Jakarta -
Risiko bayi lahir sebelum usia kandungan 37 minggu atau
prematur bisa terjadi pada ibu hamil. Nah, untuk menghindari itu terjadi, ada kok, Bun, ikhtiar yang bisa kita lakukan. Tentunya, ini butuh peran penting bunda, pasangan, tenaga medis, dan orang di sekitar.
Prof Dr dr Ali Sungkar SpOG(K) dari RS Cipto Mangunkusumo bilang penyebab paling banyak bayi lahir prematur adalah infeksi. Sekitar 40 sampai 50 persen kelahiran prematur disebabkan infeksi yang dialami ibu. Untuk itu, dr Ali menekankan pentingnya pencegahan infeksi pada ibu hamil. Toh udah terjadi infeksi, harus segera diatasi, Bun.
"Contohnya infeski saluran kencing, infeksi vagina, batuk pilek juga termasuk infeksi lho. Ketika ada infeksi ya jangan dibiarkan, segera diatasi. Penyebab lainnya preeklampsia, placenta previa yang nggak bisa dihindarkan. Kalau udah kejadian, terpaksa bayinya kita lahirkan," tutur dr Ali ditemui usai World Prematurity Day 'Little Miracle with Bright Future' di RSCM Kiara, Salemba, Jakarta Pusat, baru-baru ini.
Selain itu, perdarahan yang bisa berbahaya buat ibu serta janin juga bisa bikin si kecil harus segera dilahirkan, Bun. Sehingga, faktor risiko yang bisa memicu perdarahan pada ibu hamil sebisa mungkin dihindari. Agar bayi nggak lahir
prematur , ikhtiar lain yang bisa dilakukan adalah mengelola stres.
Ya, Bun. Soalnya dalam keadaan stres, tubuh bunda bakal merilis hormon kortisol yang bisa memicu pelepasan prostaglandin yang dapat memicu kontraksi. Tapi, soal stres ini dr Ali mengingatkan skalanya beda-beda ya untuk masing-masing bunda karena tergantung tiap individu.
"Kalau bayi terpaksa dilahirkan prematur, prinsipnya lebih baik kita lahirkan bayi kecil tapi masih fresh ketimbang kita ngotot bayi tetap di dalam rahim, tapi kita 'korbankan' ginjal, pankreas, atau organnya yang lain," tambah dr Ali.
Nah, penelitian menunjukkan ketika ibu melahirkan prematur, risikonya melahirkan prematur di kehamilan berikutnya sebesar 15 sampai 30 persen. Kata dr Ali, risiko kelahiran prematur di kehamilan berikutnya bisa diantisipasi.
"Kan kita tanya ini anak ke berapa. Terus sebelumnya pernah melahirkan
prematur nggak. Kalau pernah, hati-hati berarti kita mesti waspada. Kita sampaikan menurut penelitian risikonya seperti ini nih. Jadi dari awal sudah ada warning kan," kata dr Ali.
(rdn/aci)