KEHAMILAN
Perubahan Hormon Sebelum Haid hingga Pasca Melahirkan Bisa Picu Emosi Tak Stabil
Annisa Karnesyia | HaiBunda
Sabtu, 26 Jul 2025 15:10 WIBHormon estrogen berperan penting dalam kesehatan perempuan, terutama sepanjang kehamilan. Bunda akan memproduksi lebih banyak estrogen dalam satu kehamilan yang memungkinkan rahim dan plasenta untuk mentransfer nutrisi dan mendukung perkembangan janin.
Estrogen juga bertanggung jawab untuk mengatur hal-hal seperti perkembangan payudara dan siklus haid. Hormon ini juga dapat memicu emosi tak stabil sebelum haid dan pasca melahirkan, Bunda.
Dilansir Web MD, sejak masa pubertas, ovarium perempuan mulai melepaskan hormon estrogen seiring dengan siklus haid bulanan. Di pertengahan siklus, kadar estrogen tiba-tiba melonjak, memicu pelepasan sel telur (ovulasi). Kemudian, kadar estrogen turun dengan cepat. Selama sisa bulan tersebut, kadar estrogen naik dan turun secara bertahap.
Kadar estrogen normal sangat bervariasi. Perbedaan yang signifikan biasanya terjadi saat siklus haid.
Estrogen bisa picu emosi tak stabil
Hormon estrogen berperan penting dalam mengatur suasana hati. Estrogen bekerja di seluruh tubuh, termasuk bagian otak yang mengendalikan emosi.
Berikut cara kerja hormon estrogen dalam mengubah suasana hati:
- Meningkatkan serotonin, yakni zat kimia yang pengubah suasana hati, dan jumlah reseptor serotonin di otak
- Mengubah produksi dan efek endorfin, yaitu zat kimia 'pemberi rasa nyaman' di otak
- Melindungi saraf dari kerusakan dan mungkin merangsang pertumbuhan saraf
Sebenarnya, kerja estrogen terlalu kompleks untuk dipahami sepenuhnya oleh para peneliti. Misalnya, meski estrogen bisa berdampak positif pada otak, suasana hati mungkin membaik setelah menopause atau ketika kadar estrogen sangat rendah.
"Beberapa ahli percaya bahwa beberapa orang lebih rentan terhadap perubahan estrogen yang normal selama siklus menstruasi. Menurut mereka, fluktuasi hormon yang tidak menentu selama masa reproduksi dapat menyebabkan gangguan suasana hati," kata pakar Shruthi N, MD.
Dikutip dari Very Well Mind, estrogen memang dapat mengubah produksi dan efek endorfin, dan memiliki efek neuroprotektif. Di sisi lain, estrogen juga dapat menyebabkan 'kabut otak', terutama di sekitar masa perimenopause atau menopause. Meski begitu, estrogen bukan satu-satunya penyebab.
Perubahan emosi saat hormon estrogen rendah
Seorang perempuan setidaknya akan mengalami satu titik di mana kadar estrogennya menjadi rendah. Misalnya, Bunda yang baru melahirkan dan sedang menyusui memiliki kadar estrogen yang rendah. Kondisi tersebut biasanya tidak perlu dikhawatirkan karena bersifat sementara.
Menurut ahli ginekologi dan kesehatan perempuan di UMass Memorial Healthcare-Harrington, Kirti Patel, MD, MHL, kadar estrogen sering kali menyebabkan perubahan suasana hati. Beberapa di antaranya bisa menimbulkan perasaan sedih, cemas, atau frustrasi.
Bunda juga mungkin mengalami gangguan tidur yang mengakibatkan tubuh mudah lelah. Pada akhirnya, hal tersebut bisa memperburuk perubahan suasana hati. Perlu diketahui juga, 'kabut otak' dan masalah kognitif lainnya juga berkaitan dengan rendahnya estrogen.
Perubahan emosi saat hormon estrogen tinggi
Kadar estrogen tinggi juga diklaim bisa memengaruhi suasana hati, Bunda. Namun, beberapa pakar tidak menjelaskannya secara detail. Mereka justru mengaitkan kondisi ini dengan masalah kesehatan.
"Estrogen tinggi dapat memperburuk kondisi endometriosis, menyebabkan pertumbuhan fibroid, menyebabkan menstruasi yang lebih berat, dan meningkatkan risiko polip endometrium serta kanker rahim," ujar Patel.
"Sebaliknya, kadar estrogen yang tinggi tidak memiliki dampak langsung yang signifikan terhadap suasana hati, melainkan fluktuasi kadarnya."
Cara mengatasi estrogen yang tidak seimbang
Ketidakseimbangan kadar estrogen mungkin saja terjadi selama siklus haid atau setelah melahirkan. Untuk mengatasinya, Bunda dapat melakukan perubahan gaya hidup hingga mengkonsumsi pil KB.
Patel merekomendasikan evaluasi penggunaan pil KB estrogen dan progesteron dosis rendah, terutama selama perimenopause. Selama menggunakan pil KB, Bunda sebaiknya berkonsultasi ke dokter untuk menghindari dampaknya pada perubahan suasana hati.
Perubahan gaya hidup bisa menjadi pilihan bila Bunda tidak ingin menggunakan pil KB. Berikut gaya hidup yang dimaksud:
- Menjaga berat badan yang sehat
- Berolahraga
- Menjaga pola makan yang sehat
- Tidur yang cukup
- Mengelola stres
"Estrogen dapat berdampak besar pada kesejahteraan fisik dan emosional wanita sepanjang hidupnya, jadi jika kamu khawatir tentang hal ini dan membutuhkan bantuan, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter atau profesional kesehatan mental," ungkap pakar di bidang psikiatri Steven Gans, MD.
Demikian dampak perubahan hormon sebelum haid dan setelah melahirkan yang bisa memengaruhi perubahan suasana hati. Semoga informasi ini bermanfaat ya, Bunda.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(ank/pri)