Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

kehamilan

Infeksi Flu Berat saat Hamil Bisa Pengaruhi Perkembangan Janin, Ini Kata Pakar

Annisa Karnesyia   |   HaiBunda

Jumat, 17 Oct 2025 08:30 WIB

Ilustrasi Ibu Hamil Sakit
Ilustrasi Flu saat Hamil/ Foto: Getty Images/iStockphoto/Antonio_Diaz
Jakarta -

Ibu hamil menjadi salah satu kelompok yang paling rentan terkena flu. Daya tahan tubuh yang cenderung lebih rendah membuat ibu hamil mudah terpapar virus penyebab flu, Bunda.

Infeksi flu yang ringan mungkin dapat sembuh dan tidak memengaruhi kehamilan. Namun, infeksi flu yang berat telah dikaitkan dengan dampak buruk pada perkembangan janin.

Profesor ilmu hewan di University of Illinois Urbana-Champaign, Adrienne Antonson, mengungkap hasil penelitiannya yang menemukan bahwa infeksi flu berat dapat memengaruhi perkembangan saraf prenatal. Dalam penelitian ini, Antonson dan timnya menggunakan subjek tikus. Hal tersebut memungkinkan mereka untuk mengumpulkan dan memeriksa otak janin pada titik tertentu yang berbeda setelah ibu hamil terinfeksi.

"Saat merancang eksperimen ini, kami sengaja memilih dua dosis infeksi flu yang relevan dengan wabah musiman pada manusia, satu yang sedang atau mendekati infeksi rata-rata selama musim flu, yakni ketika pasien mengalami demam dan batuk atau sakit tenggorokan tetapi mampu mengatasinya sendiri. Sementara itu yang satu lebih parah atau mendekati subkelompok kasus flu parah dengan gejala yang mengharuskan pasien menemui dokter," kata Antonson, dilansir laman resmi University of Illinois Urbana-Champaign.

Dari hasil pemeriksaan dua tingkat keparahan infeksi tersebut, peneliti menemukan bahwa infeksi sedang hanya menyebabkan sedikit dampak buruk pada janin. Secara keseluruhan, otak juga berkembang relatif normal.

Namun, pada infeksi maternal yang parah, peneliti menemukan bahwa pertumbuhan janin terhambat, dengan terdapat lebih banyak sel imun myeloid di otak dan perkembangan kortikal yang terganggu. Pada hasil ini, korteks otak diketahui lebih tipis dari yang diperkirakan dan neuron tidak mengekspresikan penanda yang tepat.

"Hasil ini mencerminkan apa yang kami lihat dalam data manusia, yakni hanya sebagian kecil kasus flu parah selama kehamilan yang terkait dengan diagnosis gangguan kesehatan mental atau keterlambatan perkembangan di kemudian hari pada anak-anak tersebut. Laboratorium kami menyebutnya sebagai 'ambang batas keparahan infeksi'," ungkap Antonson.

Penyebab perubahan otak janin karena infeksi flu

Virus flu sangat efektif menginfeksi paru-paru, tetapi tidak efektif dalam menginfeksi organ lain. Studi ini dan studi lainnya telah menunjukkan bahwa respons inflamasi ibu terhadap infeksi yang kemudian menyebabkan masalah pada otak janin.

"Virus itu sendiri tidak menginfeksi plasenta maupun janin. Sebaliknya, molekul sinyal imun yang diproduksi oleh ibu hamil, terutama sitokin pro-inflamasi, diyakini secara langsung dan tidak langsung dapat mengatur dampak buruk pada otak janin. Respons sinyal ini merupakan bagian dari respons imun alami dan penting terhadap virus, dan membantu ibu dalam melawan dan membersihkan infeksi," ujar Antonson.

Bila dibayangkan, pada kasus infeksi flu sedang, kadar molekul sinyal inflamasi antivirus yang diproduksi ibu untuk melawan dan membersihkan infeksi masih dalam kisaran 'kurang atau tidak berbahaya', dan janin relatif terlindungi.

Tetapi, pada kasus infeksi berat, molekul sinyal imun dapat meningkat melebihi ambang batas, yang mengakibatkan kondisi janin menjadi buruk. Dalam beberapa kasus, infeksi berat dapat menyebabkan keguguran, lahir mati (stillbirth), atau kelahiran prematur.

Demam saat flu dan kaitannya pada kehamilan

Penting juga untuk dicatat bahwa demam juga dapat berperan dalam perubahan tubuh ibu selama hamil. Demam bisa menjadi bagian dari reaksi kekebalan antivirus dan dapat membantu sistem kekebalan tubuh menghambat replikasi virus, membersihkan sel-sel yang rusak, dan membangun antibodi pelindung.

Namun, ada banyak penelitian yang juga mengaitkan demam selama kehamilan dengan peningkatan risiko gangguan perkembangan saraf pada keturunan. Bukti lebih lanjut menunjukkan bahwa penggunaan obat anti-demam dapat mengurangi risiko ini.

"Dalam kasus infeksi parah, ketika demam melonjak ke tingkat yang sangat tinggi, yakni di atas 39,4 derajat Celsius atau berlangsung lebih lama dari yang diperkirakan, mengonsumsi asetaminofen dapat bermanfaat karena membantu menurunkan suhu yang berbahaya tersebut," kata Antonson.

Berdasarkan berbagai studi yang dilakukan di seluruh dunia selama beberapa dekade, asetaminofen dianggap sebagai pilihan aman bagi ibu hamil dibandingkan dengan obat anti-inflamasi nonsteroid atau pereda nyeri lainnya, yang dapat berdampak buruk pada perkembangan. Misalnya, ibuprofen bisa merusak jantung dan ginjal serta meningkatkan risiko cacat lahir.

Bila mengalami flu atau gejala demam, ibu hamil sebaiknya memang memeriksakan diri ke dokter. Pastikan untuk mendapat tindakan tepat, termasuk minum obat yang aman dan telah diresepkan oleh dokter.

Demikian penjelasan pakar terkait dampak infeksi flu berat pada perkembangan janin. Semoga informasi ini bermanfaat ya.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(ank/rap)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda