Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

kehamilan

Abortus Imminens: Gejala, Cara Mengatasi, dan Kondisi Bunda yang Rentan Alami Ancaman Keguguran

Melly Febrida   |   HaiBunda

Jumat, 13 Sep 2024 10:20 WIB

Ilustrasi USG
Abortus Imminens: Gejala, Cara Mengatasi, dan Kondisi Bunda yang Rentan Alami Ancaman Keguguran/Foto: Getty Images/iStockphoto/PonyWang
Jakarta -

Bunda mungkin pernah mendengar abortus imminens? Kondisi tersebut menggambarkan ancaman keguguran pada usia kehamilan di bawah 20 minggu. Bunda perlu mengenali gejala, cara mengatasinya, serta kondisi Bunda yang rentan mengalami ancaman keguguran.

Sekitar setengah dari perempuan yang mengalami pendarahan pada trimester pertama akan mengalami keguguran. Artinya, kemungkinan keguguran apabila seseorang mengalami abortus imminens sebesar 50 persen. Dan sekitar 50 persen orang yang mengalami abortus imminens tidak mengalami keguguran. 

Kebanyakan orang yang mengalami keguguran akan terus memiliki kehamilan yang sukses di masa mendatang. Namun, Bunda hrus menemui dokter untuk mendiskusikan kemungkinan penyebabnya jika mengalami dua kali atau lebih keguguran berturut-turut.

Apa itu abortus imminens?

Mengutip dari laman Kemenkes RI, abortus imminens merupakan perdarahan dari uterus pada kehamilan sebelum 20 minggu, hasil konsepsi masih dalam uterus, dan tanpa adanya dilatasi serviks. 

Kasus abortus imminens terjadi ketika ibu hamil mengalami perdarahan ringan, namun serviks masih tertutup dan janin tetap hidup. Abortus imminens sering dianggap sebagai tanda awal keguguran yang belum terjadi, tetapi kondisinya bisa dipertahankan dengan penanganan yang tepat. 

Pendarahan vagina cukup umum terjadi pada ibu hamil. Dalam sebuah kelompok tahun 2016, 24 persen perempuan mengalami pendarahan selama 20 minggu pertama kehamilan. Dari jumlah tersebut, 60 persen melanjutkan kehamilan hingga cukup bulan.

Namun, hasil USG abortus imminens biasanya menunjukkan kondisi janin yang masih ada, meskipun ada ancaman keguguran.

7 Penyebab Bunda yang rentan mengalami abortus imminens

Abortus imminens dapat terjadi karena penyebab ini:

  1. Infeksi bakteri atau virus selama kehamilan.
  2. Trauma pada perut. Usia ibu hamil (di atas 35 tahun).
  3. Paparan terhadap obat-obatan atau bahan kimia tertentu.
  4. Kondisi medis bawaan seperti diabetes atau tiroid. Gaya hidup yang tidak sehat seperti merokok, konsumsi minuman beralkohol, serta kafein.
  5. Riwayat keguguran sebelumnya.

Tanda gejala abortus imminens

Ibu hamil perlu mengetahui tanda abortus imminens. Ini agar ibu hamil dapat segera melakukan penanganan.

Diagnosis abortus imminens atau keguguran yang mengancam ditentukan karena pada ibu hamil terjadi gejala di bawah ini seperti dilansir Cleveland Clinic:

  1. Pendarahan vagina (lebih dari sekadar bercak ringan). Pendarahannya ringan dan dapat meliputi keluarnya gumpalan kecil atau bahan seperti jaringan.
  2. Kram perut. Rasa sakitnya biasanya tumpul, tidak tajam atau intens. Namun, dapat berkembang menjadi rasa sakit yang konstan dan parah.

Bunda perlu mewaspadai gejala abortus imminens, apalagi jika gejalanya semakin buruk. Jika Bunda mengalami tanda-tanda di atas, maka segeralah memeriksakan diri ke dokter.

Berapa lama pendarahan abortus imminens berlangsung?

Abortus imminens dapat terjadi pada sekitar 15 persen hingga 20 persen dari semua kehamilan sebelum 20 minggu. Berapa lama pendarahan abortus imminens berlangsung? Ini bisa berlangsung bervariasi, Bunda. Ada yang beberapa jam hingga beberapa hari. Ini semua tergantung dari kondisi tubuh ibu hamil serta penanganan medis. 

Bunda penting untuk memeriksakan diri ke dokter jika mengalami pendarahan yang tidak kunjung berhenti atau semakin parah.

Diagnosis abortus imminens

Dilansir Tommys, abortus imminens bukanlah sesuatu yang didiagnosis secara resmi. Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan USG jika mengalami gejala pendarahan atau nyeri pada awal kehamilan. 

Bunda mungkin harus menunggu untuk menjalani pemindaian jika kehamilan berusia lebih awal dari 6 minggu, kecuali jika Bunda merasakan nyeri.

Pada kehamilan yang sangat awal, Bunda mungkin menjalani pemindaian internal. Pemindaian ini dikenal sebagai pemindaian transvaginal dan melibatkan memasukkan probe tipis dengan lembut ke dalam vagina.

Pemindaian ini tidak akan menimbulkan nyeri dan tidak memerlukan anestesi. Pemindaian akan menunjukkan gambar bayi dan dapat digunakan untuk mengetahui apakah bayi memiliki detak jantung.

Jika dilakukan USG, hasil USG abortus imminens dapat menunjukkan apakah janin masih berkembang dan apakah serviks tetap tertutup. Selain itu, dokter juga dapat menggunakan tes darah untuk memeriksa kadar hormon kehamilan dan memastikan kesehatan kehamilan.

Kode abortus Imminens ICD 10 adalah O20.0, yang mengacu pada ancaman keguguran pada usia kehamilan dini. Diagnosis ini membantu dokter dalam menentukan perawatan yang tepat.

Jika bayi terlalu kecil untuk dapat mendeteksi detak jantung, Bunda akan menjalani pemindaian lebih lanjut setelah 7 atau 14 hari.

Cara mengobati abortus imminens

Keguguran sering kali tidak dapat dicegah. Namun, pengobatan bertujuan agar abortus imminens bisa dipertahankan, kehamilan bisa bertahan dan mencegah keguguran:

  1. Istirahat total (bed rest): Kandungan dapat diperkuat dengan mengurangi aktivitas fisik.
  2. Menghindari hubungan seksual mungkin disarankan hingga gejala hilang. Namun, tidak ada penelitian yang mendukung saran ini.
  3. Pemberian hormon progesteron: Dokter mungkin juga ingin memberi suntikan progesteron untuk meningkatkan kadar hormon.
  4. Dokter juga akan memberikan imunoglobulin Rh jika Bunda memiliki darah Rh-negatif dan janin yang sedang berkembang memiliki darah Rh-positif. Ini menghentikan tubuh dari membuat antibodi terhadap darah anak.

Cara mencegah abortus imminens

Tidak semua kasus abortus imminens dapat dicegah. Itu tergantung pada penyebab gejala, yang mungkin tidak terkait dengan keguguran. 

Jika Bunda khawatir tentang keguguran pada kehamilan berikutnya, ada beberapa perubahan gaya hidup yang dapat Bunda lakukan yang dapat membantu.

Bunda dapat melakukan beberapa perubahan untuk mencegah abortus imminens dari berbagai sumber: 

  1. Berhenti merokok.
  2. Mengonsumsi makanan sehat.
  3. Menjaga berat badan yang sehat.
  4. Tetap aktif.
  5. Berhenti minum beralkohol.
  6. Menghindari stres berlebihan.
  7. Rutin periksa ke dokter.
  8. Tidak menggunakan obat-obatan terlarang.
  9. Meminimalkan konsumsi kafein.
  10. Menghindari paparan bahan kimia beracun atau larutan pembersih yang keras.
  11. Segera mengobati infeksi virus atau bakteri yang terjadi.
  12. Mengonsumsi vitamin prenatal, seperti asam folat.
  13. Berolahraga setidaknya 2 jam seminggu

Komplikasi abortus imminens

Komplikasi abortus imminens yang utama adalah keguguran atau kematian janin dalam kandungan.  Sekitar 50 persen pasien yang mengalami abortus imminens berakhir keguguran.

Sedangkan komplikasi lainnya termasuk:

  • Infeksi pada rahim atau trauma emosional bagi ibu hamil.
  • Perdarahan berat.
  • Peradangan pada lapisan rahim paling dalam (endometrium).

Demikian penjelasan tentang abortus imminens. Semoga informasinya membantu ya Bunda.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(pri/pri)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda