Jakarta -
Legitnya makanan manis memang paling sulit ditolak. Apalagi untuk ibu menyusui sedang berjuang memperbanyak ASI, pasti butuh mood booster.
Tak sedikit pula para ibuÂ
menyusui mengandalkan makanan manis untuk mendongkrak energi. Meski demikian, ada baiknya Bunda juga tetap berhati-hati dalam mengonsumsi makanan manis. Sebab, berlebihan mengonsumsinya tentu akan memberikan pengaruh pada si kecil.
Melansir
Shape, para peneliti menemukan bahwa fruktosa (gula dalam buah), makanan olahan, dan soda, dimana bukan komponen alami ASI, dapat diserap dari tubuh ibu ke anak lewat ASI.
"Penting sekali diperhatikan, bayi dan anak-anak dengan kadar gula yang tinggi selama perkembangannya dapat meningkatkan risiko obesitas, diabetes, penyakit jantung, serta menciptakan masalah dengan perkembangan dan pembelajaran kognitif," ujar Michael Goran, Ph.D,
founding director dari The Childhood Obesity Research Center di Keck School of Medicine.
Para peneliti juga menemukan bahwa sejumlah kecil fruktosa, dengan berat diibaratkan seperti sebutir beras dalam satu hari dikaitkan dengan peningkatan berat badan, otot, dan kandungan mineral pada bayi.
Apalagi, pada tahun pertama kehidupan bayi merupakan masa perkembangan kritis untuk sistem metabolisme. Sehingga, para peneliti percaya bahwa fruktosa dalam jumlah kecil pun dapat memiliki efek negatif pada metabolisme bayi.
 Bahaya ibu menyusui makan manis/ Foto: Getty Images |
Fruktosa diketahui dapat menyebabkan sel-sel penyimpanan pra-lemak menjadi sel-sel lemak, yang meningkatkan kemungkinan bahwa suatu hari bayi tersebut bisa menjadi kelebihan berat badan atau obesitas.
Tetapi, perlu Bunda tahu bahwa fruktosa yang ditemukan dalam buah utuh tidak menjadi masalah karena umumnya cukup rendah dan disertai dengan serat yang memperlambat pencernaan.
Hanya saja, Bunda tetap perlu berhati-hati karena penyebab utama fruktosa yang kurang baik biasanya berasal dari konsumsi soda dan minuman manis lainnya. Serta, makanan olahan yang sarat gula atau sirup jagung dengan fruktosa tinggi, seperti dikatakan Manabu Nakamura, Ph.D, associate professor of nutrition di University of Illinois di Urbana.
Namun, ibu menyusui tidak perlu khawatir berlebihan. Ibu yang sering mengonsumsi manis, masih berkemungkinan menghasilkan kandungan ASI dengan tingkat laktosa sama dengan ibu yang pola makannya lebih sehat.
Di dalam ASI terkandung zat kimia halus, yang merangsang stimulasi berlebihan pusat-pusat penghargaan di otak bayi. Zat tersebut juga dapat mengubah sinyal hormon memberi tahu kapan bayi harus berhenti makan, seperti dikutip dari laman
Hellomotherhood.Terpenting, jaga makanan sehat dengan asupan seimbang. Sehingga tak membahayakan ibu maupun bayinya.
Selain itu, perhatikan tips menyusui yang benar dari dr. Reisa Brotoasmoro berikut ini yuk!
[Gambas:Video Haibunda]
(rap/rap)