KEHAMILAN
Mengenal Manfaat Skrining Kehamilan untuk Janin dan Waktu Harus Melakukannya
Annisa Karnesyia | HaiBunda
Rabu, 02 Oct 2024 13:20 WIBPemeriksaan kehamilan tak hanya dilakukan untuk mengetahui kondisi kesehatan Bunda. Pemeriksaan kehamilan, seperti skrining, juga perlu dilakukan untuk mengetahui kondisi janin.
Ya, skrining kehamilan untuk janin bisa mulai dilakukan sejak trimester pertama. Setiap skrining memiliki manfaat yang berbeda, tergantung tujuan pemeriksaan.
Dilansir laman Johns Hopkins Medicine, skrining-skrining dirancang untuk memberikan informasi tentang kesehatan bayi di dalam kandungan, sehingga Bunda dapat mengoptimalkan perkembangannya. Skrining juga dapat mendiagnosis adanya masalah kelainan genetik pada janin sebelum dilahirkan.
Waktu tepat skrining kehamilan
Menurut dokter spesialis obstetri dan ginekologi, Carolyn Kay, M.D, skrining kehamilan sudah dapat dilakukan sejak trimester pertama. Skrining dapat melibatkan tes darah dan pemeriksaan ultrasonografi (USG), Bunda.
"Tes skrining trimester pertama dapat dimulai sedini mungkin, mulai usia kehamilan 10 minggu. Tes ini biasanya melibatkan tes darah dan USG. Tes dilakukan untuk menguji perkembangan bayi secara keseluruhan dan memeriksa apakah bayi berisiko mengalami kondisi genetik," ujar Kay, dilansir Healthline.
Memasuki trimester kedua, Bunda kembali dapat menjalani skrining kehamilan di antara minggu ke0-14 hingga ke-18. Tes yang dilakukan masih sama, yakni cek darah dan USG.
Jika salah satu dari tes skrining ini menunjukkan hasil yang tidak normal, Bunda mungkin perlu menjalani pemeriksaan lanjutan atau tes diagnostik. Pemeriksaan lanjutan dapat memberikan informasi lebih rinci tentang kondisi janin dalam kandungan.
Jenis skrining kehamilan dan manfaatnya untuk janin
Berikut beberapa jenis skrining kehamilan dan manfaatnya untuk janin di tiap trimester kehamilan, seperti melansir dari beberapa sumber:
Skrining kehamilan di trimester pertama
Ada tiga skrining kehamilan yang dapat dilakukan di trimester pertama, yakni:
1. USG
American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG) menjelaskan, USG merupakan metode pemeriksaan menggunakan energi dalam bentuk gelombang suara. Selama pemeriksaan, transduser (probe) akan mengirimkan gelombang suara ke seluruh tubuh.
Gelombang suara tersebut lalu akan bersentuhan dengan jaringan, cairan tubuh, dan tulang. Kemudian, gelombang akan memantul kembali seperti gema dan menghasilkan gambar yang dapat dilihat di layar.
USG dapat memberikan manfaat, yakni memperkirakan ukuran dan berat janin, menentukan usia kehamilan dan hari perkiraan lahir (HPL), mengetahui jenis kelamin bayi, mengetahui posisi janin, dan menemukan potensi kelainan pada struktur tulang dan organ bayi yang sedang tumbuh.
USG khusus yang disebut ultrasonografi translusensi nuchal, juga dapat dilakukan antara minggu ke-11 dan ke-14. USG ini dapat memeriksa cairan di bagian belakang leher bayi untuk melihat risiko sindrom Down.
2. Tes darah
Selama trimester pertama, dokter akan meminta dua jenis tes darah yang disebut tes skrining terintegrasi sekuensial dan skrining terintegrasi serum. Tes tersebut digunakan untuk mengukur kadar zat tertentu dalam darah Bunda, yaitu protein plasma-A terkait kehamilan dan hormon yang disebut human chorionic gonadotropin (hCG).
"Kadar abnormal dari keduanya dapat menandakan adanya risiko lebih tinggi terhadap kelainan kromosom," ujar Kay.
Tes darah juga dilakukan untuk memeriksa golongan darah dan rhesus untuk mengetahui kompatibilitas dengan bayi yang sedang tumbuh. Jika terjadi ketidakcocokan rhesus, maka dokter dapat meangambil tindakan untuk mencegah komplikasi lanjutan.
3. Chorionic Villus Sampling (CVS)
Chorionic Villus Sampling (CVS) merupakan jenis tes prenatal untuk memeriksa sel-sel dari plasenta guna mendeteksi kelainan kromosom, seperti sindrom Down. Tes ini dapat dilakukan di trimester usia kehamilan 10 sampai 13 minggu.
CVS dilakukan dengan cara memasukkan spekulum ke dalam vagina. Lalu, dokter akan memasukkan tabung plastik tipis ke dalam serviks untuk mengambil sampel jaringan plasenta. CVS dapat berisiko terhadap kehamilan.
Trimester kedua
Skrining kehamilan untuk melihat pertumbuhan janin juga dapat dilakukan di trimester kedua. Berikut jenis-jenis skriningnya:
1. Amniosentesis
Dalam buku Baby Centre: Pregnancy Questions & Answers dijelaskan bahwa tes amniosentesis merupakan pemeriksaan diagnostik yang dapat memberi tahu apakah bayi memiliki kelainan kromosom atau tidak. Tes ini biasanya dilakukan antara minggu 15 sampai 18, namun bisa dilakukan sesegera mungkin jika timbul masalah.
Tes ini dilakukan dengan mengambil sampel cairan ketuban untuk memeriksa kondisi kromosom dan genetik janin di dalam kandungan. Tes ini bisa berisiko terhadap kehamilan karena dapat meningkatkan risiko pecahnya air ketuban, keguguran, cedera karena jarum, hingga infeksi menular.
"Amniosentesis menguji kelainan genetik, seperti sindrom Down dan spina bifida. Amniosentesis biasanya dilakukan setelah minggu ke-15 kehamilan," ungkap Kay.
2. Ekokardiografi janin
Kelainan jantung bawaan dapat didiagnosis saat hamil dengan menggunakan ekokardiogram atau ekokardiografi janin. Pemeriksaan ini dapat dilakukan di usia kehamilan antara 18 hingga 24 minggu.
"Ekokardiografi janin adalah pemeriksaan yang mirip dengan USG. Pemeriksaan ini memungkinkan dokter untuk melihat dengan lebih baik struktur dan fungsi jantung bayi yang belum lahir. Pemeriksaan ini biasanya dilakukan pada trimester kedua, antara minggu ke-18 hingga ke-24," kata praktisi kesehatan holistik Debra Rose Wilson, Ph.D.
"Pemeriksaan ini menggunakan gelombang suara yang 'bergema', dari struktur jantung janin. Mesin menganalisis gelombang suara ini dan membuat gambar, atau ekokardiogram, dari bagian dalam jantung janin. Gambar ini memberikan informasi tentang bagaimana jantung bayi terbentuk dan apakah jantung tersebut berfungsi dengan baik," sambungnya.
3. Tes skrining glukosa
Tes skrining glukosa dilakukan di trimester kedua untuk memeriksa diabetes gestasional, suatu kondisi yang dapat berkembang selama kehamilan. Kondisi ini biasanya bersifat sementara dan membaik setelah melahirkan.
Bunda dapat mengalami diabetes gestasional meskipun tidak mengidap diabetes sebelum kehamilan. Diabetes gestasional dapat meningkatkan potensi melahirkan melalui operasi caesar karena bayi dari ibu dengan diabetes gestasional biasanya berukuran besar.
Trimester ketiga
Di trimester ketiga, Bunda dapat melanjutkan kembali pemeriksaan USG untuk melihat kondisi janin. Selain itu, ada satu skrining yang dapat dilakukan di akhir kehamilan ini, yaitu:
1. Skrining bakteri Streptococcus Grup B
Streptococcus Grup B (GBS) adalah jenis bakteri yang dapat menyebabkan infeksi serius pada ibu hamil dan bayi baru lahir. Bakteri ini sering ditemukan di area mulut, tenggorokan, saluran usus bagian bawah, dan vagina.
Meskipun infeksi bakteri ini biasanya tidak menimbulkan masalah pada ibu sebelum kehamilan, tetapi infeksi dapat menyebabkan penyakit serius pada ibu selama kehamilan. Infeksi bakteri GBS dapat menyebabkan korioamnionitis (infeksi parah pada jaringan plasenta) dan infeksi pasca persalinan.
Infeksi saluran kemih yang disebabkan oleh GBS juga dapat menyebabkan persalinan prematur atau pielonefritis dan sepsis. Sementara itu, bayi yang lahir juga rentan tertular bakteri ini saat lahir.
Skrining bakteri Streptococcus Grup B dapat dilakukan di usia kehamilan 36 hingga 37 minggu, dengan mengambil sampel usap dari vagina dan rektum. Jika hasil tes positif, maka Bunda akan diminta minum antibiotik.
Demikian skrining kehamilan untuk janin dan manfaatnya. Semoga informasi ini bermanfaat ya, Bunda.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(ank/rap)Simak video di bawah ini, Bun:
5 Alasan Ibu Hamil Tidak Boleh Kelelahan di Trimester 1
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT
Seberapa Penting Pemeriksaan NIPT untuk Ibu Hamil Seperti Dilakukan Kesha Ratuliu?
Manfaat Skrining Kehamilan Sejak Dini dan Apakah Hasilnya Akurat Periksa Janin?
10 Hal Bikin Ibu Hamil Overthinking, Morning Sickness hingga Keguguran
Tentang Trimester Kehamilan yang Bunda Perlu Tahu
TERPOPULER
Rini Yulianti & Suami Boyong Anak Pindah ke Australia, Intip 5 Potret Pamit ke Keluarga
3 Posisi Bayi 9 Bulan untuk Menentukan Persalinan yang Aman
Transmart Full Day Sale Hadir lagi! Besok Ada Diskon Besar 50%+20%
Sunat untuk Anak Perempuan: Anjuran Larangan & Bahaya Medisnya
120 Nama Bayi Terinspirasi dari Gunung di Dunia, Rinjani Jadi Favorit
REKOMENDASI PRODUK
10 Rekomendasi Sikat Gigi Anak, Bulu Aman dan Lembut
ZAHARA ARRAHMAREKOMENDASI PRODUK
7 Pilihan Kotak Bekal Anak, Temukan yang Pas untuk Si Kecil
PritadanesREKOMENDASI PRODUK
10 Rekomendasi Face Mist Terbaik untuk Lembapkan Kulit Wajah
Amira SalsabilaREKOMENDASI PRODUK
5 Pilihan Tas Sekolah Anak TK-SD yang Bagus hingga Awet, Bisa Buat Perempuan & Laki-laki
Firli NabilaREKOMENDASI PRODUK
10 Rekomendasi Cleansing Oil untuk Semua Jenis Kulit dari Berminyak dan Berjerawat
Amira SalsabilaTERBARU DARI HAIBUNDA
Komik Bunda: Sunat Itu Apa Sih, Bun?
3 Posisi Bayi 9 Bulan untuk Menentukan Persalinan yang Aman
Naura Ayu Ulang Tahun Ke-20, Nola B3 Ungkap Haru & Kenang Lagu Duet 7 Tahun Lalu
Hobi Minum Manis, Perempuan Ini Jalani Operasi 300 Batu Ginjal
Transmart Full Day Sale Hadir lagi! Besok Ada Diskon Besar 50%+20%
FOTO
VIDEO
DETIK NETWORK
-
Insertlive
Sosok Dio Novandra Suami Atlet Voli Megawati Hangestri
-
Beautynesia
Top 5 List: Rekomendasi Tempat Wisata Gratis di Jogja yang Wajib Kamu Datangi
-
CXO
GOT7 Rilis Album Baru, Persiapan Harus Lewat Video Call Karena Hal Ini
-
Wolipop
Makeover, Emina, Hingga Wardah Diskon Hingga 50% di Jakarta X Beauty 2025
-
Mommies Daily
Rekomendasi Penginapan Harga Bersahabat di Jawa Tengah. Cocok Buat Keluarga Besar.