
kehamilan
9 Tanda Berbahaya Kehamilan yang Perlu Segera Dibawa ke Dokter!
HaiBunda
Sabtu, 28 Sep 2024 19:20 WIB

Bunda akan mengalami keluhan selama kehamilan, terutama di trimester pertama dan ketiga. Beberapa keluhan ini perlu diwaspadai karena dapat menjadi tanda berbahaya kehamilan.
Bila mengalami keluhan yang tak biasa dan dicurigai mengarah ke kondisi serius, Bunda sebaiknya segera periksa ke dokter. Pencegahan dari komplikasi berbahaya juga dapat dilakukan dengan memeriksakan kandungan rutin ke dokter pada kunjungan prenatal.
"Selama kunjungan pranatal, dokter akan melakukan pemeriksaan untuk melihat apakah ibu hamil berada dalam batas normal atau tidak. Dokter juga akan mencari kemungkinan kehamilan yang lebih berisiko, berdasarkan riwayat kesehatan dan gaya hidup," kata doula bersertifikat, Robin Elise Weiss, dilansir Very Well Family.
Tanda berbahaya kehamilan
Sejak trimester awal kehamilan, Bunda perlu mengenali tanda-tanda berbahaya yang berhubungan atau tidak dengan perubahan tubuh. Melansir dari beberapa sumber, berikut 9 tanda berbahaya kehamilan yang perlu diwaspadai:
1. Perdarahan dari vagina
American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG) menjelaskan, perdarahan vagina selama kehamilan dapat disebabkan banyak hal. Ada yang serius, ada pula yang tidak membutuhkan penanganan, dan ada yang terjadi di awal atau akhir kehamilan.
Perdarahan yang menjadi tanda berbahaya kehamilan dapat ditandai dengan keluarnya darah disertai nyeri perut bagian bawah, kram hebat, hingga pingsan. Bila darah yang keluar banyak dan berupa gumpalan kecokelatan, ini bisa menjadi tanda keguguran. Perdarahan juga dapat terjadi pada kehamilan ektopik, di mana sel telur tidak menempel di dalam rahim.
2. Demam tinggi
Risiko demam pada ibu hamil akan bergantung pada seberapa tinggi suhu tubuh Bunda. Ketika demam, suhu tubuh internal akan meningkat dan membuat suhu tubuh bayi juga meningkat. Deman yang ringan biasanya tidak perlu dikhawatirkan.
Tetapi, jika demam yang terjadi berkepanjangan akibat infeksi, maka kondisi ini dapat membahayakan janin. Studi yang diterbitkan di jurnal Human Reproduction Update tahun 2015 menunjukkan bahwa infeksi dapat menyebabkan 15 persen keguguran dini dan hingga 66 persen keguguran lanjut (13-24 minggu kehamilan).
Bunda perlu memeriksakan diri ke dokter bila suhu tubuh mencapai 38 derajat Celcius ya. Keluhan lain yang perlu diwaspadai saat demam adalah nyeri dada atau sesak napas, batuk selama lebih dari tujuh hari, atau disertai nyeri punggung dan nyeri perut.
3. Janin tidak aktif bergerak
Gerakan janin umumnya mulai bisa dirasakan di usia kehamilan 18 hingga 20 minggu. Gerakan janin dapat menjadi acuan dari kondisi janin di dalam kandungan, Bunda.
Dikutip dari laman Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI), setelah usia kehamilan 28 minggu, Bunda disarankan untuk menghitung gerakan janin secara mandiri, yakni minimal 10 gerakan dalam 2 jam. Jika 2 jam pertama gerakan janin belum mencapai 10 gerakan, maka dapat diulang pemantauan 2 jam berikutnya sampai maksimal dilakukan 6x (dalam 12 jam).
Bila belum mencapai 10 gerakan selama 12 jam, maka Bunda perlu segera memeriksakan diri ke dokter. Janin tidak aktif bergerak dapat menandakan ia tidak berkembang dan mengarah ke masalah medis lainnya, seperti masalah pada plasenta, jumlah air ketuban sedikit atau berlebihan, bayi terlilit tali pusar, atau infeksi intrauterin.
![]() |
4. Mual dan muntah berat
Mual dan muntah berat yang terjadi terus-menerus dapat menandakan hiperemesis gravidarum. Menurut perawat Rachael Zimlich, BSN, RN, ibu hamil yang mengalami hiperemesis gravidarum dapat muntah lebih dari tiga hingga empat kali sehari.
"Mereka mungkin muntah begitu banyak hingga merasa pusing. Kondisi ini dapat menyebabkan penurunan berat badan, dehidrasi, dan ketidakseimbangan elektrolit," ujar Zimlich.
Penyebab pasti hiperemesis gravidarum belum diketahui, Bunda. Namun, beberapa pakar dan penelitian mengaitkannya dengan perubahan hormon human chorionic gonadotropin (hCG) dan GDF15.
Ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum perlu mendapatkan perawatan medis dengan tepat. Hiperemesis gravidarum dapat menimbulkan komplikasi bila tidak ditangani, seperti berat badan lahir rendah dan masalah perkembangan pada janin.
5. Bengkak di beberapa bagian tubuh
Pembengkakan yang terjadi di beberapa bagian tubuh, terutama di satu kaki, perlu diwaspadai dengan tanda kehamilan berbahaya. Pembengkakan dapat menandakan adanya bekuan darah, Bunda.
Bila pembengkakan disertai sakit kepada dan penglihatan kabur, ini bisa menandakan preeklamsia. Sementara bila disertai dengan nyeri dada atau kesulitan bernapas, ini dapat mengindikasikan adanya gangguan jantung. Segera ke dokter bila mengalami pembengkakan disertai keluhan-keluhan tersebut.
6. Air ketuban pecah dini
Ketuban pecah dini dalam istilah medis disebut Preterm Premature Rupture of Membranes (PPROM). Ketuban pecah dini dapat terjadi akibat melemahnya selaput ketuban secara fisiologis. Menurut ulasan di National Institutes of Health (NIH), ketuban pecah dini adalah pecahnya selaput ketuban sebelum persalinan atau sebelum usia kehamilan 37 minggu.
Ketuban pecah dini dapat disebabkan karena banyak hal, seperti infeksi rahim, riwayat ketuban pecah dini sebelumnya, atau defisiensi nutrisi tembaga dan asam askorbat. Tanda bahaya ini dapat muncul disertai dengan perdarahan di vagina dan keputihan yang abnormal.
Ketuban pecah dini dapat menimbulkan komplikasi, tak hanya pada ibu tapi juga janinnya ketika dilahirkan. Beberapa komplikasi ini meliputi persalinan prematur, sindrom gangguan pernapasan pada bayi, perdarahan intraventrikular, dan hipoplasia paru janin.
7. Sakit punggung terus-menerus
Sakit punggung yang terjadi secara persisten atau terus-menerus selama hamil juga perlu diwaspadai ya, Bunda. Ini bisa menjadi tanda Infeksi Saluran Kemih (ISK) yang dapat berisiko menyebabkan persalinan prematur.
Sakit punggung yang hebat juga dapat menjadi pertanda keguguran. Jika Bunda mengalami nyeri punggung yang parah atau berlangsung lebih dari dua minggu, segera hubungi dokter spesialis kebidanan dan ginekologi atau penyedia layanan kebidanan lainnya.
8. Sakit kepala dan penglihatan kabur
Sakit kepala saat hamil sering kali dianggap sebagai salah satu keluhan umum. Penyebabnya bisa karena kurang tidur, perubahan hormon, gula darah rendah, dehidrasi, atau kekurangan nutrisi.
Namun, Bunda perlu waspada bila sakit kepala terjadi terus-menerus disertai penglihatan kabur ya. Keluhan tersebut dapat menjadi tanda preeklamsia, yakni bentuk hipertensi kehamilan yang lebih berat, ditandai dengan tekanan darah yang tinggi disertai adanya protein pada pemeriksaan urine.
Preeklamsia biasanya terjadi setelah minggu ke-32, namun juga bisa muncul di awal minggu ke-20. Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), diperkirakan sekitar 2 hingga 8 persen ibu hamil mengalami preeklamsia.
9. Sakit dan kram perut hebat
Sakit perut disertai kram dan muncul sensasi nyeri terbakar dapat menjadi tanda ISK. Bila tidak diobati, ISK dapat meningkatkan risiko hambatan pertumbuhan janin, preeklamsia, dan kelahiran prematur.
Sakit dan kram perut hebat juga dapat menjadi salah satu ciri keguguran, Bunda. Segera ke dokter bila mengalami kram perut hebat disertai demam, perdarahan, air ketuban pecah, keputihan abnormal, dan bengkak di beberapa bagian tubuh.
Demikian 9 tanda kehamilan berbahaya yang perlu mendapatkan penanganan dari dokter. Semoga informasi ini bermanfaat, Bunda.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(ank/ank)TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT

Kehamilan
7 Tanda Bahaya Kehamilan Trimester 2 yang Perlu Diwaspadai

Kehamilan
7 Tanda Bahaya Janin di Kehamilan Trimester 1 dan Larangannya untuk Ibu Hamil

Kehamilan
7 Tanda Bahaya Kehamilan Trimester 3 dan Cara Mengatasinya

Kehamilan
15 Tanda Darurat yang Perlu Diwaspadai Ibu Hamil

Kehamilan
7 Tanda Bahaya Kehamilan, Berisiko Ancam Keselamatan Ibu & Bayi


5 Foto
Kehamilan
7 Potret Kehamilan Kedua Dinda Hauw, Shaka bakal Punya Adik Perempuan Nih
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda