Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

kehamilan

Ini Batas Kadar Gula Darah yang Normal Bagi Ibu Hamil

Annisa Karnesyia   |   HaiBunda

Senin, 09 Sep 2024 19:10 WIB

Ilustrasi Tes Gula Darah Ibu Hamil
Ilustrasi Tes Gula Darah Ibu Hamil/ Foto: Getty Images/iStockphoto/Nagaiets
Jakarta -

Pemeriksaan kadar gula darah sangat penting selama kehamilan, Bunda. Kadar gula darah yang tinggi dapat menyebabkan diabetes gestasional.

American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG) menjelaskan, tubuh Bunda memproduksi hormon insulin yang menjaga kadar gula darah dalam kisaran normal. Selama kehamilan, kadar hormon kehamilan yang tinggi dapat mengganggu insulin.

"Tubuh biasanya memproduksi lebih banyak insulin selama kehamilan untuk menjaga kadar gula darah tetap normal. Namun, pada beberapa perempuan, tubuh tidak dapat memproduksi insulin yang cukup selama kehamilan dan kadar gula darahnya meningkat, sehingga menyebabkan diabetes gestasional," tulis ACOG dalam laman resminya.

Kadar gula normal bagi perempuan yang hamil

Dilansir laman Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI), mulai usia kehamilan 16 minggu, pemeriksaan kadar gula darah sebaiknya dilakukan setiap dua minggu sekali.

Berdasarkan 5th International Workshop-Conference on Gestasional Diabetes Mellitus dan American Diabetes Association, berikut kadar gula normal bagi perempuan hamil:

  • Gula darah puasa: < 95 mg/dL
  • Gula darah 1 jam setelah makan: < 140 mg/dL
  • Gula darah 2 jam setelah makan: < 120 mg/dL

Tanda kekurangan dan kelebihan gula darah

Kadar gula darah yang kurang dan berlebihan dapat mengganggu kehamilan. Mengenali tanda-tandanya sangat penting untuk mengambil tindakan pencegahan dan penanganan yang tepat.

Tanda kekurangan gula darah

Reaksi setiap orang dapat berbeda-beda saat kadar gula darahnya rendah. Berikut tanda kekurangan kadar gula darah yang perlu Bunda waspadai:

  • Merasa gemetar
  • Merasa gugup atau cemas
  • Berkeringat dan menggigil
  • Mudah tersinggung atau tidak sabaran
  • Merasa kebingungan
  • Detak jantung cepat
  • Merasa pusing atau sakit kepala
  • Mudah merasa lapar dan mengantuk
  • Warna kulit memudar (pucat)
  • Merasa lemah atau tidak bertenaga
  • Penglihatan kabur/terganggu
  • Kesemutan atau mati rasa di bibir, lidah, atau pipi

Tanda kelebihan gula darah

Saat kadar gula darah tinggi, Bunda juga dapat mengalami gejala yang khas. Berikut tanda kelebihan gula darah dalam tubuh

  • Sering merasa haus
  • Sering buang air kecil
  • Merasa lemah atau lelah
  • Penglihatan kabur
  • Berat badan menurun

Kelebihan gula darah dalam jangka panjang juga dapat menimbulkan infeksi jamur di vagina, infeksi kulit, hingga proses penyembuhan luka yang lama.

Alasan pentingnya menjaga gula darah normal saat hamil

Menjaga kadar gula darah normal saat hamil sangat penting untuk mencegah diabetes gestasional. Ketika Bunda mengalami diebetes gestasional, tubuh akan menyalurkan lebih banyak gula ke janin. Kondisi tersebut dapat membuat ukuran janin menjadi lebih besar sehingga menimbulkan komplikasi, seperti:

  • Persalinan yang sulit
  • Risiko melahirkan melalui operasi caesar
  • Preeklamsia atau tekanan darah tinggi
  • Perdarahan hebat setelah melahirkan
  • Robekan parah di vagina atau area antara vagina dan anus (persalinan pervaginam)

Bayi yang lahir dari ibu dengan diabetes gestasional juga dapat mengalami masalah kesehatan, seperti gangguan pernapasan dan penyakit kuning. Bayi-bayi ini juga kemungkinan lahir dengan kadar gula darah yang rendah, Bunda.

Sementara itu, pada bayi yang lebih besar, mereka mungkin mengalami trauma saat lain, seperti kerusakan pada organ bahu (distosia bahu), akibat tersangkut di jalan lahir. Bayi yang ukurannya besar umumnya juga memerlukan perawatan khusus di Neonatal Intensive Care Unit (NICU).

Cara mempertahankan kadar gula darah normal

Kadar gula normal selama hamil dapat dijaga dengan melakukan beberapa hal, seperti:

1. Menjaga pola makan

Menurut ulasan Kemenkes RI, pengaturan makan sangat penting untuk menjaga kadar gula darah normal. Bunda yang memiliki diabetes gestasional dapat menjalani pola diet dengan 6 kali makan dalam sehari. Porsi makan perlu diatur dengan bijak dengan mengonsultasikannya ke dokter.

Di antara waktu makan besar, Bunda dapat mengonsumsi camilan yang sehat, seperti buah-buahan (apel, jeruk, pear), telur rebus, edamame, yogurt, oatmeal, atau jus tomat tanpa gula. Sementara itu, Bunda juga disarankan untuk mengurangi asupan makanan yang mengandung karbohidrat.

2. Melakukan aktivitas fisik

Menurut ACOG, melakukan aktivitas fisik atau olahraga dapat menjaga kadar gula darah dalam kisaran normal. Bunda dapat berkonsultasi dengan dokter untuk meminta rekomendasi jenis olahraga terbaik selama hamil dan durasi yang aman.

Secara umum, ibu hamil direkomendasikan untuk melakukan olahraga aerobik intensitas sedang selama 30 menit setidaknya 5 hari seminggu (atau minimal 150 menit per minggu). Beberapa pilihan olahraga yang cukup aman di antaranya adalah jalan kaki dan yoga prenatal.

3. Konsumsi obat

Bagi sebagian ibu hamil, konsumsi obat mungkin diperlukan untuk mengelola kadar gula darah. Obat yang dikonsumsi harus dengan resep dokter ya, Bunda.

Jika diberikan resep obat, Bunda biasanya akan diminta untuk memantau kadar gula darah. Dokter juga akan meninjau hasilnya untuk memastikan bahwa obat tersebut bekerja dengan baik.

Ilustrasi Tes DarahIlustrasi Tes Gula Darah saat Hamil/ Foto: iStockphoto/Getty Images/Antonio_Diaz

Jenis-jenis pemeriksaan gula darah

Ada tiga jenis pemeriksaan gula darah yang dapat dilakukan selama kehamilan, yakni:

1. Tes darah dasar

Tes darah umumnya dilakukan pada pemeriksaan dasar kehamilan. Tes ini dapat mengetahui kadar gula darah Bunda yang normal.

Seringkali, tes pertama ini dapat mengidentifikasi para Bunda yang mungkin mengidap diabetes gestasional. Jika nilai kadar gula darah tinggi, Bunda akan direkomendasikan untuk melakukan tes lanjutan.

2. Tes skrining glukosa

Pada tes ini, Bunda akan diberikan minuman cairan manis dan diminta menunggu selama satu jam. Setelah waktu tunggu, petugas medis akan mengambil sampel darah dari lengan. Jika kadar gula darah tinggi, maka dokter akan kembali merekomendasikan tes toleransi glukosa.

3. Tes toleransi glukosa

Tes ini sering juga disebut tes tolerasi glukosa dua jam atau tiga jam. Tes ini hanya dilakukan bila hasil tes skrining menujukkan kadar gula darah yang tinggi.

Pada tes tolerasi glukosa ini, Bunda akan diminta untuk berpuasa (tidak makan selama delapan jam). Petugas medis lalu akan mengambil sampel darah setelah puasa atau sebelum dan pada interval satu, dua, dan/atau tiga jam setelah Bunda minum cairan manis. Tes toleransi glukosa ini dapat memastikan diagnosis diabetes gestasional.

Cara mencegah peningkatan kadar gula dalam tubuh

Diabetes gestasional tidak sepenuhnya dapat dicegah. Tetapi, Bunda dapat mengurangi faktor risikonya dengan mengonsumsi makanan bergizi seimbang, tetap aktif bergerak selama hamil, dan menjaga berat badan ideal.

Bunda juga perlu mengenali faktor risiko diabetes gestasional untuk mewaspadainya saat hamil. Berikut beberapa faktor risiko diabetes gestasional, seperti dikutip dari Web MD:

  • Memiliki berat badan berlebih saat hamil
  • Masuk dalam kelompok pra diabetes
  • Memiliki riwayat keluarga diabetes
  • Pernah mengalami diabetes gestasional sebelumnya
  • Memiliki riwayat sindrom ovarium polikistik (PCOS) atau kondisi kesehatan lain terkait masalah insulin
  • Memiliki tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, penyakit jantung, dan komplikasi medis lainnya
  • Pernah mengalami keguguran
  • Riwayat stillbirth atau cacat janin tertentu
  • Perempuan berusia di atas 25 tahun

Demikian serba-serbi kadar gula darah tinggi selama hamil, termasuk kondisi diabetes gestasional. Semoga informasi ini bermanfaat ya.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(ank/ank)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda