menyusui
11 Penyebab Benjolan Payudara pada Busui, Begini Cara Mengatasinya
Rabu, 04 Nov 2020 07:00 WIB
Ibu yang baru melahirkan dan mulai menyusui akan menemukan berbagai perubahan pada tubuhnya pada minggu-minggu pertama kelahiran si kecil. Salah satu perubahan tersebut adalah pembengkakan atau benjolan pada payudara.
Benjolan ini cukup umum terjadi pada ibu menyusui. Biasanya akibat saluran susu yang tersumbat, Bunda.
"Saluran susu yang tersumbat adalah masalah umum menyusui, tetapi biasanya hilang dengan sendirinya dalam beberapa hari," kata perawat bersertifikat, Donna Murray, dikutip dari Very Well Family.
Namun jika benjolan tidak mengecil atau menghilang setelah sekitar satu minggu, disarankan untuk mengunjungi dokter untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.
Penyebab benjolan payudara
Ada beberapa penyebab munculnya benjolan pada payudara selama ibu menyusui. Dikutip dari HealthLine dan Parenting Firstcry, berikut ini sejumlah penyebabnya:
1. Saluran ASI tersumbat
Benjolan dari saluran air susu ibu (ASI) bisa tersumbat, dan ini memang menjadi masalah umum yang dialami saat menyusui. Bagi ibu menyusui yang mengalaminya, ini mungkin akibat dari beberapa faktor, seperti bayi tidak menyusu dengan baik, ibu menyusui mengenakan bra terlalu ketat, jeda yang lama untuk menyusui.
Adapun gejala yang dialami jika saluran ASI Bunda tersumbat, yakni:
- Merasakan adanya benjolan lembut seukuran kacang polong hingga buah persik
- Adanya lepuhan putih kecil di puting
- Payudara menjadi sensitif
- Bayi mungkin menjadi rewel karena merasa frustrasi dengan berkurangnya aliran ASI dari payudara
2. Pembengkakan
Pembengkakan terjadi apabila payudara terlalu penuh dengan ASI. Jika payudara membengkak, ibu menyusui mungkin melihat adanya benjolan di sekitar area ketiak.
Gejala yang timbul saat pembengkakan ialah:
- Kulit yang meregang erat pada payudara yang mungkin terlihat berkilau
- Payudara jadi keras, kencang, dan nyeri
- Puting datar dan kencang, sehingga membuat bayi sulit saat pelekatan
- Mengalami demam ringan
- Jika tidak diobati, pembengkakan dapat menyebabkan saluran ASI jadi tersumbat atau menimbulkan mastitis
3. Mastitis
Mastitis adalah peradangan atau pembengkakan jaringan di payudara. Ini dapat disebabkan oleh infeksi, saluran susu yang tersumbat, atau alergi.
Jika ibu menyusui menderita mastitis, kemungkinan juga akan mengalami benjolan atau penebalan jaringan payudara. Gejala yang dapat dialami lainnya, yakni:
- Payudara membengkak
- Kulit payudara kemerahan
- Nyeri payudara atau sensitif
- Ada sensasi terbakar saat menyusui
- Menggigil, sakit kepala, atau gejala mirip flu
- Demam dengan suhu 38,3 derajat celcius atau lebih tinggi
Sebuah studi tahun 2008 menemukan bahwa mastitis terjadi pada sekitar 10 persen ibu Amerika Serikat yang sedang menyusui. Meskipun ini umum, mastitis bisa berbahaya jika tidak diobati ya, Bunda.
4. Abses
Abses merupakan sebuah benjolan yang membengkak dan nyeri. Ini dapat berkembang dari mastitis atau pembengkakan ekstrem yang tidak ditangani dengan cepat atau tepat.
Abses jarang terjadi pada ibu menyusui, Bunda. Jika mengalaminya, benjolan yang berisi nanah dalam payudara ini akan terasa nyeri saat disentuh.
Kulit di sekitar abses pun mungkin akan jadi merah dan panas saat disentuh. Mirip seperti mastitis, terkadang abses juga menimbulkan gejala seperti demam, flu dan lainnya.
Abses membutuhkan perhatian medis dengan segera. Dokter yang menangani mungkin akan lakukan ultrasonografi (USG) untuk mendiagnosis abses dan memerlukan pembedahan untuk mengeringkan abses.
5. Pembengkakan kelenjar getah bening
Kelenjar getah bening yang membengkak, lunak, atau membesar mungkin terasa di bawah salah satu atau kedua lengan. Jaringan payudara pun bisa meluas ke ketiak.
Temui dokter jika merasa begitu khawatir ya, Bunda. Dokter mungkin akan meresepkan antibiotik, atau merekomendasikan USG serta perawatan lebih lanjut.
6. Kista
Galaktokel adalah kista berisi susu yang bersifat dan berkembang di payudara, Bunda. Kista jenis ini mungkin terasa halus atau bulat, tidak akan keras dan lembut saat disentuh. Kemungkinan tidak akan menyakitkan, tetapi mungkin tidak membuat nyaman. Meski begitu, ASI masih tetap dapat keluar saat dipijat.
Sebagai antisipasi, dokter mungkin akan mengambil sampel dari isi kista, atau melakukan USG untuk memastikan bahwa kista tersebut jinak. Biasanya, kista ini akan hilang dengan sendirinya saat ibu sudah berhenti menyusui.
Baca Juga : Mengobati Abses Payudara pada Ibu Menyusui |
7. Fibroadenoma
Ini adalah tumor payudara jinak dan lebih sering terjadi pada wanita berusia antara 15 hingga 30, Bunda. Tidak seperti beberapa benjolan payudara yang datang dan pergi sesuai siklus bulanan, fibroadenoma akan terus bertahan dan jarang terjadi pada wanita dalam tahap pasca-menopause.
8. Lipoma
Lipoma merupakan benjolan lemak yang tumbuh perlahan di payudara atau daerah lain. Selain itu, lipoma juga tidak tumbuh lebih dari 2 centimeter (cm), Bunda.
Bentuk lipoma bulat atau oval, terasa kenyal, dan dapat bergerak dengan mudah dengan sedikit tekanan, Bunda. Benjolan lipoma bisa berjumlah lebih dari satu di satu tempatnya.
9. Papiloma intraduktal
Papiloma intraduktal adalah pertumbuhan tumor non-kanker di saluran ASI atau puting pada payudara. Bagi beberapa wanita memiliki lebih dari satu atau lebih, dan mungkin akan mengalami keluarnya darah dari papiloma intraduktal.
10. Lemak yang mengeras
Benjolan ini merupakan akibat dari cedera pada jaringan lemak di payudara dan memerlukan perawatan jika kondisinya berlanjut dalam waktu lama, Bunda. Namun, untungnya ini tidak berbahaya dan dapat disembuhkan dengan pengobatan yang tepat.
11. Kanker payudara
Kanker payudara jarang terjadi saat masa menyusui berlangsung. Mungkin ini hanya terjadi pada sekitar 3 persen ibu selama masa menyusui.
"Sebagian besar benjolan payudara ternyata tidak serius. Namun, pada kesempatan langka, benjolan bisa menjadi kanker," tutur Murray.
Segera hubungi dokter apabila merasakan benjolan di payudara dan merasakan beberapa gejala berikut:
- Keluarnya cairan selain ASI dari puting
- Merasa nyeri payudara yang tidak hilang dengan sendirinya
- Kulit atau puting payudara jadi kemerahan atau bersisik
- Terjadi iritasi kulit
- Retraksi puting
- Bengkak, bahkan jika tidak ada benjolan
Mengatasi benjolan payudara saat menyusui
Tidak semua benjolan payudara membutuhkan pengobatan, seperti fibroadenoma yang jinak dan tak membahayakan. Beberapa benjolan mungkin juga akan mereda dengan sendirinya.
Meski begitu, ada beberapa cara yang bisa ibu menyusui lakukan di rumah untuk mengatasi benjolan pada payudara, di antaranya:
- Jika ibu menyusui menduga benjolan pada payudara disebabkan oleh saluran ASI yang tersumbat, maka kegiatan menyusui semestinya dapat untuk terus dilanjutkan. Dan jika menyusui menjadi hal yang menyakitkan, cobalah untuk mengganti posisi.
- Apabila bayi tak sepenuhnya berhasil mengeringkan payudara yang terdapat benjolan, maka gunakan tangan atau pompa ASI untuk mengeluarkan ASI demi mencegah penyumbatan yang lebih lanjut.
- Kompres kain basah hangat ke payudara yang sakit
- Mandi air hangat beberapa kali sehari, jika memungkinkan
- Pijat lembut payudara untuk membantu melepaskan sumbatan sebelum dan di antara waktu menyusui.
- Kompres dengan air es di area yang benjol setelah menyusui.
- Kenakan pakaian dalam atau bra longgar, yang tidak menyebabkan iritasi pada puting payudara.
"Hindari pakaian ketat dan bra ketat yang bisa memberi tekanan pada area yang terkena. Tekanan berlebih pada jaringan payudara yang lunak dapat menyebabkan mastitis," tutur Murray.
Jika pengobatan sudah dilakukan, namun benjolan tidak hilang dengan sendirinya setelah beberapa hari dan area di sekitar payudara ada benjolan berwarna merah dan ukurannya bertambah serta merasakan sakit yang luar biasa atau merasa sangat tidak nyaman, sebaiknya segera temui dokter untuk mendapatkan perawatan yang tepat. Adapun pilihan pengobatan untuk mengatasi benjolan pada payudara saat menyusui, yakni:
1. Fine needle draining
Ini merupakan prosedur sederhana dan tidak memakan banyak waktu, Bunda. Jika ada abses atau kista maka akan dikeringkan dengan cara ini.
2. Antibiotik
Benjolan akibat infeksi bakteri payudara bisa diobati dengan antibiotik.
3. Lumpektomi
Ini adalah prosedur pengobatan untuk mengangkat benjolan dengan pembedahan jika bersifat kanker.
4. Mastektomi
Mastektomi dilakukan untuk mengangkat jaringan payudara yang terkena kanker sebagai cara untuk mencegah kanker menyebar.
5. Kemoterapi dan radiasi
Jika benjolan telah didiagnosis sebagai kanker, maka dokter mungkin menyarankan kemoterapi atau radiasi. Kemungkinan serta dosis yang digunakan tergantung pada stadium kankernya.
Bunda, simak juga yuk tips mengencangkan payudara dalam video berikut ini: