Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

kehamilan

Deretan Bunda Alami Hiperemesis Gravidarum, Muntah 40 Kali Sehari hingg Turun BB 20 Kg

Indah Ramadhani   |   HaiBunda

Kamis, 18 Dec 2025 11:20 WIB

Ibu Hamil Mual
Kisah ibu hamil alami hiperemesis gravidarum/ Foto: Getty Images/iStockphoto/Mykola Sosiukin
Daftar Isi

Kondisi Hiperemesis Gravidarum membuat para bunda hamil mengalami kondisi berat akibat mual dan muntah berlebihan. Kondisi ekstrem ini dialami beberapa ibu hamil yang mengaku muntah hingga 10 kali setiap harinya.

Seorang perempuan bernama Beth Parsons menceritakan pengalaman kehamilannya yang sangat ekstrim kepada BBC. Ia mengatakan, saat itu tubuhnya hampir tidak sanggup menahan kondisi Hiperemesis Gravidarum yang terjadi saat kehamilannya.

"Rasanya terisolasi, kesepian, dan sangat sulit untuk dijelaskan kepada seseorang, terutama ketika versi 'normal' dari mual di pagi hari tampaknya bukanlah sambutan kehamilan yang kami bayangkan," tutur Parsons yang mengisyaratkan keletihan dalam kalimatnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Dalam sehari, Parsons dikatakan dapat muntah lebih dari 10 kali, dan itu sangat menguras fisik dan batinnya. Selain itu, yang lebih menyiksa adalah ia juga tidak dapat menelan makanan dan minuman, "Seringkali saya bahkan tidak bisa menelan air. Terkadang saya akan mengemil roti panggang atau sereal kering lalu mencoba tidur dengan harapan makanan itu tidak akan keluar lagi."

Kondisi ini berlangsung terus menerus selama dirinya hamil. Hingga akhirnya, di minggu ke-17, ia mendapatkan perawatan obat Xonvea dari dokter umum yang menanganinya. Setelah itu, dirinya jauh lebih baik dan mual-muntah yang dialaminya sudah tidak separah saat dirinya belum mendapatkan pengobatan.

Cerita lain datang dari ibu hamil bernama Sarah Goddard, saat itu ia tengah hamil anak keduanya pada Agustus 2024. Kehamilan keduanya sangat jauh berbeda daripada kehamilan pertamanya. Ia merasa kehamilannya keduanya jauh lebih parah, termasuk gejala-gejala morning sickness yang dialaminya.

Ia mengatakan, dalam satu hari bisa saja dirinya muntah sebanyak 15 hingga 20 kali, yang juga membuatnya muntah berdarah. Saat itu, dirinya sudah tidak sanggup menahan efek dari kondisi Hiperemesis Gravidarum tersebut. "Kadang-kadang saya pikir saya akan mati, rasanya memang seperti itu," tuturnya.

Goddard yang berusia 32 tahun saat itu memutuskan untuk pergi ke rumah sakit untuk mendapatkan pengobatan. Namun, setelah diberikan terapi intravena, kondisinya tidak menunjukkan tanda perbaikan dan bahkan hingga diberikan terapi obat, kondisinya malah semakin memburuk.

Sebuah keputusan besar pada akhirnya menjadi ujung dari perjuangannya. Ia memilih untuk mengakhiri kehamilannya dengan persetujuan dokter, sebab Hiperemesis Gravidarum yang dialaminya sudah sangat parah.

"Saya tidak melihat bagaimana kami akan melewatinya karena tidak ada yang memperjuangkan kami. Ini adalah sesuatu yang akan saya sesali sampai akhir zaman," ucapnya.

Setelahnya, ia segera mendapatkan perawatan kesehatan mental dengan menerima konseling dan mencari konsultan medis untuk mengedukasi dirinya mengenai Hiperemesis Gravidarum dalam mempersiapkan kehamilan ketiganya. Diketahui Goddard akan melahirkan bayinya di tahun 2026.

Pengalaman terkait Hiperemesis Gravidarum yang begitu ekstrim turut dirasakan oleh ibu hamil bernama Millie Fitzsimons. Selama hamil, dirinya tidak lepas dari pengobatan dan perawatan intensif di rumah sakit hanya untuk mengatasi mual-muntah tersebut. Diceritakan bahwa dirinya mengalami 40 kali muntah dalam sehari dan itu sungguh menyiksa tubuhnya.

Fitzsimons harus menjalani perawatan di rumah sakit sekitar 16 kali karena berat badannya turun drastis. "Rasanya seperti sekarat, perasaan yang tidak bisa dijelaskan. Berat badan saya turun hampir 20 kg, muntah 40 kali sehari, selalu kelelahan, dan hanya tidur sebentar-sebentar sepanjang hari. Mengerikan," tuturnya.

Penanganan medis yang membantunya di Boston tidak terlalu banyak berpengaruh berada dalam kondisi sulit tersebut. Obat yang dibutuhkannya, Xonvea, tidak tersedia dan butuh waktu lama untuk para tenaga medis mengakses ketersediaan obat tersebut. Menjelang waktu kelahiran bayinya, Fitzsimons memutuskan pindah ke New York dan pada saat itu, Xonvea akhirnya dapat diakses.

Akibat dari parahnya kondisi tersebut, diketahui dirinya mengambil cuti kerja selama 8 bulan saat hamil. Saat ini ia tengah mempertimbangkan keputusan untuk tidak memiliki anak dan hamil kembali setelah mengalami masa-masa ekstrim tersebut.

Ibu dari dua anak bernama Ella Marcham turut mengalami kondisi kehamilan yang sangat melelahkan. Namun, yang berbeda adalah gejala Hiperemesis Gravidarum yang dialaminya sudah dirasakan dari sebelum ia mengetahui bahwa dirinya hamil.

Memiliki keluarga dengan dua anak balita dan kondisi hamil yang seperti itu, tentu sangat sulit untuk menjalani hari-harinya. Dirinya bahkan tidak punya waktu untuk mengasuh kedua anaknya, sementara mual-muntah terus berlanjut.

Sampai akhirnya, ia mengetahui tentang Xonvea dan meminta diresepkan oleh rumah sakit untuk meringankan kondisi tersebut. Tetapi, rumah sakit menolak dengan alasan terbatasnya obat tersebut di daerah tempat tinggalnya, sehingga diganti dengan obat lain. Dirinya hanya bisa pasrah dan sudah tidak bertenaga untuk bersikeras meminta obat Xonvea tersebut.

"Saya berada di titik terendah sehingga saya tidak banyak melawan karena saya tidak memiliki kekuatan untuk melakukannya saat itu. Saya hanya sedikit menarik diri karena saya tidak memiliki energi untuk terus meminta dan meminta sesuatu," pungkasnya.

Bahkan suaminya, Joe, yang melihat kondisi kehamilan sang istri yang begitu parah, mengatakan kalau mengurus bayi kembar baru lahir serta dua anak lainnya jauh lebih mudah daripada mengurus Hiperemesis Gravidarum. Hal ini membuktikan bahwa kondisi tersebut benar-benar membuat siapapun yang mengalami dan yang hanya melihat merasakan betapa lelah dan sakitnya.

Mengenal kondisi morning sickness

Morning sickness atau mual-muntah yang terjadi pada ibu hamil normalnya tidak akan begitu mengganggu aktivitas Bunda. Namun, pada sebagian Bunda hamil juga bisa memicu lemas.

Lalu, kapan sih gejala morning sickness dianggap berbahaya? Mual dan muntah saat hamil perlu diwaspadai, apabila menunjukkan tanda-tanda tidak normal, seperti frekuensi muntah yang terlalu sering, hingga Bunda tidak dapat melanjutkan aktivitas apapun.

Seperti yang dialami oleh sebagian ibu hamil, mereka merasakan adanya ketidaknormalan pada morning sickness yang dialaminya. Dokter menyatakan bahwa kondisi tersebut adalah Hiperemesis Gravidarum, yang membuat mual-muntah ketika hamil menjadi lebih ekstrim dan sulit terkontrol. Pengobatan yang dijalankan juga tidaklah mudah, pasalnya obat yang tersedia untuk kondisi ini sangat terbatas.

