Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

kehamilan

Operasi Caesar saat Pembukaan Lanjut Bisa Tingkatkan Risiko Luka di Rahim, Ini Penjelasannya

Annisa Karnesyia   |   HaiBunda

Jumat, 07 Nov 2025 16:32 WIB

Ilustrasi Melahirkan
Ilustrasi Melahirkan Caesar/ Foto: Getty Images/iStockphoto
Jakarta -

Operasi caesar menjadi salah satu metode persalinan yang cukup populer selama beberapa tahun terakhir. Prosedur melahirkan ini melibatkan sayatan bedah yang dibuat di perut dan rahim, Bunda.

Persalinan ceesar tetap bisa menimbulkan risiko pada ibu saat dan setelah melahirkan. Menurut studi yang dipublikasikan di American Journal of Obstetrics & Gynecology (ACOG) belum lama ini, operasi caesar saat pembukaan lanjut dapat meningkatkan risiko luka di rahim. Persalinan lanjut merupakan kondisi ketika serviks hampir sepenuhnya terbuka atau sekitar 8 sentimeter (cm).

Dalam studi ini, peneliti dari University College London (UCL) mengungkap bahwa perempuan yang melahirkan secara caesar pada tahap persalinan lanjut 8 kali lebih mungkin mengalami bekas luka di rahim, yang diketahui dapat meningkatkan kemungkinan kelahiran prematur pada kehamilan berikutnya. Selain itu, posisi bayi yang rendah di dalam rahim dapat meningkatkan kemungkinan bekas luka yang rendah.

Operasi caesar umumnya direkomendasikan pada kondisi tertentu demi alasan keamanan. Sama seperti operasi besar lainnya, operasi caesar juga dapat meninggalkan bekas luka, Bunda.

Pada studi sebelumnya yang dilakukan oleh tim peneliti yang sama, para ilmuwan menemukan bahwa bekas luka bagian bawah sembuh lebih lambat dibandingkan bekas luka di bagian atas rahim. Temuan tersebut dapat membantu merencanakan perawatan lanjutan yang lebih baik bagi perempuan di masa mendatang dan menghindari kelahiran prematur pada kehamilan berikutnya.

"Kami tahu bahwa operasi caesar dapat merusak serviks. Studi kami menjadi yang pertama kali dalam mengamati letak kerusakan di dalam rahim, yang bergantung pada seberapa lanjut persalinan saat operasi dilakukan," kata penulis utama studi UCL EGA Institute for Women's Health, Dr. Maria Ivan, dilansir laman News Medical.

"Temuan kami memiliki implikasi signifikan bagi perempuan yang menjalani operasi caesar di tahap akhir persalinan dan ingin memiliki lebih banyak anak. Hal ini khususnya relevan mengingat adanya peningkatan yang pesat akan jumlah perempuan yang menjalani operasi caesar selama dekade terakhir."

Detail tentang studi melahirkan caesar

Dalam studi ini, peneliti melibatkan 93 ibu yang menjalani operasi caesar selama persalinan aktif atau ketika serviks telah melebar setidaknya 4 cm. Para peneliti lalu memeriksa para ibu menggunakan USG transvaginal pada empat dan 12 bulan setelah melahirkan untuk melihat apakah operasi caesar meninggalkan bekas luka, dan jika ya, di mana letaknya di dalam rahim.

Dari 93 ibu yang diteliti, 90 di antaranya memiliki bekas luka internal yang terlihat. Para peneliti menemukan bahwa pada setiap peningkatan 1 cm dilatasi (pembukaan) serviks selama persalinan, bekas luka tersebut berada 0,88 mm lebih rendah di rahim dan lebih dekat ke serviks.

Studi ini juga menemukan adanya 52 perempuan (57,8 persen) memiliki bekas luka di bagian atas rahim, 19 perempuan (21,1 persen) bekas luka lainnya terletak di dekat serviks, dan 19 perempuan (21,1 persen) bekas luka di dalamnya (serviks).

Dari temuan ini, para peneliti menyimpulkan bahwa persalinan caesar pada tahap lanjut dikaitkan dengan risiko delapan kali lipat lebih tinggi di mana bekas luka ditemukan di dekat atau di dalam serviks. Hasil temuan tersebut dibandingkan dengan proses melahirkan caesar pada tahap awal persalinan.

Posisi bekas luka operasi pada kehamilan berikutnya

Para peneliti juga mengamati dampak dari posisi bekas luka terhadap seberapa baik penyembuhannya. Untuk menilainya, mereka menggunakan indikator gangguan penyembuhan bekas luka 'ceruk', seperti ada atau tidaknya celah dan cacat pada dinding rahim sedalam kurang lebih dua milimeter (2 mm).

Ceruk-ceruk tersebut diketahui membentuk kantong tempat darah yang dapat menumpuk. Ada beberapa kondisi yang dikaitkan dengan hal tersebut, seperti infertilitas, perdarahan menstruasi tidak teratur, atau komplikasi pada kehamilan berikutnya.

Berdasarkan indikator-indikator itu, peneliti menemukan bahwa bekas luka yang terbentuk di dekat atau di dalam serviks, tidak sembuh sebaik bekas luka yang lebih tinggi di rahim. Hal itu dapat menimbulkan risiko komplikasi yang lebih besar pada kehamilan berikutnya.

"Melahirkan caesar pada persalinan lanjut diketahui berkaitan dengan kelahiran prematur. Temuan kami menyoroti pentingnya penyembuhan bekas luka caesar di dalam rahim dan bahwa tahap persalinan serta posisi bayi yang rendah dapat memengaruhi proses penyembuhannya," ungkap rekan penulis Profesor Anna David.

Demikian hasil studi terbaru yang menemukan dampak melahirkan caesar yang dapat menyebabkan luka rahim. Semoga informasi ini bermanfaat ya, Bunda.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(ank/pri)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda