MENYUSUI
Ibu Menyusui Ketika Sakit, Bagaimana Supaya Bayi Tak Tertular?
Annisa Afani | HaiBunda
Rabu, 16 Dec 2020 14:41 WIBMenyusui menjadi hal yang sangat penting, terutama dalam enam bulan pertama kehidupan bayi. Manfaat menyusui sangat banyak, mulai dari menurunkan risiko masalah pencernaan hingga terkait peningkatan perkembangan kognitif.
Namun tak jarang ibu khawatir untuk menyusui saat mereka dalam kondisi sakit. Mereka khawatir hal itu bisa menularkan infeksi atau membahayakan bayi yang disusuinya.
"Dalam kebanyakan kasus, menyusui saat ibu sakit tidak akan membahayakan bayi dengan cara apapun dan biasanya malah memberikan banyak manfaat daripada kerugian," kata perawat terdaftar, Kristina Duda, dikutip dari Very Well Health.
Bolehkan ibu menyusui saat sakit?
Beberapa ibu menyusui mungkin mengalami sakit, seperti flu dan pilek. Sakit ini menurut profesor klinis pediatri di Rumah Sakit Anak Universitas Vanderbilt, Catherine Dundon, termasuk yang paling menular. Jadi dalam waktu 12-24 jam sebelum menunjukkan gejala apapun, seorang ibu telah memaparkan virus kepada bayinya.
Untungnya, sang ibu juga membentuk antibodi terhadap penyakitnya dalam 4-5 hari, yang diberikan ibu kepada bayinya lewat air susu ibu (ASI). Sebab, sebagian besar virus memiliki masa inkubasi 5-7 hari, di mana ibu memberikan perlindungan antibodi kepada bayinya.
Dundon juga menyarankan agar para ibu menyusui tetap memberi ASI jika masih mampu secara fisik selama sakit. Karena satu-satunya alasan ibu yang sakit tidak boleh menyusui adalah jika terlalu lemah atau mengonsumsi obat yang dapat membahayakan bayinya.
"Jika dokter Anda meresepkan obat yang tidak aman untuk dikonsumsi saat menyusui, cari tahu apakah obat tersebut penting atau mintalah alternatif lain. Konsultasikan juga dengan dokter Anda sebelum Anda minum obat yang dijual bebas," kata Dundon, dikutip dari Parents.
Meskipun benar bahwa bayi yang disusui lebih berisiko terpapar penyakit ibu, karena kedekatan fisik. Namun ada beberapa keuntungan yang secara pasti diperoleh bayi jika ibu yang sakit tetap melanjutkan kegiatan menyusuinya.
Perlu untuk diketahui, menyusui memberikan nutrisi dan gizi seimbang pada bayi, serta meningkatkan bonding atau ikatan antara ibu-anak. Selain itu, bayi yang disusui ASI cenderung lebih jarang mengalami infeksi dan rawat inap dibandingkan bayi yang menyusu dengan susu formula.
Bahkan, jika ibu sakit, tubuhnya akan tetap memproduksi antibodi melawan penyakit yang dapat diberikan kepada bayi melalui ASI. Ini adalah adalah cara di mana sistem kekebalan bayi dibangun, yakni melalui transmisi antibodi dari ibu ke anak.
Hal yang sama juga berlaku untuk infeksi akibat bakteri, jamur, atau parasit umum lainnya yang mungkin didapat ibu menyusui, Bunda. Dalam sebagian besar kasus, mikroorganisme penyebab penyakit tidak akan ditularkan ke bayi melalui ASI, meskipun antibodi pertahanan dalam tubuh bayi tetap akan menerimanya.
Cara mencegah penularan penyakit ke bayi
Demi mencegah penularan penyakit yang diderita ibu ke bayi, ibu menyusui harus melakukan tindakan pencegahan, di antaranya:
- Sebelum menyusui, cuci tangan dengan sabun dan air mengalir setidaknya selama 20 detik.
- Jika batuk atau bersin, kenakan masker wajah selama menyusui.
- Cuci tangan sebelum memompa lalu bersihkan bagian pompa serta botol dengan tangan yang sudah dicuci setelah digunakan.
- Pertimbangkan untuk meminta orang lain memberi ASI perah kepada bayi.
"Ketika diberi makan (ASI) oleh pengasuh yang sehat, kemungkinan bayi tertular penyakit jadi lebih rendah," ujar Kristen Kelley, dokter pencegahan infeksi.
- Ibu yang sakit juga harus bertanya kepada dokter sebelum menyusui anak usia di bawah 3 minggu, Bunda. Karena bayi yang sangat muda begitu rentan terhadap infeksi dalam beberapa hari pertama kehidupannya.
Misalnya, seorang ibu yang sakit flu atau COVID-19 saat melahirkan, biasanya bayi akan dijauhkan sampai ibu tak lagi dapat menularkan penyakit tersebut. Atau jika memungkinkan, ibu menyusui harus mengenakan baju khusus sebagai pelindung, sarung tangan, dan masker saat ia melahirkan
"Memegang dan menyusui bayi yang baru lahir tidak disarankan selama ini (sakit)," Dundon.
Obat untuk ibu menyusui
Hampir setiap obat yang dijual bebas selalu membawa peringatan bagi ibu menyusui, Bunda. Sehingga akan lebih baik jika melakukan konsultasi dengan dokter sebelum minum obat apapun yang dibeli secara bebas.
Mengutip dari What to Expect, berikut beberapa obat yang boleh dikonsumsi selama ibu menyusui, yakni:
- Asetaminofen (Tylenol)
- Ibuprofen (Advil, Motrin)
- Antihistamin ( Claritin dan Benadryl)
- Dekongestan (Afrin, Allegra tetapi tidak yang mengandung pseudoefedrin, yang dapat menurunkan suplai ASI.
- Antibiotik
"Menurut American Academy of Pediatrics (AAP), jika antibiotik cukup aman digunakan pada bayi baru lahir, maka cukup aman juga digunakan pada ibu menyusui," ucap Duda.
Namun sebelum mengonsumsi obat, ibu menyusui sebaiknya meluangkan waktu untuk istirahat sebanyak mungkin untuk melawan flu. Cara ini bertujuan agar sistem kekebalan mendapat kesempatan untuk membunuh penyakit.
Selain beristirahat, berikut pengobatan dan cara yang dapat membantu untuk mengembalikan kesehatan ibu menyusui:
1. Konsumsi vitamin C
Vitamin ini dapat diperoleh dari beberapa jenis makanan dan buah seperti jeruk, jeruk keprok, grapefruit, stroberi, melon, kiwi, mangga, tomat, paprika, pepaya, brokoli, kubis merah dan bayam yang dapat meningkatkan sistem kekebalan
2. Tingkatkan kebutuhan zinc
Ini dapat diperoleh dari makanan seperti kalkun, daging sapi, babi, tiram matang, telur, yogurt, bibit gandum, dan oatmeal.
3. Tetap terhidrasi
Minumlah banyak cairan atau minuman hangat yang menenangkan seperti teh dan kaldu agar tubuh tetap terhidrasi. Dengan cara ini, tubuh dapat melawan penyakit untuk lebih cepat berlalu.
4. Gunakan humidifier
Udara kering bisa memperparah batuk flu dan batuk. Menggunakan humidifier ini berguna untuk untuk menjaga kelembapan udara di rumah dan dapat membantu meredakan batuk.
5. Coba saline
Ini berguna untuk menjaga agar saluran hidung tetap lembab dengan tetes garam, semprotan atau bilasan.
6. Pilih obat yang aman
Obat flu yang aman untuk dikonsumsi saat menyusui ada beragam, Bunda. Agar tak salah memilih, bicaralah dengan dokter sebelum mengonsumsi salah satunya.
"Jika ragu tentang keamanan obat selama kehamilan atau menyusui, baik yang diresepkan, dijual bebas, atau herbal, bicarakan dengan Obgyn Anda," tutur Duda.
Kapan harus berhenti menyusui saat ibu sakit?
Tentu saja, ada beberapa kondisi ibu menyusui yang mengharuskan untuk berhenti menyusui. Berhenti menyusui ini dapat dilakukan secara permanen atau sementara. Berikut beberapa kondisi yang disarankan bagi ibu untuk menghentikan menyusui bayinya:
Berhenti menyusui secara permanen
Kegiatan menyusui ASI harus dihentikan secara permanen apabila ibu mengalami hal berikut:
- Didiagnosis dengan HIV
- Terinfeksi virus limfotropik sel T manusia tipe I atau tipe II (HTLV-1 atau HTLV-2)
- Pengguna narkoba, namun masih diizinkan jika dalam program pengobatan metadon yang diawasi
- Bayi memiliki kelainan genetik langka yang disebut galaktosemia
- Ibu dicurigai mengidap virus Ebola
Berhenti menyusui sementara
Pemberian ASI harus dihentikan sementara waktu sampai dokter menyatakan aman untuk dilanjutkan apabila ibu menyusui:
- Memiliki lesi virus herpes simpleks (HSV) aktif pada payudara
- Menderita brucellosis yang tidak diobati
- Sedang menjalani tes diagnostik atau perawatan menggunakan obat-obatan radioaktif atau implan, termasuk scan PET dan brachytherapy
- Mengonsumsi obat tertentu
Berhenti menyusui secara langsung
Menyusui harus dihentikan untuk sementara waktu, meski begitu bayi tetap dapat diberi ASI, namun harus yang diperoleh dengan cara diperah terlebih dahulu. Kondisi ini harus dilakukan apabila:
- Ibu menderita tuberkulosis (TB) aktif yang tidak diobati
- Ibu terkena cacar air (virus varicella-zoster) sejak lima hari sebelum hingga dua hari setelah melahirkan bayinya.
Semoga informasi ini membantu ya, Bunda.
Bunda, simak juga yuk tips memperbanyak ASI saat menstruasi dalam video berikut: