KEHAMILAN
Fakta soal Konsumsi Obat Tylenol saat Hamil yang Disebut Bisa Memicu Autisme
Annisa Karnesyia | HaiBunda
Senin, 29 Sep 2025 23:30 WIBPenggunaan obat Tylenol saat hamil kembali memicu perdebatan. Hal ini bermula saat Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengeluarkan peringatan keras tentang penggunaan Tylenol saat hamil yang dikaitkan dengan autisme.
Dikutip dari CNN, Trump mengumumkan pada Senin (22/9/25) bahwa Food and Drug Administration AS (FDA) akan memberi tahu dokter bahwa penggunaan Tylenol selama kehamilan dapat dikaitkan dengan 'risiko autisme yang sangat tinggi', terlepas dari adanya bukti yang menyatakan bahwa obat tersebut aman.
"Mereka sangat menyarankan agar perempuan membatasi penggunaan Tylenol selama kehamilan kecuali jika diperlukan secara medis," kata Trump.
Perlu diketahui, Tylenol adalah jenis asetaminofen yang sering digunakan sebagai obat perda nyeri, Bunda. Penelitian selama bertahun-tahun telah mendorong organisasi medis di AS mendukung penggunaan asetaminofen atau Tylenol untuk mengatasi nyeri dan demam selama kehamilan, dengan rekomendasi bahwa manfaatnya lebih besar dari potensi risikonya.
Presiden American Academy of Pediatrics, Dr. Susan Kressly, mengatakan bahwa ucapan Trump tentang klaim Tylenol dapat memengaruhi banyak orang tua. Tak hanya itu, klaim juga bisa merugikan mereka yang hidup dengan autisme, Bunda.
"Acara Gedung Putih hari ini tentang autisme dipenuhi dengan klaim berbahaya dan informasi menyesatkan yang membuat bingung orang tua, calon orang tua, dan individu dengan autis," ujar Kressly dalam sebuah pernyataan.
Lantas, seperti apa fakta terkait Tylenol yang diklaim dapat meningkatkan risiko autisme?
Fakta konsumsi Tylenol saat hamil
Sejauh ini, ada keterbatasan signifikan pada kesimpulan dari penelitian tentang hubungan antara Tylenol dan autisme. Asetaminofen sendiri masih dianggap sebagai salah satu pilihan terbaik dan teraman untuk mengatasi nyeri dan demam selama kehamilan.
American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG) menyatakan bahwa asetaminofen yang juga dikenal sebagai parasetamol, aman digunakan selama kehamilan dan merekomendasikannya sebagai pengobatan lini pertama. Hal yang sama juga diungkapkan James Cusack yang menjabat kepala eksekutif Autistica, sebuah badan amal untuk penelitian dan kampanye autisme di London, Inggris.
"Tidak ada bukti pasti yang menunjukkan bahwa penggunaan parasetamol pada ibu hamil merupakan penyebab autisme. Jika melihat adanya hubungan, maka hubungannya sangat, sangat kecil," kata Cusack, dikutip dari laman Nature.
"Inti dari semua ini adalah orang-orang yang mencoba mencari jawaban sederhana untuk masalah yang kompleks," sambungnya.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) juga membantah klaim Trump yang mengaitkan Tylenol dengan autisme. Menurut WHO, tidak ada konsesus ilmiah yang mendukung klaim tersebut.
"Penelitian ekstensif, termasuk studi skala besar selama dekade terakhir, tidak menemukan hubungan yang konsisten," kata WHO.
Meski aman, penggunaan Tylenol atau asetaminofen sebaiknya didiskusikan dengan dokter selama kehamilan. Namun, organisasi seperti Society for Maternal-Fetal Medicine menegaskan bahwa bukti yang ada belum meyakinkan tentang kemungkinan hubungan kausal antara penggunaan obat ini dengan gangguan neuroperilaku pada anak setelah lahir.
Penelitian yang mengeksplorasi hubungan antara autisme dan penggunaan asetaminofen selama kehamilan belum konklusif, dan bahkan lebih sedikit lagi penelitian yang mengkaji prevalensi autisme terhadap penggunaan asetaminofen selama masa bayi atau anak usia dini.
"Hal terpenting yang disampaikan dalam konferensi hari ini adalah bahwa autisme itu kompleks dengan etiologi multifaktorial, dan itu memang benar. Artinya, autisme itu rumit, dan penyebabnya tidak hanya satu," ujar psikolog anak Dr. James McPartland.
|
Studi tentang penggunaan Tylenol selama kehamilan
Awal tahun 2025, para peneliti dari University of South Florida dan University of British Columbia menyusun tinjauan studi tentang obat pereda nyeri paling umum yang digunakan selama kehamilan, serta potensi risikonya terhadap janin.
Beberapa obat memang diketahui memiliki risiko, Bunda. Misalnya, penggunaan steroid prednison selama kehamilan dapat menyebabkan cacat lahir berupa bibir sumbing atau lelangit mulut sumbing.
Sementara itu, ibuprofen seperti Advil dan obat antiinflamasi nonsteroid lainnya hanya boleh digunakan pada trimester kedua. Penelitian menunjukkan bahwa mengonsumsi ibuprofen selama trimester pertama dapat menyebabkan keguguran dan telah dikaitkan dengan beberapa cacat lahir. Beberapa kaitan dengan cacat lahir juga ditemukan ketika obat tersebut diminum selama trimester ketiga.
Studi lain juga pernah meneliti dampak konsumsi asetaminofen saat hamil yang dikaitkan dengan attention deficit hyperactivity disorder (ADHD) pada anak. Dalam studi tahun 2018, peneliti melakukan meta-analisis terhadap tujuh penelitian yang melibatkan 132.738 pasangan ibu dan anak. Mereka kemudian dipantau selama tiga hingga 11 tahun.
Dikutip dari Cleveland Clinic, analisis penelitian menunjukkan paparan asetaminofen dalam waktu lama selama perkembangan janin dapat menimbulkan risiko autisme 20 persen lebih tinggi dan risiko ADHD 30 persen lebih tinggi pada anak-anak.
Meski studi menemukan kaitan konsumsi obat ini dengan autisme dan ADHD, penelitian lanjutan tetap dibutuhkan. Pasalnya, banyak faktor yang dapat memengaruhi hasil penelitian, termasuk risiko autisme dan ADHD.
"Kami memerlukan lebih banyak penelitian untuk memahami sepenuhnya efek paparan Asetaminofen dalam waktu lama pada bayi selama kehamilan," ungkap dokter kandungan Salena Zanotti, MD.
Demikian penjelasan terkait konsumsi Tylenol saat hamil dan klaim yang mengaitkannya dengan autisme. Semoga informasi ini bermanfaat ya, Bunda.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(ank/rap)