
kehamilan
Mengenal Triple Eliminasi Kehamilan untuk Cegah Penularan Penyakit Berbahaya
HaiBunda
Rabu, 02 Oct 2024 21:50 WIB

Bunda pernah mendengar triple eliminasi untuk cegah penularan penyakit berbahaya? Istilah ini memang belum banyak diketahui masyarakat, khususnya ibu hamil.
Triple eliminasi adalah program yang diadakan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) untuk menanggulangi penularan HIV (Human immunodeficiency virus), sifilis, dan hepatitis B pada ibu hamil kepada bayinya. Upaya pemutusan rantai penularan ketiga penyakit infeksi tersebut sejalan dengan Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 52 Tahun 2017 tentang Eliminasi Penularan Human Immunodeficiency Virus, Sifilis, dan Hepatitis B dari Ibu ke Anak.
Dalam buku Pedoman Program Pencegahan Penularan HIV, Sifilis & Hepatitis B dari Ibu ke Anak yang diterbitkan oleh Kemenkes RI tahun 2019, dijelaskan bahwa salah satu target triple eliminasi adalah melakukan skrining atau deteksi dini pada ibu hamil. Skrining dapat dilakukan saat pemeriksaan antenatal hingga menjelang persalinan.
"Skrining HIV, sifilis, dan hepatitis B pada semua ibu hamil pada kunjungan pertama layanan antenatal sampai menjelang persalinan, terutama yang belum pernah melakukan tes sebelumnya," demikian isi ulasan.
Ibu hamil yang terdeteksi mengidap hepatitis B, sifilis, dan HIV, akan mendapat pengobatan atau pelayanan sesuai standar, termasuk pertolongan persalinan, konseling menyusui, dan konseling KB.
Kenapa triple eliminasi penting?
Pencegahan penularan HIV, sifilis dan hepatitis B dari ibu ke bayi perlu dilakukan dengan tepat. Sebab, ketiga penyakit infeksi tersebut dapat menimbulkan komplikasi pada kehamilan dan bayi setelah lahir, Bunda.
Data literatur menyatakan bahwa lebih dari 90 persen penyakit menular langsung pada bayi seperti infeksi HIV, sifilis, dan hepatitis B berasal dan ditularkan dari ibu yang terinfeksi. Penularan dapat terjadi selama masa kehamilan, saat persalinan, dan selama menyusui.
1. Bahaya penularan HIV
HIV adalah virus yang menyerang sistem imun dan bila tidak diterapi dapat menurunkan daya tahan tubuh hingga terjadi kondisi Acquired Immuno Deficiency Syndrome (AIDS). Pada ibu hamil yang terinfeksi HIV dan tidak mendapatkan pengobatan dini yang tepat, separuh anak yang dilahirkan akan terinfeksi HIV, dan separuh dari anak terinfeksi HIV akan meninggal sebelum ulang tahun kedua.
Penularan HIV dari ibu ke bayinya dapat terjadi melalui plasenta selama kehamilan, jalan lahir saat persalinan, dan ASI pada masa menyusui.
Pada masa kehamilan, plasenta memang bertugas untuk melindungi janin dari infeksi HIV, Bunda. Tetapi bila terjadi peradangan, infeksi atau kerusakan barier plasenta, maka HIV bisa menembusnya, sehingga terjadi penularan dari ibu ke anak.
![]() |
2. Bahaya penularan sifilis
Sifilis adalah salah satu jenis infeksi menular seksual yang disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum, Bunda. Pada ibu hamil yang terinfeksi sifilis, tanpa pengobatan yang adekuat, maka 67 persen bayinya akan terinfeksi.
Penularan sifilis dari ibu ke bayi dapat terjadi karena bakteri Treponema pallidum dapat menembus sawar darah plasenta, sehingga ibu yang telah terinfeksi sebelum hamil dapat mengalami abortus, lahir mati, dan lahir kemudian mati. Sementara itu, pada ibu hamil yang baru terinfeksi sifilis kemungkinan akan melahirkan bayi dengan tanda sifilis akut atau sifilis kongenital.
"Penularan dapat terjadi sejak awal kehamilan, pada masa kehamilan, atau kontak lesi saat persalinan dan setelah persalinan. Umumnya, penularan sifilis dari ibu ke bayi terjadi pada awal konsepsi, yakni minggu ke-9 kehamilan, namun bisa juga pada minggu ke-16 dan ke-28," demikian ulasan di buku pedoman dari Kemenkes RI.
Perlu diketahui ya, Bunda. Sifilis pada ibu hamil yang tidak diobati juga bisa mengakibatkan keguguran, prematuritas hingga bayi berat lahir rendah.
3. Bahaya hepatitis B
Hepatitis B adalah penyakit menular dalam bentuk peradangan hati yang disebabkan oleh virus Hepatitis B. Sekitar 90 persen bayi yang terinfeksi hepatitis B pada saat dilahirkan atau masa perinatal, berpotensi menjadi kronis dengan risiko berbagai komplikasi, mulai dari hepatitis kronis yang parah, sirosis, dan kanker hati.
Menurut ulasan American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG) dan laman Web MD, sekitar 9 dari 10 ibu hamil dengan infeksi virus hepatitis B akut akan menularkan virus ini ke bayinya bila tidak mendapatkan pengobatan. Sementara itu, antara 1 dan 2 dari 10 ibu hamil dengan infeksi kronis akan menularkannya. Bayi dapat tertular virus melalui paparan darah dan cairan yang terinfeksi selama proses persalinan.
Pencegahan penularan hepatitis B dari ibu ke anak dapat dilakukan dengan pemberian HB0 dan HBIg dalam waktu kurang 24 jam setelah bayi lahir. Pengobatan antivirus dapat diberikan selama hamil pada kondisi tertentu.
Demikian penjelasan terkait triple eliminasi kehamilan untuk mencegah penyakit berbahaya selama hamil. Semoga informasi ini bermanfaat ya.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(ank/rap)TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT

Kehamilan
14 Ciri-ciri Hamil 1 Bulan yang Sering Tidak Disadari

Kehamilan
10 Ciri-ciri Hamil 1 Bulan yang Perlu Bunda Tahu

Kehamilan
10 Makanan yang Baik Dikonsumsi Ibu Hamil di Trimester 1

Kehamilan
14 Makanan Penyebab Keguguran di Awal Kehamilan

Kehamilan
Perubahan yang Mungkin Dialami Saat Hamil Trimester 1, 2, dan 3


5 Foto
Kehamilan
7 Potret Kehamilan Kedua Dinda Hauw, Shaka bakal Punya Adik Perempuan Nih
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda