KEHAMILAN
Risiko Ibu Hamil Kembar Alami Penyakit Jantung Meningkat setelah Melahirkan, Ini Hasil Studi
Annisa Karnesyia | HaiBunda
Kamis, 06 Feb 2025 11:00 WIBRisiko penyakit jantung tak hanya meningkat pada Bunda yang memiliki riwayat secara genetik. Studi belum lama ini menemukan peningkatan risiko penyakit jantung setelah melahirkan pada ibu yang hamil anak kembar.
Studi yang diterbitkan di European Heart Journal ini mempelajari 36 juta data persalinan di rumah sakit yang diambil dari US Nationwide Readmissions Database rumah sakit AS, dari tahun 2010 hingga 2020. Hasilnya, ibu hamil anak kembar dua kali lipat berisiko dirawat di rumah sakit karena penyakit jantung setahun setelah melahirkan, dibandingkan ibu yang hamil tunggal.
Risiko tersebut bahkan lebih tinggi pada ibu hamil kembar yang memiliki kondisi tekanan darah tinggi selama kehamilan.
Hasil rinci penelitian terbaru
Dalam studi, para peneliti membagi pasien ibu hamil menjadi empat kelompok, mereka yang memiliki anak kembar tetapi tekanan darah normal selama kehamilan, mereka yang memiliki anak kembar dan penyakit hipertensi kehamilan (kondisi tekanan darah tinggi), mereka yang memiliki kehamilan tunggal dengan tekanan darah normal, dan mereka yang memiliki kehamilan tunggal dengan penyakit hipertensi kehamilan.
Penyakit hipertensi pada kehamilan meliputi hipertensi gestasional, preeklamsia, eklamsia, dan preeklamsia superimposed.
Untuk setiap kelompok, peneliti menghitung proporsi pasien yang dirawat kembali di rumah sakit dalam waktu satu tahun setelah melahirkan dengan jenis penyakit kardiovaskular apa pun, termasuk serangan jantung, gagal jantung, atau stroke.
Peneliti lantas menemukan bahwa proporsi pasien yang dirawat kembali karena penyakit jantung dalam waktu satu tahun setelah melahirkan secara keseluruhan lebih tinggi pada mereka yang memiliki anak kembar, dibandingkan dengan kehamilan tunggal.
Bila dibandingkan dengan ibu yang menjalani kehamilan tunggal dengan tekanan darah normal, ibu yang hamil anak kembar dengan tekanan darah normal sekitar dua kali lebih mungkin dirawat di rumah sakit karena penyakit jantung. Bagi mereka yang memiliki anak kembar dengan tekanan darah tinggi selama kehamilan, risikonya bahkan lebih dari delapan kali tinggi.
Meski begitu, pada satu hasil studi ditemukan perbedaan. Dalam satu tahun kelahiran, kematian akibat penyebab apa pun, termasuk penyakit jantung, lebih tinggi di antara pasien dengan kehamilan tunggal yang memiliki kondisi tekanan darah tinggi dibandingkan dengan pasien yang menjalani kehamilan kembar dengan kondisi tekanan darah tinggi.
Menurut peneliti dari Rutgers Robert Wood Johnson Medical School dan penulis utama studi, Dr. Ruby Lin, jantung ibu bekerja lebih keras pada kehamilan kembar dibandingkan kehamilan tunggal. Selain itu, butuh waktu berminggu-minggu bagi jantung ibu kembali ke keadaan sebelum kehamilan.
"Orang dengan kehamilan kembar harus menyadari peningkatan jangka pendek dalam komplikasi penyakit kardiovaskular pada tahun pertama setelah kelahiran, bahkan jika kehamilan mereka tidak disertai dengan kondisi tekanan darah tinggi, seperti preeklamsia," kata Lin, dilansir laman News Medical.
"Bagi pasien yang menjalani perawatan kesuburan, terutama bagi mereka yang memiliki faktor risiko kardiovaskular lainnya, seperti usia lanjut, obesitas, diabetes, tekanan darah tinggi, atau penyakit jantung, pasien harus diberi tahu bahwa kehamilan kembar dapat meningkatkan komplikasi penyakit kardiovaskular dalam jangka pendek," sambungnya.
Penelitian ini dapat menjadi acuan bagi seorang perempuan untuk merencanakan kehamilan dengan matang, termasuk mengetahui kondisi tekanan darah tinggi dan riwayat penyakit jantung.
Bahaya hipertensi saat hamil
Hipertensi saat hamil memang perlu diwaspadai ya, Bunda. Tak hanya pada kehamilan kembar, tetapi juga kehamilan tunggal.
Studi lain yang diterbitkan di Journal of the American College of Cardiology pada 2024 menunjukkan bahwa perempuan yang mengalami gangguan hipertensi pada kehamilan atau hypertensive disorders of pregnancy (HDP) akan mengalami PJK lebih awal dibandingkan dengan yang tidak mengalami gangguan hipertensi.
Menurut ulasan di JAMA Network Open tahun 2023, gangguan hipertensi dalam kehamilan (HDP) merupakan spektrum penyakit yang meliputi hipertensi kronis yang didiagnosis sebelum usia kehamilan 20 minggu, hipertensi gestasional yang didiagnosis setelah usia kehamilan 20 minggu, dan preeklamsia.
Di Amerika Serikat, HDP dikaitkan dengan komplikasi yang parah, seperti serangan jantung dan stroke. HDP dapat berkembang menjadi kasus patologis yang menyebabkan kerusakan organ, serta menimbulkan gejala klinis yang mengkhawatirkan.
Sedangkan di ulasan JACC Journals dijelaskan bahwa ibu hamil dengan HDP memerlukan pemantauan yang lebih sering dan intensif selama periode antepartum di luar kunjungan prenatal standar rutin.
Demikian penjelasan studi terbaru yang mengaitkan kehamilan kembar dan risiko penyakit jantung.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(ank/rap)