Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

kehamilan

Konsumsi Progesteron saat Promil Bisa Turunkan Risiko Keguguran Kelak

Melly Febrida   |   HaiBunda

Sabtu, 25 Oct 2025 19:40 WIB

Minum Obat
Konsumsi Progesteron saat Promil Bisa Turunkan Risiko Keguguran Kelak/Foto: Getty Images/PonyWang
Jakarta -

Pasangan suami istri (pasutri) yang sedang menjalankan program kehamilan (promil) tentu berharap kehamilannya sukses. Ada yang bilang jika mengonsumsi progesteron sebelum atau saat awal kehamilan bisa menurunkan risiko keguguran. Benarkah?

Menurut sebuah studi yang menganalisis puluhan ribu kehamilan, perempuan yang mengonsumsi progesteron setahun sebelum hamil dapat mengurangi risiko keguguran hingga 18 persen.

Namun, ada juga penelitian yang menunjukkan tidak ada manfaat jelas untuk semua perempuan, tetapi pada kelompok tertentu mendapatkan manfaatnya.

Keguguran sering kali sangat menghancurkan secara emosional. Perempuan dengan riwayat keguguran sering mencari intervensi yang dapat meningkatkan peluang untuk melahirkan dengan sehat.

Suplementasi progesteron telah dianggap sebagai pengobatan untuk perempuan dengan keguguran berulang. Namun, bukti dari uji klinis dan tinjauan masih beragam, sehingga menimbulkan ketidakpastian bagi pasien dan dokter.

Apa itu progesteron dan kenapa dipakai saat promil?

Melansir Medical Science Monitor Journal, progesteron adalah hormon yang fungsinya menstabilkan dinding rahim (endometrium) dan mendukung implantasi embrio.

Suplemen progesteron umumnya diresepkan untuk mengatur siklus menstruasi, mencegah kelahiran prematur, dan mendukung perawatan kesuburan.

Dokter terkadang meresepkan suplementasi progesteron baik yang oral, vaginal, maupun injeksi sebagai luteal phase support untuk perawatan fertilitas, atau sebagai terapi saat terjadi perdarahan di awal kehamilan.

Bukti ilmiah konsumsi progesteron turunkan risiko keguguran

Laman Medscape menuliskan, penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa mengonsumsi hormon progesteron, yang mendukung implantasi dan perkembangan plasenta dini, setelah pembuahan dapat mengurangi risiko keguguran pada perempuan dengan riwayat keguguran dini atau perdarahan yang tidak dapat dijelaskan selama kehamilan, meskipun hasilnya beragam di berbagai studi.

"Penurunan risiko sebesar 18 persen bermakna secara klinis, meskipun manfaatnya bagi masing-masing pasien akan bervariasi berdasarkan risiko awal mereka dan faktor-faktor lainnya,” kata Kersten Bartelt, RN, dokter peneliti di Epic Research dan penulis studi baru tersebut. 

Untuk lebih memahami hubungan antara suplementasi progesteron dan keguguran, peneliti mempelajari 84.009 kehamilan di antara perempuan yang pernah mengalami setidaknya satu kali keguguran atau kematian janin. Studi ini melibatkan perempuan berusia 15-49 tahun.

Data ini berasal dari Cosmos, sebuah kumpulan data yang dibuat bekerja sama dengan komunitas sistem kesehatan Epic yang mewakili lebih dari 300 juta rekam medis pasien dari 1.700 rumah sakit dan lebih dari 40.000 klinik dari seluruh 50 negara bagian AS, Kanada, Lebanon, dan Arab Saudi.

Dalam studi ini, Bartelt dan rekan-rekannya menggunakan metode tinjauan dua tim yang bekerja secara independen untuk melakukan analisis. Masing-masing tim terdiri dari seorang dokter klinis dan ilmuwan peneliti. 

Satu tim mengembangkan desain studi dan mengidentifikasi pasien yang memenuhi syarat menggunakan data kesehatan elektronik dari Cosmos.

Tim terpisah yang disamarkan mereplikasi dan memverifikasi analisis untuk memastikan konsistensi dan mengurangi bias. Kedua tim mencapai kesimpulan yang serupa. 

Peneliti memperhitungkan usia ibu, IMT, ras dan etnis, kerentanan sosial, komorbiditas, perawatan kesuburan, dan jumlah kehamilan sebelumnya.

Perempuan yang mulai mengonsumsi progesteron setelah kehamilan dimulai dikecualikan untuk menghindari faktor perancu berdasarkan indikasi, karena dokter lebih cenderung meresepkan progesteron untuk kehamilan yang sudah dianggap terancam.

Hasil penelitian menunjukkan, perempuan yang mengonsumsi progesteron sebelum pembuahan memiliki risiko keguguran 18% (rasio bahaya, 0,82; 95% CI, 0,73-0,93) lebih rendah dibandingkan perempuan yang tidak mengonsumsi hormon tersebut.

Meski begitu menerapkan temuan ini ke dalam praktik dapat menimbulkan tantangan, terutama dalam mengidentifikasi dan mendukung perempuan berisiko sebelum kehamilan.

"Hambatannya bisa berupa identifikasi kebutuhan yang tepat waktu sebelum konsepsi, akses, cakupan, dan pemahaman rencana perawatan," ujar Bartelt.

Rachel McConnell, MD, asisten profesor kebidanan dan ginekologi di Vagelos College of Physicians and Surgeons di Universitas Columbia di New York City, mengatakan temuan ini menggembirakan dan konsisten dengan apa yang telah ia amati dalam praktik.

"Dari sudut pandang klinis, penurunan risiko keguguran sebesar 18 persen bermanfaat," kata McConnell, yang tidak terlibat dalam penelitian ini.

Meskipun terapi progesteron pada umumnya aman, tetap ada efek samping ringan yang dapat terjadi, seperti nyeri payudara, mual, dan kembung. Selain itu, penggunaan obat tanpa indikasi dapat menimbulkan biaya dan kecemasan yang tidak perlu.

Oleh karena itu, bila Bunda tertarik dengan metode ini, usahakan untuk selalu mendiskusikan dengan dokter kandungan ya.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

https://docs.google.com/forms/d/e/1FAIpQLSc-okWTDzj2ZWIh3BNIRis8OTfk0O6_rvQzSmvXHNX3uyE3PA/viewform?pli=1

(pri/pri)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda