MENYUSUI
Depresi Pasca Menyapih Sering Tak Disadari, Pentingnya Bunda Cari Bantuan
Asri Ediyati | HaiBunda
Senin, 24 Aug 2020 12:21 WIBBunda, sudah pernah mendengar depresi pasca menyapih? Meskipun belum akrab di telinga, ternyata depresi yang menyerang ibu-ibu setelah berhenti menyusui ini bahaya banget.
Menurut konselor laktasi Wendy Wisner, depresi pasca menyapih terjadi dalam beberapa hari atau seminggu setelah menyusui dihentikan. Gejalanya bisa mirip dengan yang terkait dengan depresi postpartum, yakni meliputi kesedihan, keputusasaan, dan mudah tersinggung.
"Tetapi biasanya tidak separah dan biasanya tidak memerlukan evaluasi klinis. Depresi pasca menyapih biasanya berumur pendek dan hilang begitu hormon menjadi seimbang," ujar Wisner, dikutip dari Very Well Family.
Depresi pasca menyapih ini terkadang tidak diketahui atau tidak disadari. Seorang dokter kandungan yang berbasis di Philadelphia, AS David Goldstein, M.D mengatakan bahwa depresi pasca menyapih tidak mendapatkan perhatian yang adil dan hanya ada sedikit penelitian tentang kondisi tersebut.
"Itu mungkin ada hubungannya dengan fakta bahwa para ibu tidak selalu diawasi secara ketat untuk depresi pada saat menyapih," kata Goldstein, dikutip dari Parents.
Ada beberapa penyebab depresi pasca menyapih. Penyebab biologisnya yaitu adanya pergantian hormon. Seperti yang Bunda ketahui, menyusui bayi melepaskan campuran hormon 'perasaan senang' yaitu prolaktin dan oksitosin.
Kedua hormon itu dapat mengangkat suasana hati dan membawa perasaan damai dan tenang. Prolaktin, yang mendukung produksi ASI, dikenal untuk menghasilkan perasaan rileks dan mendorong tidur. Oksitosin, hormon yang menyebabkan ASI meluruh, sering disebut hormon cinta.
Setelah penyapihan, kadar hormon ini turun secara signifikan. Jika penyapihan terjadi secara tiba-tiba, Bunda mungkin merasa hormon bahagia tersebut tidak dapat 'diperbaiki'.
Penelitian telah menemukan bahwa menyusui melindungi beberapa ibu dari depresi, jadi masuk akal bahwa penyapihan dapat menyebabkan perubahan suasana hati dan perasaan depresi.
Baca Juga : 10 Cara Mudah Menyapih untuk Bunda & Si Kecil |
Penyebab lainnya dari depresi pasca menyapih yaitu sang ibu merasa ada perubahan identitas, bukan lagi ibu menyusui dan sang ibu merasa bersalah tak lagi menyusui anaknya.
Lantas, bagaimana cara mencegahnya? Wisner menyarankan untuk Bunda menyapih secara bertahap. Menyapih yang berlangsung beberapa minggu bukan hanya seminggu atau beberapa hari jauh lebih mudah diterima oleh sistem hormonal di tubuh Bunda.
Bunda dapat berhenti menyusui setiap beberapa hari sekali, atau bahkan lebih jarang sampai Bunda selesai menyusui atau memompa ASI untuk bayi.
Beberapa ibu yang mengalami depresi pasca menyapih merasa enggan untuk membagikan perasaan mereka kepada orang lain. Mereka mungkin merasa bahwa mereka tidak ingin membebani orang yang mereka cintai atau mereka percaya bahwa Bunda bereaksi berlebihan saat menyapih.
"Namun, membicarakan perasaan Anda dengan teman tepercaya atau anggota keluarga adalah salah satu cara terbaik untuk merasa lebih baik," tulis Wisner dikutip dari Verywell Family.
Jika Bunda merasa ada sesuatu yang lebih besar sedang terjadi, para ahli merekomendasikan untuk mencari bantuan.
"Jika gejalanya menjadi cukup parah sehingga mengganggu kemampuan ibu, jika ia memiliki pikiran untuk bunuh diri, jika ia mengalami kesulitan untuk mengurus dirinya sendiri dan bayinya, jika ia sulit tidur atau kehilangan nafsu makan, maka ini lebih parah dan membutuhkan evaluasi dan pengobatan," kata Gail Saltz, M.D profesor psikiatri di Rumah Sakit New York - Presbyterian, Weill Cornell Medical College di New York City
Simak juga video soal pentingnya peran penting suami dalam membantuk keberhasilan menyusui:
.
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT
Chacha Frederica Curhat Menyapih Putrinya, Tak Sedih tapi Rindu Kebersamaan saat Menyusui
Cara Ajaib Tubuh Setop Produksi ASI Setelah Menyapih Anak
Mau Sukses Sapih Anak, Tegain Saja Bunda Meski Anak Nangis
Hamil Lagi Saat Menyusui, Haruskah Bunda Menyapih Anak
TERPOPULER
Nantikan Bundafest 2025, Penuh Inspirasi & Edukasi!
Curhat Cindy Fatikasari Pindah ke Kanada Demi Anaknya yang Berkebutuhan Khusus, Intip 5 Potretnya
Terbukti pada 200 Anak, 6 Kalimat Sederhana agar Si Kecil Mau Mendengarkan Tanpa Dimarahi
Tes Genetik Ini Mampu Bantu Perempuan Usia 35+ Lebih Cepat Hamil dengan IVF
Vaksin Kanker Payudara: Cara Kerja, Waktu Penggunaan, dan Manfaat
REKOMENDASI PRODUK
15 Rekomendasi Maskara Waterpoof dan Bikin Lentik Tahan Lama
Amira SalsabilaREKOMENDASI PRODUK
9 Rekomendasi Obat Maag Cair yang Aman untuk Anak, Pilih yang Terbaik & Ampuh untuk Si Kecil
KinanREKOMENDASI PRODUK
11 Rekomendasi Loose Powder untuk Kulit Kering hingga Berminyak
Amira SalsabilaREKOMENDASI PRODUK
10 Obat Anak untuk Mengatasi Susah Buang Air Besar
Asri EdiyatiREKOMENDASI PRODUK
7 Rekomendasi Skincare Anak 8 Tahun yang Aman dan Cara Memilihnya yang Tepat
Nadhifa FitrinaTERBARU DARI HAIBUNDA
12 Tahun Menanti Kehamilan, Aline Adita Tak Sabar Ingin Peluk Bayi November Nanti
Hidung Bayi Tersumbat tapi Tidak Ada Ingus, Normalkah?
Profil Anang Marjono, Sosok di Balik Foto Profil Brave Pink Hero Green yang Ramai di Medsos
Tes Genetik Ini Mampu Bantu Perempuan Usia 35+ Lebih Cepat Hamil dengan IVF
Eza Gionino Digugat Cerai Sang Istri, Hubungan Sempat Tidak Dapat Restu Ibunda
FOTO
VIDEO
DETIK NETWORK
-
Insertlive
Cicipin Banyak Makanan di Bazar, dari Pempek sampai Es Jeruk
-
Beautynesia
Memutar Lagu di Pernikahan Kena Royalti?
-
Female Daily
Ini Efek Gas Air Mata pada Kulit dan Cara Mengatasinya!
-
CXO
GOT7 Rilis Album Baru, Persiapan Harus Lewat Video Call Karena Hal Ini
-
Wolipop
Brad Pitt & Joaquin Phoenix Bikin Film Tema Gaza, dapat Standing Ovation
-
Mommies Daily
7 Tips agar Anak Terhindar dari Sikap Tone Deaf, Ini Penjelasan Psikolog