kehamilan
Manfaat Tes Diagnostik Prenatal untuk Ibu Hamil di Atas Usia 35 Tahun
HaiBunda
Jumat, 12 Dec 2025 14:10 WIB
Daftar Isi
Bunda sudah pernah mendengar mengenai tes diagnostik prenatal? Tes ini biasanya disarankan untuk para Bunda yang hamil di atas 35 tahun.
Usia memang hanya angka. Namun dalam kehamilan, usia seorang perempuan sering kali dikaitkan dengan kemungkinan ia mendapatkan kehamilan sehat. Misalnya, semakin tua usia perempuan, maka semakin berisiko ia melahirkan bayi dengan cacat lahir.
Menurut American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG), perempuan berusia 35 tahun atau lebih masuk dalam kategori usia lanjut ibu. Batas usia ini dipilih berdasarkan bukti adanya penurunan kesuburan serta kekhawatiran akan meningkatnya kelainan generik yang teridentifikasi.
Studi terbaru menunjukkan hubungan yang signifikan antara kelainan kromosom dan kemungkinan terjadinya malformasi kongenital pada anak yang lahir dari ibu berusia 35 tahun atau lebih. Hubungan tersebut bersifat kontinum (berkesinambungan), sehingga risiko meningkat seiring bertambahnya usia pada saat kehamilan.
Menjalani kehamilan di atas usia 35 tahun memang bisa berisiko. Oleh karena itu, perempuan yang mendapatkan kehamilan di usia ini sangat disarankan untuk menjalani serangkaian pemeriksaan. Salah satunya adalah tes diagnostik prenatal.
Tes diagnostik atau diagnosis prenatal adalah pemeriksaan janin untuk mendeteksi penyakit atau kondisi sebelum ia lahir. Berbagai cacat pada embrio, seperti kelainan kromosom, kelainan genetik, dan penyakit seperti anemia sel sabit, distrofi otot, fibrosis kistik, dan talasemia, dapat dideteksi menggunakan tes ini.
"Tes diagnostik genetik prenatal dapat memberikan informasi kepada calon orang tua tentang apakah janin mereka memiliki kelainan genetik tertentu atau tidak. Gangguan genetik disebabkan oleh perubahan pada gen atau kromosom seseorang," tulis ACOG di laman resminya.
Jenis-jenis tes diagnostik prenatal
Ada dua jenis tes diagnostik prenatal yang dapat Bunda jalani bila mendapatkan kehamilan di atas usia 35 tahun. Berikut penjelasannya:
1. Tes amniosentesis
Dalam buku Baby Centre: Pregnancy Questions & Answers, tes amniosentesis diartikan sebagai pemeriksaan diagnostik yang bisa memberi tahu apakah bayi memiliki kelainan kromosom atau tidak. Amniosentesis dilakukan dengan mengambil sampel cairan amnion dan memeriksanya untuk melihat apakah bayi memiliki kelainan kromosom serius. Tes ini bisa mendeteksi kelainan kromosom seperti sindrom Down.
Tes amniosentesis biasanya dilakukan antara minggu 15 sampai 18, namun bisa dilakukan sesegera mungkin jika timbul masalah. Pemeriksaan tidak disarankan untuk dilakukan di bawah usia kehamilan 14 minggu karena cairan amnion belum cukup untuk diambil menjadi sampel.
Tes ini bisa berisiko terhadap kehamilan karena dapat meningkatkan risiko pecahnya air ketuban dan perdarahan. Namun, kemungkinan untuk mengalami keguguran sangat kecil pada tes ini.
2. Chorionic Villus Sampling (CVS)
Chorionic Villus Sampling (CVS) adalah tes prenatal untuk memeriksa sel-sel dari plasenta guna mendeteksi kelainan kromosom, seperti sindrom Down. Tes ini dapat dilakukan di usia kehamilan 10 sampai 13 minggu.
Tindakan CVS dilakukan dengan cara memasukkan spekulum ke dalam vagina. Dokter kemudian akan memasukkan tabung plastik tipis ke dalam serviks untuk mengambil sampel jaringan plasenta. Bila dibandingkan amniosentesis, CVS lebih berisiko.
"Risiko keguguran dengan CVS sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan amniosentesis," ungkap ACOG.
Bila ditemukan kecurigaan pada salah satu atau kedua pemeriksaan tersebut, maka ibu hamil dapat melakukan pemeriksaan tambahan, seperti USG khusus. Namun, dalam beberapa kasus, tidak mungkin untuk memprediksi apakah cacat janin tersebut ringan atau parah.
Tips promil dan menjalani kehamilan sehat di atas usia 35 tahun
Bunda berusia di atas 35 tahun tetap bisa mendapatkan kehamilan sehat. Berikut tips program hamil (promil) dan menjalani kehamilan sehat di atas usia 35 tahun, seperti dikutip dari laman Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI):
- Konsultasi kesehatan, termasuk melakukan general check up ke dokter sebelum hamil untuk mengetahui potensi penyakit degeneratif, kemungkinan infeksi seperti toksoplasma, sitomegalovirus, herpes, dan infeksi lainnya.
- Bila mengidap suatu penyakit kronis atau infeksi (seperti penyakit jantung, hipertensi, malaria, toksoplasma, sitomegalovirus, rubella), maka obati terlebih dahulu sampai sembuh atau kondisi stabil, sebelum promil.
- Konsumsi suplemen termasuk asam folat sebelum hamil (setidaknya 2 hingga 3 bulan sebelumnya) dan selama kehamilan. Asam folat telah terbukti dapat menurunkan risiko kecacatan jenis kelainan tabung saraf.
- Melakukan tes diagnostik prenatal sesuai jadwal.
- Pemeriksaan kehamilan dengan mutu yang baik secara kuantitas dan kualitas.
- Hindari makanan dan kebiasaan yang tidak sehat, termasuk mengonsumsi makanan dengan pengawet dan pewarna, merokok, minuman keras, dan obat-obatan terlarang.
- Waspada terhadap paparan limbah dari lingkungan termasuk makanan dan air minum.
Demikian serba-serbi tes diagnostik prenatal untuk ibu hamil di atas usia 35 tahun. Semoga informasi ini bermanfaat ya, Bunda.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(ank/rap)TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT
Kehamilan
14 Ciri-ciri Hamil 1 Bulan yang Sering Tidak Disadari
Kehamilan
5 Cara Cegah Kehamilan Berisiko, Sering Konsultasi dengan Dokter ya Bun
Kehamilan
Apa Pentingnya Asam Folat untuk Program Hamil?
Kehamilan
13 Buah yang Baik untuk Ibu Hamil dan Perkembangan Janin
Kehamilan
Panduan Aman Mengonsumsi Saffron Selama Hamil agar Tak Sebabkan Keguguran
5 Foto
Kehamilan
7 Potret Kehamilan Kedua Dinda Hauw, Shaka bakal Punya Adik Perempuan Nih
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda
Menghitung Peluang & Risiko Hamil di Atas Usia 35 Tahun, Serta Tips agar Tetap Sehat
Benarkah Hamil di Usia 35+ Lebih Berisiko Lahirkan Bayi Down Syndrome?
Keuntungan Hamil di Atas 35 Th, Otak Bunda Lebih Sehat dan Memori Lebih Baik