuat.
3. Fase 3: Transisi
Transisi merupakan fase persalinan normal yang paling intens dan terpendek. Pada masa transisi, Bunda akan mengalami kontraksi kuat yang mungkin terjadi setiap 1–2 menit. Kontraksi juga terjadi hampir tidak ada jeda. Rasa kontraksi yang kuat ini masing-masing akan berlangsung sekitar 60–90 detik.
Tahap kedua
Tahap kedua persalinan normal dimulai ketika leher rahim telah menipis dan melebar sepenuhnya hingga 10 cm. Selama tahap kedua, banyak ibu hamil mendapatkan ledakan energi untuk bersiap mengejan.
Ibu hamil sering kali merasa terdorong karena mengetahui bahwa mereka akan segera bertemu dengan bayinya.
Berikut tahap kedua atau tahap keempat dan kelima dari persalinan normal:
4. Mendorong
Tahap kedua dimulai dengan pembukaan serviks sepenuhnya, seringkali tidak langsung dimulai dengan mengejan. Bunda setidaknya beristirahat sekitar 20-30 menit sebelum aktif mengejan.
Dalam tahap ini, ada Bunda yang mungkin merasakan dorongan kuat dan tidak terkendali untuk mengejan, sementara yang lain tidak merasakan dorongan untuk mengejan sama sekali.
Sebagian besar ibu hamil merasakan lebih banyak tekanan di rektumnya. Inilah yang akan memandu kapan dan di mana harus mendorong. Dalam tahap ini, yang terpenting adalah gunakan naluri Bunda.
5. Kelahiran
Sesaat sebelum bayi lahir, ada saatnya bagian terbesar kepala bayi berada pada bukaan vagina. Ini mungkin terasa seperti sensasi terbakar yang hebat atau kuat. Pada titik ini, Bunda akan diminta mendorong dengan lembut atau terengah-engah, untuk mengeluarkan kepala bayi secara perlahan dan mencegah atau meminimalkan robekan.
Dikutip dari Healthy Parents Healthy Children, setelah kepala bayi keluar, akan berputar sedikit, kemudian dilahirkan, dengan sedikit dorongan. Segera setelah lahir, bayi dapat dibaringkan di dada atau perut untuk dipeluk skin to skin dan mulai proses menyusu.
Tahap Ketiga
Berikut tahap ketiga dari persalinan normal:
6. Melahirkan plasenta
Setelah bayi lahir, rahim berkontraksi dengan lembut untuk melonggarkan dan mendorong plasenta keluar. Bunda mungkin tidak dapat merasakan kontraksi ini.
Proses melahirkan plasenta umumnya terjadi 5 hingga 30 menit setelah bayi lahir, dengan kondisi tot-otot rahim terus berkontraksi untuk menghentikan perdarahan. Proses ini selalu dikaitkan dengan kehilangan darah dalam jumlah sedang hingga mencapai 500 ml.
Pada tahap persalinan akhir ini, salah satu permasalahan yang mungkin terjadi adalah perdarahan berlebihan (perdarahan pasca melahirkan) yang dapat mengakibatkan anemia dan kelelahan. Inilah sebabnya dokter dan bidan mengawasi dengan cermat pada tahap ketiga.
Cara meredakan rasa sakit saat kontraksi
Ada beberapa cara untuk meredakan nyeri saat kontraksi.
1. Strategi non-obat meliputi:
- Menghabiskan waktu di pemandian air hangat atau kolam renang
- Mengoleskan kompres panas dan/atau dingin di perut atau punggung bawah (apa pun yang nyaman bagi Bunda)
- Mandi air hangat
- Akupunktur
- Pijat, hipnosis dan teknik relaksasi lainnya
2. Ada juga obat-obatan yang dapat diberikan bidan atau dokter untuk membantu meringankan rasa sakit saat kontraksi. Beberapa contohnya meliputi:
- Gas nitro oksida (pereda nyeri yang dihirup)
- Morfin (obat yang disuntikkan di bawah kulit)
- Analgesia epidural (obat disuntikkan ke ruang epidural di tulang belakang)
Semoga informasinya membantu ya Bunda.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
Simak video di bawah ini, Bun:
5 Tips untuk Mempercepat Kontraksi Asli, Persalinan Jadi Lancar Bun
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT
Bunda, Ketahui yuk Apa Saja yang Dialami Bayi sejak Kontraksi hingga Dilahirkan
Acha Septriasa Kenang Momen Melahirkan, Langsung Lancar Usai Minta Maaf ke Ibunda
Bumil, Ini 5 Perbedaan Kontraksi Asli dan Palsu Jelang Melahirkan
Puteri Indonesia 2013 Whulandary Herman Melahirkan Anak Pertama
TERPOPULER
5 Potret Before After Artis Sukses Turunkan Berat Badan, Aurel hingga Mahalini
Apakah Sekali Berhubungan Intim Bisa Langsung Hamil?
5 Potret Cadmael Anak Chand Kelvin Sunat di Usia 2,5 Bulan, Bikin Kaget Netizen
5 Potret Joanna Alexandra Ajak Kekasih Ketemu Orang Tua & Quality Time Bareng Anak
Curhat Pevita Pearce Ungkap Suka Duka Hidup Jauh dari Keluarga
REKOMENDASI PRODUK
3 Pilihan Cooler Bag untuk ASI, Mana yang Paling Praktis & Tahan Lama?
Ratih Wulan PinanduREKOMENDASI PRODUK
10 Rekomendasi Makeup Remover, Bersihkan Riasan untuk Kulit Berminyak hingga Kering
Amira SalsabilaREKOMENDASI PRODUK
10 Merek Cream Wajah untuk Atasi Bruntusan dan Ruam pada Bayi Beserta Estimasi Harganya
KinanREKOMENDASI PRODUK
10 Rekomendasi Alat Penyedot Ingus Bayi yang Aman dan Tips Menggunakannya untuk Atasi Hidung Tersumbat
Asri EdiyatiREKOMENDASI PRODUK
10 Obat Sariawan untuk Ibu Menyusui yang Aman dan Mudah Ditemukan dari Medis-Alami
Dwi Indah NurcahyaniTERBARU DARI HAIBUNDA
5 Potret Before After Artis Sukses Turunkan Berat Badan, Aurel hingga Mahalini
Apakah Sekali Berhubungan Intim Bisa Langsung Hamil?
5 Potret Cadmael Anak Chand Kelvin Sunat di Usia 2,5 Bulan, Bikin Kaget Netizen
20 Tanaman Hias Tahan Panas, Cocok untuk Outdoor
Curhat Pevita Pearce Ungkap Suka Duka Hidup Jauh dari Keluarga
FOTO
VIDEO
DETIK NETWORK
-
Insertlive
Jawaban Nyoman Paul Disinggung soal Rencana Nikah dengan Keisya Levronka
-
Beautynesia
Masuk Jajaran Populer di Netflix, Happy Gilmore 2 Kantongi 46 Juta Penonton
-
Female Daily
Level Up Literasi Keuangan Bisa Tetap Fun: LPS Financial Festival 2025 Akan Hadir di Surabaya!
-
CXO
GOT7 Rilis Album Baru, Persiapan Harus Lewat Video Call Karena Hal Ini
-
Wolipop
Foto Syahrini Rayakan Ulang Tahun di Jakarta, Terungkap Isi Rumah Mewahnya
-
Mommies Daily
8 Rekomendasi Hotel dan Resort Favorit di Bali, Cocok untuk Liburan Keluarga