Untuk mengambil langkah pencegahan lebih dini, Bunda bisa simak bagaimana pengaruh Hiperemesis Gravidarum terhadap ibu hamil, serta ketahui gejala dan treatment pengobatan yang tepat agar Bunda dan Si Kecil tetap sehat selama masa kehamilan.

Penyebab hingga pengobatan Hiperemesis Gravidarum

Dirilis Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA), Hiperemesis Gravidarum merupakan sebuah istilah medis yang diperuntukkan pada sebuah sebuah kondisi kehamilan yang mengalami frekuensi mual dan muntah begitu parah. Dapat dikatakan bahwa kondisi tersebut sangat jauh lebih ekstrem dibanding dengan morning sickness biasa.

Hiperemesis Gravidarum dapat menyebabkan ibu hamil mengalami dehidrasi berat, penurunan berat badan ekstrim, stress, hingga yang terparah adalah mengidap gangguan mental lain selama kehamilan.

Penyebab Hiperemesis Gravidarum

Penelitian mengungkapkan bahwa hormon yang diproduksi oleh janin melalui plasenta, yang dikenal dengan GDF15, merupakan penyebab utama dari terjadinya morning sickness atau rasa mual di pagi hari. Apabila sebelum kehamilan Bunda tidak merasakan mual ekstrim, mungkin saja paparan hormon GDF15 tersebut tidak sebesar saat terdapat janin di kandungan.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, penyebab kuat terjadinya kondisi ini adalah paparan hormon GDF15 yang begitu besar sehingga ibu hamil yang tidak terbiasa menjadi tidak sanggup untuk menerima sepenuhnya. Kondisi ini mengakibatkan gejala seperti mual-muntah ekstrim. Tentunya kondisi ini harus mendapatkan penanganan yang tepat untuk menghindari kesehatan ibu hamil yang memburuk.

Gejala Hiperemesis Gravidarum

Dikutip dari FDA, gejala umum Hiperemesis Gravidarum yang terjadi adalah meningkatnya frekuensi mual-muntah di pagi hari dan terasa lebih ekstrim. Selain itu, perlahan-lahan tubuh akan mengurangi massanya, karena jika Bunda mengalami mual-muntah yang ekstrim, maka berat badan Bunda dapat berkurang hingga 5% bahkan lebih.

Namun, terdapat gejala lain yang menandakan bahwa intensitas mual-muntah Bunda sudah masuk ke tahap kondisi Hiperemesis Gravidarum. Berikut adalah gejala kondisi tersebut dilansir dari FDA:

  • Mual parah dan terus-menerus
  • Muntah lebih dari 3 kali dalam sehari
  • Air liur keluar lebih banyak daripada biasanya
  • Penurunan berat badan lebih dari 5 persen dari berat badan sebelum kehamilan
  • Muncul tanda-tanda dehidrasi, seperti urine berwarna gelap, kulit kering, lemas, pusing, dan pingsan
  • Sembelit atau susah buang air besar
  • Tidak mampu menelan makanan dan cairan
  • Sakit kepala ekstrim

Perawatan Hiperemesis Gravidarum

Meskipun perawatan dan pengobatan kondisi tersebut masih sangat terbatas, FDA hanya merekomendasikan segelintir treatment, terutama terapi IV (intravena), yakni memasukkan cairan intravena melalui pembuluh darah untuk menekan frekuensi mual-muntah yang parah. Selain itu, dokter juga dapat memberikan obat anti mual-muntah untuk meredakan kondisi tersebut.

Namun, Bunda harus mengetahui lebih dahulu terkait efek samping dari penggunaan cairan intravena dan bagaimana faktor risikonya. Hal tersebut harus melalui rekomendasi serta persetujuan dokter yang menangani. Apabila semakin parah, mungkin saja dokter akan menyarankan untuk diberikan perawatan intensif di rumah sakit untuk menjalani serangkaian pengobatan.

Demikian informasi dan pengalaman atas kondisi Hiperemesis Gravidarum selama kehamilan. Semoga dapat menjadi edukasi bagi Bunda untuk mengenal lebih dini terkait kondisi tersebut.


Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(rap/rap)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda