
kehamilan
Normalkah bila Bunda Merasa Mual dan Mau Muntah setelah Dianastesi sebelum Operasi Caesar?
HaiBunda
Kamis, 19 Sep 2024 16:35 WIB

Operasi caesar membutuhkan anestesi untuk memastikan Bunda tidak merasakan sakit selama proses persalinan. Namun, beberapa ibu mengalami efek samping setelah mendapatkan anestesi. Normalkah bila Bunda merasa mual dan mau muntah setelah dianestesi sebelum operasi caesar?
Mual dan muntah merupakan komplikasi umum selama dan pasca operasi caesar. Mual dan muntah ini tidak hanya mengurangi kenyamanan, tetapi dapat menyebabkan komplikasi serius, seperti aspirasi paru dan hernia insisional.Â
Operasi caesar kenapa membutuhkan anestesi?
Anestesi diperlukan untuk operasi caesar agar ibu yang hendak operasi caesar tidak merasakan sakit selama proses persalinan serta merasa nyaman. anestesi ini diberikan untuk memblokir rasa sakit selama prosedur bedah.
Sementara operasi caesar adalah prosedur pembedahan untuk melahirkan bayi melalui sayatan di perut. Operasi ini dapat direncanakan atau dilakukan sebagai operasi darurat jika terjadi masalah selama persalinan.Â
Jenis anestesi pada operasi caesar
Orang yang menjalani operasi caesar memiliki beberapa pilihan untuk mengelola rasa sakit. Ibu yang menjalani operasi caesar akan diberikan salah satu dari dua jenis anestesi dilansir laman Yale Medicine:
1. Regional
Jenis anestesi ini melibatkan penggunaan anestesi lokal untuk memblokir sensasi nyeri dari bagian tubuh tertentu, dan ahli anestesi menggunakannya untuk operasi caesar jika memungkinkan.
Anestesi regional membuat bagian tengah tubuh dan kaki perempuan mati rasa sehingga ia tidak akan merasakan nyeri dari sayatan bedah atau persalinan.
Sebelum persalinan, obat pereda nyeri—biasanya kombinasi anestesi lokal dan opioid—disuntikkan di dalam atau di dekat tulang belakang di punggung bawah dengan salah satu dari tiga cara:
a. Anestesi spinal
Perempuan yang akan menjalani operasi caesar biasanya akan menerima anestesi spinal, yang juga dikenal sebagai blok spinal atau subarachnoid. Ahli anestesi menyuntikkan obat ke dalam cairan serebrospinal yang membasahi saraf dan sumsum tulang belakang.
Biasanya, prosedur ini melibatkan satu suntikan anestesi, tetapi dalam kasus yang jarang terjadi, kateter dapat dimasukkan untuk memberikan obat secara terus-menerus.
Anestesi spinal memungkinkan obat pereda nyeri mencapai reseptor saraf yang menyalurkan sinyal nyeri dengan cepat, sehingga meredakan nyeri dengan cepat dan berlangsung hingga dua jam. Hanya diperlukan sedikit anestesi lokal untuk blok spinal yang menurunkan risiko komplikasi akibat obat bagi ibu dan bayi.
b. Anestesi epidural
Epidural persalinan melibatkan pemasangan kateter (tabung plastik tipis) di punggung bawah pasien. Kateter diletakkan di dekat saraf yang menyalurkan sinyal nyeri ke sumsum tulang belakang, tetapi diletakkan di bawah sumsum tulang belakang.Â
Diperlukan waktu sekitar 10 menit untuk menyiapkan dan memasang epidural. Setelah terpasang dan obat diberikan, diperlukan waktu 5-20 menit lagi untuk meredakan nyeri dengan baik. Karena kateter tetap terpasang, epidural memungkinkan pemberian anestesi terus-menerus. Biasanya, dosis obat yang dibutuhkan juga lebih tinggi daripada anestesi spinal.
c. Epidural spinal gabungan (CSE)
Terkadang, anestesi spinal dan epidural digunakan bersamaan. Dalam prosedur ini, penyedia anestesi pertama-tama memberikan dosis anestesi spinal, lalu memasang epidural. Hal ini memungkinkan ahli anestesi untuk meredakan nyeri dengan cepat melalui tulang belakang, sekaligus memberikan pilihan untuk terus memberikan lebih banyak anestesi menggunakan kateter epidural, jika perlu.
2. Umum
Dalam beberapa kasus, anestesi umum digunakan untuk operasi caesar karena alasan berikut:
- Tidak cukup waktu untuk memberikan anestesi spinal atau epidural.
- Anestesi spinal atau epidural tidak bekerja dengan baik.
- Operasinya rumit, atau ibu berisiko mengalami pendarahan.
- Ibu memiliki kondisi kesehatan yang tidak direkomendasikan untuk anestesi spinal atau epidural.
- Preferensi pribadi. Beberapa perempuan memilih untuk menjalani operasi caesar dengan anestesi umum.
Ketika anestesi umum digunakan, ibu tidak akan sadar selama operasi caesar. Meskipun anestesi umum aman untuk ibu hamil, biasanya ini bukan pilihan pertama (sebagian karena banyak wanita ingin tetap sadar saat melahirkan anak mereka) kecuali jika diperlukan secara medis.
Normalkah merasa mual dan mau muntah setelah dianestesi?
Efek samping yang umum terjadi setelah menerima anestesi sebelum operasi caesar adalah mual dan muntah. Sebagian besar ibu mengalami gejala ini, terutama ketika diberikan anestesi spinal atau epidural.Â
Mual dan muntah dapat terjadi karena beberapa alasan yang berkaitan dengan obat-obatan yang digunakan dan respons tubuh terhadap anestesi.
Penyebab mual dan muntah setelah dianestesi
Staf Medis Women Health Service RSUPN Dr Cipto Mangunkusumo, dr. Ilham Utama Surya, SpOG, mengatakan bahwa mekanisme terjadinya mual dan muntah cukup beragam. Beberapa di antaranya adalah hormon kehamilan hingga masalah di masalah di saluran pencernaan.
Berikut beberapa faktor yang dapat menyebabkan mual dan muntah setelah ibu menerima anestesi sebelum operasi caesar:
1. Efek anestesi Â
Obat yang digunakan dalam anestesi, baik spinal maupun epidural, dapat mempengaruhi sistem saraf pusat, yang dapat menyebabkan mual. Selain itu, beberapa jenis anestesi dapat menyebabkan penurunan tekanan darah yang tiba-tiba, yang juga dapat memicu mual.
2. Hormon Â
Kadar hormon pada akhir kehamilan berubah secara drastis. Ini dapat memengaruhi saluran pencernaan dan membuat ibu lebih rentan terhadap mual dan muntah, terutama saat menjalani prosedur bedah seperti operasi caesar.
3. Respons tubuh
Tubuh merespons prosedur bedah dengan berbagai cara, salah satunya adalah melalui peningkatan aktivitas saraf vagus, yang dapat merangsang perasaan mual dan keinginan untuk muntah. Rasa cemas sebelum operasi juga dapat memperburuk gejala mual.
4. Kondisi lambung
Ibu yang mau melahirkan biasanya diminta tidak makan atau minum selama beberapa jam sebelum operasi caesar. Meski dalam kondisi perut kosong, asam lambung tetap diproduksi dan bisa menyebabkan perasaan mual. Kondisi ini bisa memburuk setelah pemberian anestesi.
Cara mengatasi mual setelah dianestesi
Mual dan muntah setelah anestesi merupakan efek samping yang normal. Bunda dapat mengatasinya dengan melakukan beberapa langkah seperti di bawah ini:
1. Obat antimual   Â
Dokter dapat memberikan obat antimual sebelum atau selama operasi caesar untuk mengurangi risiko mual dan muntah.Â
2. Banyak minum
Usahakan tubuh tetap terhidrasi dengan baik untuk mengurangi mual. Bunda sebelum biasanya dilarang makan atau minum, namun setelah prosedur dilakukan, cairan intravena akan diberikan untuk menjaga keseimbangan cairan tubuh.
3. Memiringkan tubuhÂ
Posisi tubuh yang sedikit miring dapat membantu mengurangi tekanan pada perut dan mencegah mual.Â
4. Mengontrol tekanan darahÂ
Penurunan tekanan darah sering menjadi penyebab mual setelah anestesi spinal atau epidural. Dokter akan memantau tekanan darah dan memberikan obat-obatan jika diperlukan untuk menjaga tekanan darah tetap stabil.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT

Kehamilan
10 Risiko Penyakit yang Bisa Timbul Setelah Operasi Caesar dan Cara Mengatasinya, Waspadai Bun!

Kehamilan
Bukan Nama Suami, Bunda Ini Malah Mengigau Sebut Jungkook BTS saat Anastesi Persalinan

Kehamilan
Vagina Terasa Nyeri meski Melahirkan secara Caesar? Normal kok Bun

Kehamilan
4 Tips Mempercepat Pemulihan Luka Operasi Caesar, Salah Satunya 'Puasa' Seks

Kehamilan
Manfaat Suntik Epidural dan Efek Sampingnya Usai Persalinan


5 Foto
Kehamilan
2 Kali Keguguran, Intip 5 Potret Kebahagiaan Ashilla Zee Eks Blink Melahirkan Anak Pertama
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda