Jakarta -
Hamil adalah momen yang membahagiakan. Tapi, kebahagiaan itu bisa berubah jadi kesedihan mendalam apabila si kecil ternyata dilahirkan dalam kondisi meninggal dunia. Hiks. Kondisi ini dikenal dengan istilah stillbirth atau
bayi meninggal sebelum atau selama persalinan.
Keguguran maupun kelahiran bayi yang meninggal berbeda, Bun, meskipun di sini orang tua sama-sama kehilangan buah hatinya. Kalau bayi meninggal sebelum usia kehamilan 24 minggu disebut keguguran atau kehilangan janin akhir. Di Amerika Serikat, keguguran biasanya didefinisikan sebagai kehilangan bayi sebelum usia kehamilan 20 minggu dan kelahiran mati adalah kehilangan bayi setelah kehamilan 20 minggu.
Stillbirth ini dikelompokkan lagi Bun menjadi awal, akhir, atau term. Stillbirth awal adalah kematian janin yang terjadi antara usia 20 dan 27 minggu kehamilan. Stillbirth akhir terjadi antara 28 dan 36 minggu kehamilan dan stillbirth term terjadi di antara usia kehamilan 37 minggu atau lebih.
Berdasarkan situs CDC, stillbirth terjadi pada 1 persen kehamilan dan di AS setiap tahun sekitar 24.000 bayi lahir mati. Buat Bunda yang lagi hamil, kalau merasa gerakan bayi berkurang dari biasanya, segera cek ke dokter ya. Kalau bayi lahir mati, apa sih penyebabnya?
Sebagian besar lahir mati terjadi pada bayi yang sehat, Bun sehingga penyebabnya sering banget nggak dijelaskan dan masih belum diketahui. Karena itu, keluarga sering berduka tanpa jawaban atas pertanyaan mereka. Bahkan, beberapa wanita menyalahkan dirinya sendiri. Ya, walaupun jarang banget lahir mati disebabkan sesuatu yang dilakukan atau tidak dilakukan seorang wanita saat hamil.
Beberapa kelahiran mati disebut juga terkait komplikasi pada plasenta, cacat lahir, atau kesehatan ibu misalnya diabetes yang tidak terkontrol, tekanan darah tinggi, atau obesitas. Seperti kira tahu plasenta adalah organ yang menghubungkan pasokan darah bayi ke ibu dan memberi makan bayi di dalam rahim. Jika ada masalah dengan plasenta, bayi yang lahir mati biasanya lahirnya sudah terbentuk sempurna meski seringnya berukuran kecil.
 Stillbirth, Saat si Kecil Lahir dalam Kondisi Meninggal Dunia/ Foto:thinkstock |
Bayi lahir mati dengan penyebab yang tidak diketahui disebut kelahiran mati yang tidak dapat dijelaskan. Nah, kondisi ini lebih umum terjadi. Ada juga sejumlah hal yang bisa meningkatkan risiko memiliki bayi lahir mati, termasuk:
1. Memiliki anak kembar atau kehamilan kembar
2. Memiliki bayi yang tidak tumbuh sebagaimana seharusnya di rahim
3. Ibu berusia di atas 35 tahun
4. Merokok, minum alkohol atau menyalahgunakan obat-obatan saat hamil
5. Obesitas atau memiliki indeks massa tubuh di atas 30
6. Memiliki kondisi kesehatan fisik yang sudah ada sebelumnya, seperti epilepsi
Pertumbuhan dan Pergerakan BayiBiasanya, dokter atau bidan akan memeriksa pertumbuhan dan kesehatan bayi setiap ibu hamil kontrol. Walaupun, tiap bayi berbeda tapi ada ukuran dan grafik yang menunjukkan apakah pertumbuhan bayi di kandungan normal atau nggak.
Apabila bayi lebih kecil dari yang diharapkan atau pola pertumbuhannya stagnan saat kehamilan berlanjut, bisa jadi sebabnya plasenta tidak berfungsi dengan baik sehingga risiko kelahiran mati meningkat. Kalau kita merasa gerakan bayi lebih lemah dan nggak seaktif biasanya, segera cek ke dokter. Kalau khawatir terjadi apa-appa pada calon bayi, biasanya dokter atau bidan bakal mendengarkan detak jantung bayi dengan perangkat Doppler genggam. Bunda juga akan ditawari USG untuk memeriksa detak jantung bayi.
Kadang nih, Bun, pergerakan bayi masih bisa terasa meski si kecil sudah dinyatakan meninggal. Biasanya ini terjadi ketika posisi tubuh ibu berubah dan umumnya ibu ditawari menjalani USG lain. Pada beberapa kasus bayi lahir mati biasanya akan ditawarkan obat sebagai langkah induksi persalinan yang biasanya bekerja dalam waktu 48 jam. Tapi kalau nggak ada indikasi medis bisa saja menunggu persalinan secara alami. Nah, tes darah rutin diperlukan setelah 48 jam si kecil dinyatakan meninggal sampai menunggu persalinan alami terjadi.
Menunggu persalinan alami meningkatkan kemungkinan kondisi bayi memburuk di dalam rahim. Kalau begini, gimana bayi terlihat saat dilahirkan bisa terpengaruh dan penyebab bayi lahir mati bisa lebih sulit dideteksi.
 Stillbirth, Saat si Kecil Lahir dalam Kondisi Meninggal Dunia/ Foto: Thinkstock |
Induksi Persalinan pada Kasus Bayi Lahir MatiInduksi persalinan pada kasus bayi lahir mati biasanya dilakukan kalau ibu mengalami pre-eklampsia berat atau infeksi serius serta kantong ketuban pecah. Induksi bisa dilakukan dengan memasukkan tablet atau gel pessary ke dalam vagina atau ibu menelan tablet. Terkadang, obat diberikan melalui infus ke pembuluh darah di lengan.
Oh iya, Bun, setelah
bayi lahir mati, tubuh mungkin mulai memproduksi ASI yang dapat menyebabkan ketidaknyamanan. Sehingga, kadang diperlukan obat-obatan untuk menghentikan produksi ASI. Tapi obat ini nggak bisa diberikan buat Bunda yang mengalami preeklampsia dan menimbulkan beberapa efek samping meski mungkin bisa membantu Bunda merasa lebih baik secara emosional.
Walaupun, beberapa ibu dengan bayi lahir mati kebanyakan memilih membiarkan produksi ASI-nya berhenti sendiri.
Penyebab Bayi Lahir MatiAda beberapa tes yang bisa dilakukan untuk menemukan penyebab bayi lahir mati. Dengan tes ini, sennggaknya kita bisa lebih berhati-hati pada kehamilan berikutnya, Bun. Nah, tes yang ditawari antara lain:
1. Tes darah untuk menunjukkan apakah ibu memiliki pre-eklampsia, kolestasis obstetrik atau jarang, juga diabetes
2. Pemeriksaan spesialis tali pusat, membran dan plasenta.
3. Pengujian untuk infeksi berupa sampel urine, darah atau sel dari vagina atau leher rahim.
4. Tes fungsi tiroid untuk melihat apakah ibu memiliki kondisi yang memengaruhi kelenjar tiroidnya.
5. Tes genetik. Biasanya dilakukan pada sampel tali pusar untuk menentukan apakah bayi mengalami masalah seperti sindroma Down.
6. Tes yang lebih mendalam juga dapat dilakukan pada bayi untuk mencoba menetapkan penyebab kematian atau apakah ada kondisi yang mungkin berkontribusi terhadapnya. Ini disebut post-mortem.
Kelahiran mati juga bisa terjadi pada keluarga semua ras, etnis, dan tingkat pendapatan, serta wanita dari segala usia. Walaupun beberapa wanita memiliki risiko lebih tinggi untuk melahirkan bayi mati. Nah, ini dia beberapa faktor yang meningkatkan risiko lahir mati:
- Ras kulit hitam
- Hamil di usia remaja
- Berusia 35 tahun atau lebih
- Gemuk
- Merokok saat hamil
- Memiliki kondisi medis tertentu seperti tekanan darah tinggi atau diabetes
- Punya banyak anak
- Ada riwayat bayi lahir mati
 Stillbirth, Saat si Kecil Lahir dalam Kondisi Meninggal Dunia/ Foto: Thinkstock |
Mencegah Bayi Lahir MatiTidak semua kasus bayi lahir mati dapat dicegah, tetapi ada beberapa hal yang dapat Bunda lakukan untuk mengurangi risiko
bayi lahir mati seperti dilansir NHS berikut ini:
- Tidak merokok dan menghindari alkohol dan obat-obatan selama kehamilan
- Pastikan memiliki berat badan yang sehat sebelum mencoba untuk hamil
- Melindungi diri dari infeksi dan menghindari makanan tertentu
- Segera cek kalau ada keluhan nyeri perut atau pendarahan vagina
- Selalu cek pergerakan bayi dan kalau ada yang tak beres segara laporkan ke bidan atau dokter.
- Laporkan ke dokter atau bidan kalau ada keluhan rasa gatal di vagina.
(rdn)